Ini Perbedaan Rudal Patriot Amerika dan S-400 Rusia, Mana Lebih Unggul?

Senin, 21 Maret 2022 - 16:03 WIB
loading...
Ini Perbedaan Rudal Patriot Amerika dan S-400 Rusia, Mana Lebih Unggul?
Sebelah kiri sistem rudal Patriot buatan Amerika Serikat dan kanan sistem rudal S-400 buatan Rusia. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Di tengah memanasnya peperangan di Ukraina , sejumlah negara NATO mengirimkan rudal Patriot buatan Amerika untuk menangkal serangan udara Rusia. Saat ini rudal Patriot sudah dikirim ke Slovakia yang mempunyai perbatasan langsung dengan Ukraina.

Rudal Patriot adalah salah satu tameng tercanggih yang dimiliki Amerika untuk menangkal serangan rudal dari luar. Sejauh ini Rudal Patriot sudah digunakan di Timur Tengah, terutama ketika AS menginvasi Irak.

Dikutip dari Bulagrian Military, Rudal Patriot yang dikembangkan sejak tahun 1963 memang dirancang untuk melindungi pusat administrasi dan industri besar, pangkalan militer dari serangan udara.

Uji terbang pertama roket berlangsung pada Februari 1970 dan pada 11 Januari 1974. Ini adalah rudal pertama yang melakukan manuver panduan untuk menangkis serangan udara yang diperintah dari radar di darat.



Sistem rudal Patriot mampu secara bersamaan mendeteksi dan mengidentifikasi lebih dari 100 target udara sekaligus. Sistemnya akan terus melacak, menyiapkan data awal untuk menembak, meluncurkan, dan mengarahkan hingga tiga rudal untuk setiap target.

Rudal Patriot menggunakan baterai anti-pesawat termasuk 4-8 peluncur (PU) dengan masing-masing empat rudal. Baterai adalah subunit taktis yang dapat secara mandiri melakukan misi tempur. Paling sering, baterai digunakan sebagai bagian dari divisi.

Sistem persenjataan penangkis serangan udara dengan kemampuan tempur yang tinggi ini kini digunakan angkatan bersenjata Amerika Serikat serta sejumlah negara-negara NATO.

Tak kalah dengan Amerika Serikat, Rusia juga memiliki pertahanan rudal canggih S-400 Triumf. Sistem senjata anti-pesawat ini dikembangkan pada 1990-an di Rusia oleh Biro Desain Pusat Almaz sebagai modernisasi dari rudal S-300.



Telah digunakan oleh Angkatan Bersenjata Federasi Rusia sejak 2007, S-400 menggunakan empat rudal berbeda untuk menuju sasarannya. Untuk jarak sangat jauh 40N6 (400 km), jarak jauh 48N6 (250 km), jarak menengah. 9M96E2 (120 km) dan 9M96E jarak pendek (40 km).

Satu sistem yang berisi hingga 8 divisi (divisi) dapat mengontrol hingga 72 peluncur, dengan maksimum 384 rudal, termasuk rudal dengan jangkauan kurang dari 250 km.

Rudal diluncurkan menggunakan sistem gas dari tabung peluncuran hingga 30 meter ke udara sebelum mesin roket menyala, yang meningkatkan maksimum dan mengurangi jangkauan minimum.

Pada bulan April 2015, sebuah bom uji roket berhasil dilakukan pada target udara pada jarak 400 km. Tes yang membawa 40N6 jarak jauh mungkin hanya dapat menampung dua rudal, bukan empat rudal biasa karena ukurannya yang lebih besar.



Tes lain mencatat rudal 9M96 menggunakan radar pelacak aktif, mencapai ketinggian 56 km. Semua rudal dilengkapi dengan hulu ledak tinggi untuk meningkatkan kemungkinan penghancuran total target.

Selain bisa menangkal serangan udara, sistem rudal anti-pesawat S-400 juga dapat digunakan terhadap target darat. Bahkan S-400 mampu mencegat rudal jelajah dalam jarak sekitar 40 km karena jalur ketinggiannya yang rendah.

Sistem S-400 juga dilengkapi dengan Omnidirectional untuk mendeteksi semua jenis pesawat, termasuk yang memiliki observable rendah. Rudal anti serangan udara Rusia ini juga mampu mendeteksi target di ketinggian maksimum 100 km dan dari semua sisi.

Bisa dibilang, tidak ada celah sedikit pun yang bisa menembus sistem rudal S-400 milik Rusia karena bisa menjangkau target di darat.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2786 seconds (0.1#10.140)