Horor, Seprai Berusia 300 Tahun Disulam Pakai Rambut dari Kepala yang Dipenggal

Rabu, 16 Februari 2022 - 15:23 WIB
loading...
Horor, Seprai Berusia 300 Tahun Disulam Pakai Rambut dari Kepala yang Dipenggal
Puisi itu disulam oleh Anna Maria Radclyffe di atas kain linen tua untuk mengenang suaminya James, yang dipenggal karena pengkhianatan pada tahun 1716. Foto/Museum of London Docklands
A A A
LONDON - Museum London akan memamerkan seprai berusia 300 tahun yang bertuliskan puisi yang disulam dari rambut kepala manusia yang dipenggal. Puisi itu disulam oleh Anna Maria Radclyffe di atas kain linen tua untuk mengenang suaminya James, yang dipenggal karena pengkhianatan pada tahun 1716.

James yang merupakan Earl of Derwentwater ketiga dan cucu Charles II berusia 26 tahun ketika dieksekusi. James dipenggal karena keterlibatannya dalam pemberontakan Jacobite pertama, sebuah cerita yang diabadikan dalam novel tahun 1817 Sir Walter Scott, Rob Roy.

Dihiasi secara rumit dengan bunga, daun, dan karangan bunga besar berbentuk hati, di seprai itu tertulis: 'Sprei OFF MY Lord's Bed di Menara London yang malang Februari 1716 x Ann C dari Darwent=Waters+.'



Para ahli percaya bahwa rambut yang digunakan oleh Anna bisa berasal dari dirinya sendiri atau suaminya, atau kombinasi dari rambut mereka berdua.

Horor, Seprai Berusia 300 Tahun Disulam Pakai Rambut dari Kepala yang Dipenggal


Anna diizinkan untuk membawa pulang tubuh suaminya, termasuk kepalanya yang terpenggal usai eksekusi yang dilakukan pada 24 Februari 1716. Saat itu, Anna mengambil seikat rambut suaminya sebagai kenang-kenangan.

" Sprei bersulam ini adalah barang luar biasa, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk membuatnya," kata Beverley Cook, kurator di Museum London seperti dikutip Daily Mail, Rabu (16/2/2022).



Cook mengatakan, ini hanyalah salah satu dari banyak kisah pribadi dalam pameran yang mengungkapkan dampak eksekusi publik terhadap kehidupan warga London selama berabad-abad.

Seprai melewati beberapa generasi selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menjadi koleksi pribadi. Sprei itu diakuisisi oleh Museum London pada tahun 1934 tetapi belum pernah dipajang sebelumnya.

Para ahli mengatakan itu tidak hanya berbicara tentang kesedihan dan pengabdian pribadi seorang janda muda tetapi perannya dalam mengamankan ingatan suaminya di antara umat Katolik yang berusaha memulihkan dinasti Stuart.

Pemberontakan Jacobite Pertama dianggap sebagai Kebangkitan 1715 dalam deposisi Raja Katolik James II. Khawatir dinasti Katolik berkembang besar, pemerintahan Protestan Inggris mengirim menantu James, William of Orange untuk melakukan invasi.



James panik dan melarikan diri ke Prancis. Sementara Parlemen Inggris menggantikan posisi James ke William dan istrinya Ratu Mary.

James kemudian mencoba untuk merebut kembali tahtanya, melalui pemberontakan pertama yang dikenal sebagai Jacobite pada tahun 1689. Namun upaya ini gagal dan James dieksekusi dengan cara dipenggal.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1714 seconds (0.1#10.140)