Perang Rusia Ukraina, Ini Hal Buruk Jika Moskow Ledakkan Pembangkit Nuklir Chernobyl
loading...
A
A
A
KIEV - Sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan dampak pertempuran di Kota Chernobyl akan memengaruhi kekuatan beton yang menahan limbah radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah ditutup itu. Apalagi kalau sampai ada ledakan besar yang bisa membuat limbah radioaktif menyebar hingga Eropa.
Laporan terakhir menyebutkan pasukan Rusia telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. yang masih mengandung limbah nuklir. Saat ini limbah radioaktif dilindungi dengan benteng beton kuat agar radiasi tidak menyebar.
"Tentara kami memberikan hidup mereka sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tweeted beberapa jam sebelum pembangkit listrik direbut pasukan Rusia, Kamis 24 Februari 2022.
Dilansir Live Science, Sabtu (26/2/2022), Chernobyl adalah lokasi dari empat reaktor nuklir, tiga di antaranya telah dinonaktifkan. Reaktor keempat adalah sumber ledakan bersejarah pada tahun 1986 yang membuat Chernobyl menjadi kota hantu.
Reaktor itu sekarang dilindungi oleh benteng beton bagian dalam dan cangkang luar baru seberat 32.000 ton. Meskipun reaktor tertutup, radiasi telah mencemari seluruh situs.
Setelah pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina, lusinan elemen radioaktif terlepas ke udara. Beberapa di antaranya dianggap paling berbahaya bagi kehidupan, termasuk isotop yodium 131, strontium 90, cesium 134 dan cesium 137.
Isotop strontium dan cesium memiliki waktu paruh yang cukup lama sehingga mereka masih bertahan di lokasi tersebut, menurut Badan Energi Atom Internasional.
Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir di Union of Concerned Scientists, Edwin Lyman mengatakan, struktur beton yang dibuat untuk melokalisir limbah radioaktif agar tidak keluar dibuat dengan sangat kuat.
"Kecuali jika pasukan Rusia sengaja meledakkan dengan bom yang kuat. Sulit bagi saya untuk membayangkan konsekuensi dari tindakan seperti itu," tambah Lyman.
Lyman mengatakan, kekhawatiran paling serius adalah penyimpanan basah bahan bakar bekas reaktor karena itu mungkin jumlah bahan radioaktif paling terkonsentrasi di lokasi.
"Umumnya, bahan bakar nuklir bekas masih memiliki panas peluruhan. Jadi jika disimpan di gudang basah, harus ada cara untuk menghilangkan panas itu," ujarnya.
Kekhawatiran yang lebih baru melibatkan peningkatan tingkat radiasi di sekitar fasilitas. Ini terjadi kemungkinan besar akibat debu radioaktif yang dilintasi kendaraan militer.
"Kalau resuspensi debu, ini umumnya radiasi yang tidak terlalu menyebar. Itu mungkin menyebabkan peningkatan sementara radiasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Lyman.
Meskipun demikian, Lyman menganggap peristiwa ini menunjukkan bahwa rencana pembangkit listrik tenaga nuklir perlu mempertimbangkan kemungkinan perang. "Potensi pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menjadi target pada masa perang adalah sesuatu yang benar-benar perlu dipertimbangkan," kata Lyman.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Laporan terakhir menyebutkan pasukan Rusia telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. yang masih mengandung limbah nuklir. Saat ini limbah radioaktif dilindungi dengan benteng beton kuat agar radiasi tidak menyebar.
"Tentara kami memberikan hidup mereka sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tweeted beberapa jam sebelum pembangkit listrik direbut pasukan Rusia, Kamis 24 Februari 2022.
Dilansir Live Science, Sabtu (26/2/2022), Chernobyl adalah lokasi dari empat reaktor nuklir, tiga di antaranya telah dinonaktifkan. Reaktor keempat adalah sumber ledakan bersejarah pada tahun 1986 yang membuat Chernobyl menjadi kota hantu.
Reaktor itu sekarang dilindungi oleh benteng beton bagian dalam dan cangkang luar baru seberat 32.000 ton. Meskipun reaktor tertutup, radiasi telah mencemari seluruh situs.
Setelah pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina, lusinan elemen radioaktif terlepas ke udara. Beberapa di antaranya dianggap paling berbahaya bagi kehidupan, termasuk isotop yodium 131, strontium 90, cesium 134 dan cesium 137.
Isotop strontium dan cesium memiliki waktu paruh yang cukup lama sehingga mereka masih bertahan di lokasi tersebut, menurut Badan Energi Atom Internasional.
Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir di Union of Concerned Scientists, Edwin Lyman mengatakan, struktur beton yang dibuat untuk melokalisir limbah radioaktif agar tidak keluar dibuat dengan sangat kuat.
"Kecuali jika pasukan Rusia sengaja meledakkan dengan bom yang kuat. Sulit bagi saya untuk membayangkan konsekuensi dari tindakan seperti itu," tambah Lyman.
Lyman mengatakan, kekhawatiran paling serius adalah penyimpanan basah bahan bakar bekas reaktor karena itu mungkin jumlah bahan radioaktif paling terkonsentrasi di lokasi.
"Umumnya, bahan bakar nuklir bekas masih memiliki panas peluruhan. Jadi jika disimpan di gudang basah, harus ada cara untuk menghilangkan panas itu," ujarnya.
Kekhawatiran yang lebih baru melibatkan peningkatan tingkat radiasi di sekitar fasilitas. Ini terjadi kemungkinan besar akibat debu radioaktif yang dilintasi kendaraan militer.
"Kalau resuspensi debu, ini umumnya radiasi yang tidak terlalu menyebar. Itu mungkin menyebabkan peningkatan sementara radiasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Lyman.
Meskipun demikian, Lyman menganggap peristiwa ini menunjukkan bahwa rencana pembangkit listrik tenaga nuklir perlu mempertimbangkan kemungkinan perang. "Potensi pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menjadi target pada masa perang adalah sesuatu yang benar-benar perlu dipertimbangkan," kata Lyman.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ysw)