Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya
loading...
A
A
A
“Jadi prosedurnya disesuaikan dengan kesepakatan sebelum misi dijalankan. Bisa juga prosedurnya disesuaikan dengan kebiasaan atau tradisi suatu negara atau kepercayaan dan keyakinan setiap individu,” ujarnya.
Dalam perjalanan pulang pergi ke Mars, yang akan memakan waktu bertahun-tahun, opsi yang mungkin dilakukan terhadap jenazah orang yang meninggal akan dibekukan di ruang angkasa untuk mengurangi beratnya. Tujuannya agar membuatnya lebih mudah untuk disimpan dalam perjalanan kembali ke Bumi.
Ada juga opsi untuk membuang jenazah orang yang meninggal di ruang angkasa, seperti dalam film Star Trek ketika tubuh Spock dibuang ke luar angkasa. Ini mungkin opsi yang tidak diinginkan dalam kehidupan nyata.
Negara-negara yang punya aktivitas di luar angkasa mungkin keberatan memiliki mayat manusia yang mengambang di antariksa. Ini dapat menambah masalah dengan banyaknya sampah atau puing-puing luar angkasa. Keluarga almarhum mungkin juga lebih menginginkan jenazah orang yang mereka cintai dikembalikan ke Bumi.
Kemudian menguburkan jenazah orang yang meninggal di wilayah koloni planet tertentu juga bukan perkara mudah. Memakamkan jenazah di planet lain, mungkin secara biologis dapat mencemari planet itu. Proses kremasi juga cenderung mencemari, dan bisa menghabiskan banyak sumber energi.
“Pada waktunya, tidak diragukan lagi akan ada solusi teknis untuk penangganan jenazah orang yang meninggal di luar angkasa. Tentu, masalah etika seputar kematian di luar angkasa melintasi batas-batas antropologis, hukum, dan budaya,” pungkasnya.
Dikutip dari laman popularmechanics, sejauh ini, belum ada kasus individu yang meninggal karena sebab alami di luar angkasa. Ada 18 kasus kematian astronot, tetapi semuanya akibat bencana atau kecelakaan dari aktivitas atau misi luar angkasa.
Pesawat ulang-alik Columbia (tujuh kematian, pecah akibat kegagalan struktural), pesawat ulang-alik Challenger (tujuh kematian, hancur saat peluncuran), Soyuz 11 (tiga kematian, ventilasi udara robek saat turun, dan satu-satunya kematian yang secara teknis terjadi di luar angkasa ), Soyuz 1 (satu kematian, kegagalan parasut kapsul saat masuk kembali).
Dalam perjalanan pulang pergi ke Mars, yang akan memakan waktu bertahun-tahun, opsi yang mungkin dilakukan terhadap jenazah orang yang meninggal akan dibekukan di ruang angkasa untuk mengurangi beratnya. Tujuannya agar membuatnya lebih mudah untuk disimpan dalam perjalanan kembali ke Bumi.
Ada juga opsi untuk membuang jenazah orang yang meninggal di ruang angkasa, seperti dalam film Star Trek ketika tubuh Spock dibuang ke luar angkasa. Ini mungkin opsi yang tidak diinginkan dalam kehidupan nyata.
Negara-negara yang punya aktivitas di luar angkasa mungkin keberatan memiliki mayat manusia yang mengambang di antariksa. Ini dapat menambah masalah dengan banyaknya sampah atau puing-puing luar angkasa. Keluarga almarhum mungkin juga lebih menginginkan jenazah orang yang mereka cintai dikembalikan ke Bumi.
Kemudian menguburkan jenazah orang yang meninggal di wilayah koloni planet tertentu juga bukan perkara mudah. Memakamkan jenazah di planet lain, mungkin secara biologis dapat mencemari planet itu. Proses kremasi juga cenderung mencemari, dan bisa menghabiskan banyak sumber energi.
“Pada waktunya, tidak diragukan lagi akan ada solusi teknis untuk penangganan jenazah orang yang meninggal di luar angkasa. Tentu, masalah etika seputar kematian di luar angkasa melintasi batas-batas antropologis, hukum, dan budaya,” pungkasnya.
Dikutip dari laman popularmechanics, sejauh ini, belum ada kasus individu yang meninggal karena sebab alami di luar angkasa. Ada 18 kasus kematian astronot, tetapi semuanya akibat bencana atau kecelakaan dari aktivitas atau misi luar angkasa.
Pesawat ulang-alik Columbia (tujuh kematian, pecah akibat kegagalan struktural), pesawat ulang-alik Challenger (tujuh kematian, hancur saat peluncuran), Soyuz 11 (tiga kematian, ventilasi udara robek saat turun, dan satu-satunya kematian yang secara teknis terjadi di luar angkasa ), Soyuz 1 (satu kematian, kegagalan parasut kapsul saat masuk kembali).
(wib)