Dihantam Gelombang Panas Bersamaan, Suhu di Kutub Utara dan Selatan Meroket

Rabu, 23 Maret 2022 - 14:30 WIB
loading...
Dihantam Gelombang Panas...
Fenomena alam ini belum pernah terjadi sebelumnya, gelombang panas simultan menghantam wilayah kutub utara dan kutub selatan secara bersamaan. Foto/Live Science
A A A
VOSTOK - Fenomena alam ini belum pernah terjadi sebelumnya, gelombang panas simultan menghantam wilayah kutub utara dan kutub selatan secara bersamaan. Kejadian ini membuat khawatir karena mengakibatkan kenaikan suhu meroket 30 derajat celcius.

Para ahli mengatakan suhu ekstrem seperti itu tidak dapat semata-mata dikaitkan dengan perubahan iklim. Namun, fenomena alam yang tidak biasa ini tetap harus diwaspadai karena menyebabkan perubahan "dramatis" dan "mengkhawatirkan."

Laporan Associated Press (AP) pada Jumat 18 Maret 2022 yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, suhu di Antartika atau Kutub Selatan menjadi lebih hangat rata-rata 4,8 derajat Celcius. Suhu tertinggi tercatat adalah 7 derajat Celcius di Stasiun Zucchelli pesisir di Teluk Terra Nova.



Perbedaan suhu terbesar tercatat di Concordia Research Station, yang terletak lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut. Para peneliti mengukur suhu puncak mencapai 12,2 derajat Celcius atau hampir 40 derajat Celcius di atas suhu rata-rata.

Di tempat lain, di Stasiun Vostok Rusia, yang pada tahun 1983 mengalami rekor suhu terendah di dunia pada minus 89,2 derajat Celcius, suhu naik menjadi minus 17,7 derajat Celcius. Kondisi ini, mengalahkan suhu tertinggi sepanjang masa di Vostok sekitar 15 derajat Celcius.

Kondisi serupa juga terjadi di Kutub Utara, suhu rata-rata pada hari yang sama adalah 3,3 derajat Celcius. Suhu ini lebih tinggi dari biasanya atau naik 30 derajat Celcius di atas normal. Para ahli mengatakan sangat jarang melihat kenaikan suhu yang tinggi di kedua wilayah kutub pada saat yang sama.



Sebab, kedua kutub itu memiliki musim yang kontras; saat musim semi tiba di Belahan Bumi Utara, Arktik baru mulai mencair. Sementara Antartika mulai membeku setelah berbulan-bulan musim panas mencair.

"Anda tidak melihat [kutub] utara dan selatan keduanya mencair pada saat yang sama. Ini jelas kejadian yang tidak biasa," kata Walt Meier, peneliti senior di Pusat Data Salju dan Es Nasional di Boulder, Colorado. Amerika Serikat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1137 seconds (0.1#10.140)