Masjid Al-Aqsa Rawan Runtuh, Palestina Desak UNESCO Turun Tangan
loading...
A
A
A
JERUSALEM - Kondisi Masjid Al-Aqsa kiblat pertama umat Islam yang sangat mengkhawatirkan membuat Palestina menuntut UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) jangan hanya diam. Pasalnya masjid Al-Aqsa adalah peninggalan tersuci ketiga Umat Muslim.
Kementerian Wakaf Islam Yordania, duta besar Yordania, dan yang paling penting, kami memohon kepada penguasa Yordania, Raja Abdullah sebagai penjaga situs suci untuk campur tangan dalam hal ini.
Azzam menambahkan, pihaknya telah mengajukan izin kepada polisi Israel untuk melakukan pekerjaan perbaikan pada tembok yang rusak tersebut namun tidak mendapatkan izin.
'UNESCO kami yakin tidak tahu apa yang terjadi di Al-Aqsa sekarang. Kami dipercaya untuk menjaga Masjid Al-Aqsha dan kami akan melaksanakan tanggung jawab itu.'' tegas Azzam.
UNESCO pada 2016 lalu sendiri mengeluarkan sebuah resolusi yang isinya menekankan bahwa Israel adalah pencaplok Yerusalem.
Selain menegaskan bahwa Yerusalem bukan sebagai bagian yang sah dari Israel, resolusi itu itu menegaskan bahwa Bukit Kuil, tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa, dan Tembok Barat merupakan situs suci umat Islam.
Resolusi itu berasal dari proposal yang diajukan oleh Palestina dan didukung oleh Mesir, Aljazair, Maroko, Lebanon, Oman, Qatar, dan Sudan. Dalam pemungutan suara, sebanyak 24 anggota UNESCO menerima resolusi itu, 26 negara lainnya menyatakan abstain, dan hanya enam negara yang menolaknya.
Isi resolusi itu mengakui bahwa Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar: Kristen, Islam, dan Yahudi. Tetapi Bukit Kuil adalah situs suci umat Islam saja.
Kementerian Wakaf Islam Yordania, duta besar Yordania, dan yang paling penting, kami memohon kepada penguasa Yordania, Raja Abdullah sebagai penjaga situs suci untuk campur tangan dalam hal ini.
Azzam menambahkan, pihaknya telah mengajukan izin kepada polisi Israel untuk melakukan pekerjaan perbaikan pada tembok yang rusak tersebut namun tidak mendapatkan izin.
'UNESCO kami yakin tidak tahu apa yang terjadi di Al-Aqsa sekarang. Kami dipercaya untuk menjaga Masjid Al-Aqsha dan kami akan melaksanakan tanggung jawab itu.'' tegas Azzam.
UNESCO pada 2016 lalu sendiri mengeluarkan sebuah resolusi yang isinya menekankan bahwa Israel adalah pencaplok Yerusalem.
Selain menegaskan bahwa Yerusalem bukan sebagai bagian yang sah dari Israel, resolusi itu itu menegaskan bahwa Bukit Kuil, tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa, dan Tembok Barat merupakan situs suci umat Islam.
Resolusi itu berasal dari proposal yang diajukan oleh Palestina dan didukung oleh Mesir, Aljazair, Maroko, Lebanon, Oman, Qatar, dan Sudan. Dalam pemungutan suara, sebanyak 24 anggota UNESCO menerima resolusi itu, 26 negara lainnya menyatakan abstain, dan hanya enam negara yang menolaknya.
Isi resolusi itu mengakui bahwa Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar: Kristen, Islam, dan Yahudi. Tetapi Bukit Kuil adalah situs suci umat Islam saja.
(wbs)