Dipercaya Jelmaan Roh Jahat, Ular Berwarna Hijau Asal India Ini Punya Bisa Mematikan
loading...
A
A
A
AIZAWL - Ular berwarna hijau terang ini oleh pemerintah India dimasukan dalam daftar spesies baru yang berbisa dan berbahaya. Ular yang dikenal sebagai Maya's Pit Viper dipercaya sebagai jelmaan roh jahat ular raksasa bernama U Thlen.
Ular Maya's Pit Viper pertama kali ditemukan di negara bagian Mizoram, Meghalaya, dan Guwahati, di Timur Laut India. Para ahli (herpetologis) awalnya mengira ini adalah jenis ular beludak, yang dikenal sebagai Trimeresurus mayaae.
Nama ular ini diyakini merujuk pada nama maya, yang berarti kekuatan gaib, atau ilusi yang terkait dengan legenda masyarakat setempat. Jayaditya Purkayastha, seorang herpetologis dari kelompok penelitian satwa liar Help Earth mengatakan, spesies baru itu relatif umum di Meghalaya, Mizoram dan bahkan di Guwahati.
Tapi ular itu dulunya disebut sebagai Pope Pit Viper ( Trimeresurus popeiorum) atau Green Pit Viper Gumprecht ( Trimeresurus gumprechti). Setelah diamati dari dekat secara detail di Stasiun Militer Umroi dekat ibukota Meghalaya Shillong, lokasi pertama kali terlihat di Oktober 2020, ternyata jenis yang berbeda.
“Awalnya ular yang berukuran panjang sekitar 750 mm ini terlihat sangat mirip dengan Pope's Pit Viper tetapi warna matanya berbeda. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan ular ini dan Pope Pit Viper memiliki hemepenis (organ sanggama) yang sangat berbeda,”kata Purkayastha dikutip SINDOnews dari laman thehindu, Kamis (26/5/2022).
Purkayastha berkolaborasi dengan Kolonel Yashpal Singh Rathee dan HT Lalremsanga dari Departemen Zoologi Universitas Mizoram, mencatat spesies yang sama di Mizoram. Zeeshan Mirza dari National Center for Biological Sciences yang berbasis di Bengaluru melakukan analisis genetik mendalam untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
Hasilnya mendukung teori bahwa ular ini adalah spesies baru yang beracun. Belum ada keterangan lebih detail tentang bagaimana jenis racun pada ular ini.
“Racun adalah protein kompleks, sebagian besar khas untuk suatu spesies. Dengan mengungkap spesies baru ini akan membantu memahami racunnya dan dampaknya terhadap kehidupan manusia dan mungkin akan membantu menyelamatkan nyawa,” tambah Purkayastha.
Studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru PLOS One, jurnal ilmiah akses terbuka peer-review yang diterbitkan oleh Public Library of Science sejak 2006. Menurut para ahli, penemuan ular berbisa baru sangat berarti bagi kesehatan masyarakat di negara berpenduduk padat seperti India.
“Di negara di mana sekitar 1,2 juta orang kehilangan nyawa karena gigitan ular, penemuan ular berbisa baru sangat berarti dalam konteks kesehatan masyarakat,” pungkas Purkayastha. Diharapkan masyarakat menjadi lebih hati-hati terhadap ular spesies baru ini.
Ular Maya's Pit Viper pertama kali ditemukan di negara bagian Mizoram, Meghalaya, dan Guwahati, di Timur Laut India. Para ahli (herpetologis) awalnya mengira ini adalah jenis ular beludak, yang dikenal sebagai Trimeresurus mayaae.
Nama ular ini diyakini merujuk pada nama maya, yang berarti kekuatan gaib, atau ilusi yang terkait dengan legenda masyarakat setempat. Jayaditya Purkayastha, seorang herpetologis dari kelompok penelitian satwa liar Help Earth mengatakan, spesies baru itu relatif umum di Meghalaya, Mizoram dan bahkan di Guwahati.
Tapi ular itu dulunya disebut sebagai Pope Pit Viper ( Trimeresurus popeiorum) atau Green Pit Viper Gumprecht ( Trimeresurus gumprechti). Setelah diamati dari dekat secara detail di Stasiun Militer Umroi dekat ibukota Meghalaya Shillong, lokasi pertama kali terlihat di Oktober 2020, ternyata jenis yang berbeda.
“Awalnya ular yang berukuran panjang sekitar 750 mm ini terlihat sangat mirip dengan Pope's Pit Viper tetapi warna matanya berbeda. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan ular ini dan Pope Pit Viper memiliki hemepenis (organ sanggama) yang sangat berbeda,”kata Purkayastha dikutip SINDOnews dari laman thehindu, Kamis (26/5/2022).
Purkayastha berkolaborasi dengan Kolonel Yashpal Singh Rathee dan HT Lalremsanga dari Departemen Zoologi Universitas Mizoram, mencatat spesies yang sama di Mizoram. Zeeshan Mirza dari National Center for Biological Sciences yang berbasis di Bengaluru melakukan analisis genetik mendalam untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
Hasilnya mendukung teori bahwa ular ini adalah spesies baru yang beracun. Belum ada keterangan lebih detail tentang bagaimana jenis racun pada ular ini.
“Racun adalah protein kompleks, sebagian besar khas untuk suatu spesies. Dengan mengungkap spesies baru ini akan membantu memahami racunnya dan dampaknya terhadap kehidupan manusia dan mungkin akan membantu menyelamatkan nyawa,” tambah Purkayastha.
Studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru PLOS One, jurnal ilmiah akses terbuka peer-review yang diterbitkan oleh Public Library of Science sejak 2006. Menurut para ahli, penemuan ular berbisa baru sangat berarti bagi kesehatan masyarakat di negara berpenduduk padat seperti India.
“Di negara di mana sekitar 1,2 juta orang kehilangan nyawa karena gigitan ular, penemuan ular berbisa baru sangat berarti dalam konteks kesehatan masyarakat,” pungkas Purkayastha. Diharapkan masyarakat menjadi lebih hati-hati terhadap ular spesies baru ini.
(wib)