Startup Ini Berhasil Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan dari Lebah
loading...
A
A
A
SELANDIA BARU - Perusahaan asal Selandia Baru Humble Bee Bio sedang mengembangkan plastik ramah lingkungan yang berasal dari lebah.
Plastik ramah lingkungan disebut dengan istilah ‘biodegradable’ yang artinya dapat terurai dengan alami dalam waktu relatif cepat, sehingga tidak mencemari lingkungan. Belakangan plastik seperti ini menjadi tren.
Nah, Humble Bee Bio berupaya menciptakan alternatif biodegradable untuk plastik dengan mensintesis lebah. Jika ini berhasil, bioplastik yang dibuat dengan bantuan lebah ini akan diajukan ke ke industri tekstil.
Humble Bee baru saja mendapat suntikan dana sebesar USD3,2 juta atau setara Rp46,5 miliar. Mereka mempelajari salah satu jenis lebah di Australia yang unik. Lebah ini tidak menghasilkan madu. Namun, mampu membuat sarang dari bahan seperti plastik.
Sarang yang dibuat oleh spesies lebah unik ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dari plastik yang selama ini penggunaannya berdampak buruk pada lingkungan.
Apalagi, sarang lebah tersebut memiliki ketahanan luar biasa. Jauh lebih baik dibanding plastik yang selama ini digunakan.
”Material sarang memiliki ketahanan terhadap asam dan basa, tahan air, tahan api, hingga 240 derajat Celcius. Idenya adalah, bagaimana kita membuat ulang sarang ini,” kata Ryan Graves selaku Chief Technology Officer Humble Bee, dikutip dari TechCrunch.
Graves dan tim menggunakan pendekatan biologi sintetis. Ia masuk ke kode genetik lebah dan mengidentifikasi gen dan protein yang bertanggung jawab untuk bahan bersarang. Humble Bee telah mengekstrak kodenya dan mencoba membuatnya kembali di laboratorium.
Selanjutnya, perusahaan tersebut akan mensintesis bahan seperti plastik, dengan fokus pada empat jenis biomaterial berbeda yang dapat diubah menjadi serat dan finishing untuk kain.
Humble Bee berharap konsepplastik ramah lingkungan dari lebah ini bisa dibuktikan paling tidak antara Maret hingga Juni 2023. Foto: ist
”Masih ada tingkat eksplorasi yang harus dilakukan. Prosesnya memakan waktu dan menantang. Beralih dari kode ke protein biasanya membutuhkan proses 12 bulan, dan kemudian kami perlu meningkatkannya untuk mengeluarkan ratusan gram bahan,” ungkap Graves.
Plastik ramah lingkungan disebut dengan istilah ‘biodegradable’ yang artinya dapat terurai dengan alami dalam waktu relatif cepat, sehingga tidak mencemari lingkungan. Belakangan plastik seperti ini menjadi tren.
Nah, Humble Bee Bio berupaya menciptakan alternatif biodegradable untuk plastik dengan mensintesis lebah. Jika ini berhasil, bioplastik yang dibuat dengan bantuan lebah ini akan diajukan ke ke industri tekstil.
Humble Bee baru saja mendapat suntikan dana sebesar USD3,2 juta atau setara Rp46,5 miliar. Mereka mempelajari salah satu jenis lebah di Australia yang unik. Lebah ini tidak menghasilkan madu. Namun, mampu membuat sarang dari bahan seperti plastik.
Sarang yang dibuat oleh spesies lebah unik ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dari plastik yang selama ini penggunaannya berdampak buruk pada lingkungan.
Apalagi, sarang lebah tersebut memiliki ketahanan luar biasa. Jauh lebih baik dibanding plastik yang selama ini digunakan.
”Material sarang memiliki ketahanan terhadap asam dan basa, tahan air, tahan api, hingga 240 derajat Celcius. Idenya adalah, bagaimana kita membuat ulang sarang ini,” kata Ryan Graves selaku Chief Technology Officer Humble Bee, dikutip dari TechCrunch.
Graves dan tim menggunakan pendekatan biologi sintetis. Ia masuk ke kode genetik lebah dan mengidentifikasi gen dan protein yang bertanggung jawab untuk bahan bersarang. Humble Bee telah mengekstrak kodenya dan mencoba membuatnya kembali di laboratorium.
Selanjutnya, perusahaan tersebut akan mensintesis bahan seperti plastik, dengan fokus pada empat jenis biomaterial berbeda yang dapat diubah menjadi serat dan finishing untuk kain.
Humble Bee berharap konsepplastik ramah lingkungan dari lebah ini bisa dibuktikan paling tidak antara Maret hingga Juni 2023. Foto: ist
”Masih ada tingkat eksplorasi yang harus dilakukan. Prosesnya memakan waktu dan menantang. Beralih dari kode ke protein biasanya membutuhkan proses 12 bulan, dan kemudian kami perlu meningkatkannya untuk mengeluarkan ratusan gram bahan,” ungkap Graves.