Ilmuwan AS Temukan Alat Pendeteksi Kanker dan Tumor dengan Radiasi Nuklir Cerenkov
loading...
A
A
A
NEW YORK - Peneliti kanker di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City menemukan alat pendeteksi kanker dan tumor dengan radiasi Cerenkov. Prototipe mesin pencitraan dalam eksperimen astrofisika dan reaktor nuklir akan menunjukkan cahaya kebiruan ketika mendeteksi kanker atau tumor.
Para peneliti dalam di Nature Biomedical Engineering tanggal 11 April 2022 mengatakan, radiasi Cerenkov berhasil menangkap keberadaan lokasi tumor dan kanker pada pasien dengan menunjukkan cahaya kebiruan.
Radiasi Cerenkov dihasilkan oleh partikel berkecepatan tinggi yang bergerak lebih cepat dari cahaya melalui bahan, seperti jaringan tubuh. Dalam pencitraan pendaran Cerenkov atau CLI, partikel yang dilepaskan oleh pelacak radio menyebabkan jaringan target bergetar dan rileks dengan cara memancarkan cahaya, yang kemudian ditangkap oleh kamera.
“Jika dibandingkan dengan pemindaian tumor standar, gambar cahaya Cerenkov diklasifikasikan sebagai dapat diterima atau lebih tinggi keakuratannya untuk 90 persen pasien,” kata Magdalena Skubal, peneliti kanker di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City dikutip SINDOnews dari laman Sciencenews, Rabu (20/4/2022).
Antara Mei 2018 dan Maret 2020, dalam uji klinis terbesar dari jenisnya hingga saat ini, 96 peserta menjalani CLI dan pencitraan standar, seperti positron emission tomography/computed tomography, atau PET/CT. Peserta dengan berbagai diagnosis, termasuk limfoma, kanker tiroid, dan kanker prostat metastatik, menerima satu dari lima pelacak radio dan kemudian dicitrakan oleh prototipe - kamera dalam wadah kedap cahaya.
Skubal dan rekan menemukan bahwa CLI mendeteksi semua pelacak radio, menunjukkan bahwa teknologi ini lebih fleksibel daripada pemindaian PET/CT, yang bekerja hanya dengan beberapa pelacak radio. Gambar CLI tidak setepat gambar dari PET/CT scan.
“Tetapi CLI dapat digunakan sebagai tes diagnostik awal atau untuk menilai ukuran umum tumor yang menjalani perawatan. Ini akan menjadi cara cepat dan mudah untuk melihat apakah ada sesuatu yang tidak beres … [yang memerlukan] penyelidikan lebih lanjut,” kata Edwin Pratt dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center.
Antonello Spinelli, seorang ilmuwan pencitraan praklinis di Experimental Imaging Center di Milan, Italia, mengatakan bahwa temuan ini memperkuat teknologi sebelumnya sebagai alternatif murah dan menjanjikan. Penemuan ini dapat memperluas akses ke pencitraan nuklir di rumah sakit.
Para peneliti dalam di Nature Biomedical Engineering tanggal 11 April 2022 mengatakan, radiasi Cerenkov berhasil menangkap keberadaan lokasi tumor dan kanker pada pasien dengan menunjukkan cahaya kebiruan.
Radiasi Cerenkov dihasilkan oleh partikel berkecepatan tinggi yang bergerak lebih cepat dari cahaya melalui bahan, seperti jaringan tubuh. Dalam pencitraan pendaran Cerenkov atau CLI, partikel yang dilepaskan oleh pelacak radio menyebabkan jaringan target bergetar dan rileks dengan cara memancarkan cahaya, yang kemudian ditangkap oleh kamera.
“Jika dibandingkan dengan pemindaian tumor standar, gambar cahaya Cerenkov diklasifikasikan sebagai dapat diterima atau lebih tinggi keakuratannya untuk 90 persen pasien,” kata Magdalena Skubal, peneliti kanker di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City dikutip SINDOnews dari laman Sciencenews, Rabu (20/4/2022).
Antara Mei 2018 dan Maret 2020, dalam uji klinis terbesar dari jenisnya hingga saat ini, 96 peserta menjalani CLI dan pencitraan standar, seperti positron emission tomography/computed tomography, atau PET/CT. Peserta dengan berbagai diagnosis, termasuk limfoma, kanker tiroid, dan kanker prostat metastatik, menerima satu dari lima pelacak radio dan kemudian dicitrakan oleh prototipe - kamera dalam wadah kedap cahaya.
Skubal dan rekan menemukan bahwa CLI mendeteksi semua pelacak radio, menunjukkan bahwa teknologi ini lebih fleksibel daripada pemindaian PET/CT, yang bekerja hanya dengan beberapa pelacak radio. Gambar CLI tidak setepat gambar dari PET/CT scan.
“Tetapi CLI dapat digunakan sebagai tes diagnostik awal atau untuk menilai ukuran umum tumor yang menjalani perawatan. Ini akan menjadi cara cepat dan mudah untuk melihat apakah ada sesuatu yang tidak beres … [yang memerlukan] penyelidikan lebih lanjut,” kata Edwin Pratt dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center.
Antonello Spinelli, seorang ilmuwan pencitraan praklinis di Experimental Imaging Center di Milan, Italia, mengatakan bahwa temuan ini memperkuat teknologi sebelumnya sebagai alternatif murah dan menjanjikan. Penemuan ini dapat memperluas akses ke pencitraan nuklir di rumah sakit.
(wib)