Ini Dampak Mengerikan Jika Reaktor Nuklir Chernobyl Dibom

Senin, 28 Februari 2022 - 09:50 WIB
loading...
Ini Dampak Mengerikan...
Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang dikuasai militer Rusia dapat menjadi ancaman serius karena masih mengandung limbah nuklir. Foto/Live Science
A A A
KIEV - Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang dikuasai militer Rusia dapat menjadi ancaman serius karena masih mengandung limbah nuklir . Bagaimana dampaknya jika bekas reaktor nuklir itu dibom?

Chernobyl adalah lokasi dari empat reaktor nuklir, tiga di antaranya telah dinonaktifkan. Sedangkan reaktor nuklir keempat sudah meledak pada tahun 1986 dan menimbulkan malapetaka besar.

Reaktor Chernobyl sekarang dilindungi oleh sarkofagus beton di bagian dalam dan cangkang luar baru seberat 32.000 ton. Sebab, bahan bakar nuklir bekas dari reaktor masih tersimpan di sana, bersama dengan limbah radioaktif dari peralatan yang terkontaminasi.



Meskipun reaktor tertutup, radiasi telah mencemari seluruh situs bekas pembangkit listrik tenaga nuklir itu. Ada lusinan elemen radioaktif diluncurkan ke udara selama krisis, dengan beberapa di antaranya dianggap paling berbahaya bagi kehidupan.

Di antaranya, isotop yodium 131, strontium 90, cesium 134, dan cesium 137. Badan Energi Atom Internasional menyebutkan isotop strontium dan cesium memiliki waktu paruh yang cukup lama untuk meluruh sehingga masih bertahan di area tersebut.

Setelah Chernobyl dikuasai militer Rusia, beberapa tokoh menyatakan ketakutan bekas situs nuklir dihancurkan sehingga dapat menyebarkan bahan radioaktif melampaui zona eksklusi Chernobyl, bahkan menjangkau negara yang bertetangga dengan Ukraina.

"Jika akibat serangan artileri penjajah, fasilitas penyimpanan limbah nuklir dihancurkan, debu radioaktif dapat menutupi wilayah Ukraina, Belarus, dan negara-negara Uni Eropa [Uni Eropa]!" kata Anton Gerashchenko, seorang penasihat dan mantan wakil menteri Dalam Negeri Ukraina, melalui laman facebook pada Kamis 24 Februari 2022.

Apa benar dampaknya sedemikian mengerikan? Edwin Lyman, Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir di Union of Concerned Scientists, mengatakan perusakan fasilitas nuklir pasti memberikan konsekuensi serius. Namun, dia menjelaskan dampaknya tidak seperti yang digambarkan Anton Gerashchenko.

"Sulit bagi saya untuk membayangkan konsekuensi seperti itu. Bahkan jika ada penembakan yang tidak disengaja mengenai struktur kurungan itu, saya pikir akan membutuhkan (kekuatan) lebih dari itu untuk memobilisasi sejumlah besar bahan radioaktif," kata Lyman kepada Live Science yang dikutip SINDOnews, Senin (28/2/2022).


Ini Dampak Mengerikan Jika Reaktor Nuklir Chernobyl Dibom


Begitu juga soal kenaikan tingkat radiasi gamma sebesar 20 kali dari biasanya setelah terjadi pertempuran antara militer Rusia dan Ukraina, Lyman menyebutkan, kondisi itu tidak terlalu menjadi ancaman. Peningkatan itu diperkirakan akibat debu radioaktif yang beterbangan akibat aktivitas kendaraan dan personel militer, yang sifatnya sementara.

"Kalau resuspensi debu, ini umumnya barang yang tidak terlalu mobile, atau akan tertiup angin. Jadi mungkin partikel tanah yang lebih berat yang tidak menyebar terlalu jauh. Tingkat dosis (kenaikan) yang ditemukan tidak jauh lebih besar dari kondisi biasa di daerah itu, meskipun jika dibandingkan daerah normal di seluruh dunia radiasinya sekitar seratus kali," katanya.



Lyman menyebutkan peningkatan sementara seperti itu mungkin tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Sehingga radiasi di Chernobyl tidak mengancam keselamatan tentara yang berada di sana, apalagi hanya dalam waktu sebentar bertugas di sana.

“Jika [pasukan] tidak menghabiskan banyak waktu di daerah itu, itu tidak akan berdampak signifikan pada kesehatan mereka, dibandingkan dengan ancaman kematian dalam perang," katanya.

Kejadian ini, kata Lyman, harus menjadi pertimbangan penting dalam rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Faktor terjadi perang jadi pertimbangan penting, karena reaktor nuklir menjadi ancaman serius bagi kesemalatan saat pecah perang.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1678 seconds (0.1#10.140)