Kisah Mengerikan Korban Radiasi Eksperimen Nuklir Tokaimura Jepang
loading...
A
A
A
TOKYO - Insiden mengerikan terjadi di reaktor eksperimen nuklir Tokaimura, Jepang, pada tanggal 30 September 1999 ketika reaksi berantai yang memicu bahan radioaktif jadi tidak terkendali. Ini menjadi kecelakaan nuklir terburuk di Jepang.
Selama 20 jam usai insiden itu, 49 orang di dalam reaktor terpapar pada tingkat radiasi yang berbahaya. Di antara korban adalah Hisashi Ouchi, yang saat itu berusia 35 tahun. Pria ini terkena radiasi di level 17 sieverts (Sv) atau 10 Sv lebih banyak dari dosis mematikan.
Upaya medis dilakukan untuk menyelamatkan nyawa teknisi tersebut, tetapi efek radiasi yang menghancurkan pada tubuhnya akhirnya membunuhnya 83 hari kemudian.
Kecelakaan itu terjadi di pabrik persiapan bahan bakar kecil di Prefektur Ibaraki yang memasok penelitian khusus dan reaktor eksperimental, yang dioperasikan oleh JCO. Sebelumnya reaktor itu dioperasikan oleh Japan Nuclear Fuel Conversion Co.), lapor Asosiasi Nuklir Dunia.
Mereka yang terkena radiasi awalnya sedang mempersiapkan bahan bakar untuk reaktor dengan mencampur 2,4 kilogram uranium yang diperkaya dengan asam nitrat.
Prosedur berbahaya seharusnya dilakukan di tangki pelarutan, dengan prosedur persiapan bahan bakar nuklir yang disetujui. Tetapi para pekerja telah diinstruksikan untuk mengikuti prosedur berbeda yang belum disetujui.
Mereka mencampur 16 kilogram bahan fisil dalam ember stainless steel dengan cara manual. “Uranium mencapai massa kritis pada 10:35 dan memicu reaksi berantai yang tidak terkendali yang memancarkan radiasi selama hampir 20 jam,” lapor BMJ seperti dilansir IFL Science, Jumat (1/4/2022).
Tiga teknisi yang melakukan pekerjaan itu melaporkan melihat kilatan biru, ini adalah radiasi Cerenkov yang dipancarkan selama reaksi kritis sebelum mereka pingsan karena mual. "Mereka diselamatkan oleh rekan-rekannya dan dibawa ke rumah sakit setempat oleh layanan darurat,” katanya.
Selama 20 jam usai insiden itu, 49 orang di dalam reaktor terpapar pada tingkat radiasi yang berbahaya. Di antara korban adalah Hisashi Ouchi, yang saat itu berusia 35 tahun. Pria ini terkena radiasi di level 17 sieverts (Sv) atau 10 Sv lebih banyak dari dosis mematikan.
Upaya medis dilakukan untuk menyelamatkan nyawa teknisi tersebut, tetapi efek radiasi yang menghancurkan pada tubuhnya akhirnya membunuhnya 83 hari kemudian.
Kecelakaan itu terjadi di pabrik persiapan bahan bakar kecil di Prefektur Ibaraki yang memasok penelitian khusus dan reaktor eksperimental, yang dioperasikan oleh JCO. Sebelumnya reaktor itu dioperasikan oleh Japan Nuclear Fuel Conversion Co.), lapor Asosiasi Nuklir Dunia.
Mereka yang terkena radiasi awalnya sedang mempersiapkan bahan bakar untuk reaktor dengan mencampur 2,4 kilogram uranium yang diperkaya dengan asam nitrat.
Prosedur berbahaya seharusnya dilakukan di tangki pelarutan, dengan prosedur persiapan bahan bakar nuklir yang disetujui. Tetapi para pekerja telah diinstruksikan untuk mengikuti prosedur berbeda yang belum disetujui.
Mereka mencampur 16 kilogram bahan fisil dalam ember stainless steel dengan cara manual. “Uranium mencapai massa kritis pada 10:35 dan memicu reaksi berantai yang tidak terkendali yang memancarkan radiasi selama hampir 20 jam,” lapor BMJ seperti dilansir IFL Science, Jumat (1/4/2022).
Tiga teknisi yang melakukan pekerjaan itu melaporkan melihat kilatan biru, ini adalah radiasi Cerenkov yang dipancarkan selama reaksi kritis sebelum mereka pingsan karena mual. "Mereka diselamatkan oleh rekan-rekannya dan dibawa ke rumah sakit setempat oleh layanan darurat,” katanya.