Perang Rusia Ukraina Hancurkan Kolaborasi Penelitian Arktik
loading...
A
A
A
EDMONTON - Perang Rusia Ukraina telah mengganggu hubungan internasional di seluruh dunia, termasuk kolaborasi penelitian ilmiah tentang Arktik yang telah terjalin puluhan tahun. Akibat perang ilmuwan Rusia dilarang melakukan kolaborasi internasional, termasuk survei di laut dan konferensi ilmiah.
Direktur Eksekutif Institut Arktik Amerika Utara Universitas Calgary, Alberta, Amerika Serikat (AS), Maribeth Murray mengatakan, perang telah membawa kekacauan dan ketidakpastian bagi komunitas ilmiah yang membutuhkan kolaborasi internasional. Apalagi Rusia, menguasai 50 persen garis pantai Arktik dunia, adalah mitra kunci dalam ilmu pengetahuan Arktik.
“Kami memiliki sejumlah besar ilmuwan yang datang dari Rusia. Saya tidak bisa menyebutkan bidang di mana mereka tidak terlibat,” kata Murray dikutip SINDOnews dari laman hakaimagazine, Senin (28/3/2022).
Murray telah merasakan dampak perang pada penelitian Arktik melalui perannya sebagai koordinator untuk Arctic Observing Summit, pertemuan dua tahunan yang diadakan minggu ini di Troms, Norwegia. Pertemuan tersebut menyatukan para ilmuwan internasional untuk berbagi temuan, bertukar ide, dan memandu pengembangan berkelanjutan dari jaringan pengamatan pan-Arktik jangka panjang.
Jaringan ini bertujuan untuk memahami perubahan sistemik di seluruh Kutub Utara dan menginformasikan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, KTT tahun ini dan Pekan KTT Sains Arktik yang menjadi bagian lebih luas, sekarang tertutup bagi para ilmuwan dari lembaga dan organisasi Rusia.
Komite Sains Arktik Internasional, yang menjadi tuan rumah acara tersebut, merilis sebuah pernyataan yang menegaskan komitmennya untuk “kerja sama ilmiah yang damai antar negara,” tetapi menyatakan “tidak dapat berjalan seperti biasa” karena perang.
Di Teluk Alaska, penelitian internasional yang dilakukan tim Rusia, Kanada, dan Amerika untuk mempelajari habitat salmon kritis sebagai bagian dari Tahun Salmon Internasional (IYS) juga telah terganggu. Perang telah mencegah tim peneliti Rusia mengambil sampel perairan AS dan menciptakan titik kosong data tentang wilayah yang membentang ratusan kilometer persegi.
Untuk saat ini, Mark Saunders, yang mengoordinasikan proyek IYS di Pasifik, sedang berusaha menyewa kapal untuk mengumpulkan data yang hilang. Namun dia mengatakan masih ada kebutuhan jangka panjang untuk menghadapi Rusia, karena habitat salmon meluas ke perairan Rusia dan diperkirakan akan bergeser ke utara ke Kutub Utara.
Di seberang Arktik, kemitraan dengan ilmuwan Rusia untuk mempelajari beruang kutub, paus, walrus, dan banyak lagi semuanya membeku. Dalam banyak kasus, pemutusan hubungan memengaruhi penelitian tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi sumber daya makanan yang penting bagi masyarakat Arktik.
Direktur Eksekutif Institut Arktik Amerika Utara Universitas Calgary, Alberta, Amerika Serikat (AS), Maribeth Murray mengatakan, perang telah membawa kekacauan dan ketidakpastian bagi komunitas ilmiah yang membutuhkan kolaborasi internasional. Apalagi Rusia, menguasai 50 persen garis pantai Arktik dunia, adalah mitra kunci dalam ilmu pengetahuan Arktik.
“Kami memiliki sejumlah besar ilmuwan yang datang dari Rusia. Saya tidak bisa menyebutkan bidang di mana mereka tidak terlibat,” kata Murray dikutip SINDOnews dari laman hakaimagazine, Senin (28/3/2022).
Murray telah merasakan dampak perang pada penelitian Arktik melalui perannya sebagai koordinator untuk Arctic Observing Summit, pertemuan dua tahunan yang diadakan minggu ini di Troms, Norwegia. Pertemuan tersebut menyatukan para ilmuwan internasional untuk berbagi temuan, bertukar ide, dan memandu pengembangan berkelanjutan dari jaringan pengamatan pan-Arktik jangka panjang.
Jaringan ini bertujuan untuk memahami perubahan sistemik di seluruh Kutub Utara dan menginformasikan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, KTT tahun ini dan Pekan KTT Sains Arktik yang menjadi bagian lebih luas, sekarang tertutup bagi para ilmuwan dari lembaga dan organisasi Rusia.
Komite Sains Arktik Internasional, yang menjadi tuan rumah acara tersebut, merilis sebuah pernyataan yang menegaskan komitmennya untuk “kerja sama ilmiah yang damai antar negara,” tetapi menyatakan “tidak dapat berjalan seperti biasa” karena perang.
Di Teluk Alaska, penelitian internasional yang dilakukan tim Rusia, Kanada, dan Amerika untuk mempelajari habitat salmon kritis sebagai bagian dari Tahun Salmon Internasional (IYS) juga telah terganggu. Perang telah mencegah tim peneliti Rusia mengambil sampel perairan AS dan menciptakan titik kosong data tentang wilayah yang membentang ratusan kilometer persegi.
Untuk saat ini, Mark Saunders, yang mengoordinasikan proyek IYS di Pasifik, sedang berusaha menyewa kapal untuk mengumpulkan data yang hilang. Namun dia mengatakan masih ada kebutuhan jangka panjang untuk menghadapi Rusia, karena habitat salmon meluas ke perairan Rusia dan diperkirakan akan bergeser ke utara ke Kutub Utara.
Di seberang Arktik, kemitraan dengan ilmuwan Rusia untuk mempelajari beruang kutub, paus, walrus, dan banyak lagi semuanya membeku. Dalam banyak kasus, pemutusan hubungan memengaruhi penelitian tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi sumber daya makanan yang penting bagi masyarakat Arktik.
(wib)