Ada Sekitar 1.350 Gunung Berapi di Seluruh Dunia, 80% Berada di Bawah Laut
loading...
A
A
A
LONDON - Ada sekitar 1.350 gunung berapi yang masih aktif di sleuruh dunia dan baru sekitar sepertiganya saja yang sudah meletus. Bahkan sekitar 80% gunung berapi berada di bawah permukaan laut .
Data Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) sebanyak 1.350 gunung berapi berpotensi aktif di seluruh dunia dan baru sepertiganya diketahui telah meletus di beberapa titik. Ed Llewellin, profesor vulkanologi di Universitas Durham, Inggris, mengatakan, sebagian besar gunung berapi ini terletak di bawah air, di sepanjang sistem punggungan laut sepanjang 65.000 km.
“Sekitar 80% dari keluaran magma Bumi berasal dari gunung berapi di sepanjang pegunungan ini, yang biasanya sedalam 3 hingga 4 km di bawah permukaan laut. Beberapa sistem punggungan, sekitar 9.000 km, melintasi Pasifik timur, tetapi juga melintasi semua lautan utama, termasuk 16.000 km di sepanjang tengah Atlantik,” kata Ed Llewellin dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (1/8/2022).
Llewellin mengatakan, gunung berapi yang ada di darat banyak berada di sekitar Samudera Pasifik karena dibatasi dengan zona subduksi. Lokasi ini di sekitar tepi lempeng tektonik, di mana satu lempeng meluncur di bawah lempeng lainnya.
Sebagai hasil dari aktivitas tektonik ini, Samudra Pasifik adalah rumah bagi Cincin Api, sabuk seismik yang aktif sepanjang 40.000 km. Berbentuk tapal kuda, Cincin Api merupakan episentrum dari sekitar 90% gempa bumi dunia dan 75% gunung berapi darat aktif di dunia.
“Di sekitar Pasifik, lempeng samudera yang tua, dingin, dan padat meluncur di bawah lempeng benua yang berdekatan. Saat lempeng-lempeng ini turun kembali ke mantel, mereka melepaskan air dari mineral yang terbentuk di dasar laut, dan air ini menyebabkan mantel di atas meleleh, menghasilkan magma,” kata Llewellin.
Magma naik dari mantel di atas lempeng yang turun dan menemukan jalannya melalui lempeng benua di atasnya. Inilah sebabnya ada jajaran gunung berapi di seluruh Pasifik, seperti Andes di Amerika Selatan, Cascades di Amerika Utara, Aleutian antara Alaska dan Siberia.
Di Pasifik barat, kata Llewellin, zona subduksi menampilkan satu lempeng samudera yang meluncur di bawah lempeng samudera lainnya. Ini dapat membentuk rantai pulau-pulau vulkanik, seperti kepulauan Jepang, dan sebagian besar Melanesia, subkawasan Oseania di Pasifik Selatan yang berisi Fiji, Vanuatu, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini.
“Selama sepanjang sejarah Bumi, frekuensi aktivitas gunung berapi perlahan-lahan turun. Pada masa awal, Bumi jauh lebih panas daripada sekarang, sangat panas sehingga kami pikir ada periode ketika seluruh permukaan Bumi tertutup lautan magma,” pungkas Llewellin.
Data Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) sebanyak 1.350 gunung berapi berpotensi aktif di seluruh dunia dan baru sepertiganya diketahui telah meletus di beberapa titik. Ed Llewellin, profesor vulkanologi di Universitas Durham, Inggris, mengatakan, sebagian besar gunung berapi ini terletak di bawah air, di sepanjang sistem punggungan laut sepanjang 65.000 km.
“Sekitar 80% dari keluaran magma Bumi berasal dari gunung berapi di sepanjang pegunungan ini, yang biasanya sedalam 3 hingga 4 km di bawah permukaan laut. Beberapa sistem punggungan, sekitar 9.000 km, melintasi Pasifik timur, tetapi juga melintasi semua lautan utama, termasuk 16.000 km di sepanjang tengah Atlantik,” kata Ed Llewellin dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (1/8/2022).
Llewellin mengatakan, gunung berapi yang ada di darat banyak berada di sekitar Samudera Pasifik karena dibatasi dengan zona subduksi. Lokasi ini di sekitar tepi lempeng tektonik, di mana satu lempeng meluncur di bawah lempeng lainnya.
Sebagai hasil dari aktivitas tektonik ini, Samudra Pasifik adalah rumah bagi Cincin Api, sabuk seismik yang aktif sepanjang 40.000 km. Berbentuk tapal kuda, Cincin Api merupakan episentrum dari sekitar 90% gempa bumi dunia dan 75% gunung berapi darat aktif di dunia.
“Di sekitar Pasifik, lempeng samudera yang tua, dingin, dan padat meluncur di bawah lempeng benua yang berdekatan. Saat lempeng-lempeng ini turun kembali ke mantel, mereka melepaskan air dari mineral yang terbentuk di dasar laut, dan air ini menyebabkan mantel di atas meleleh, menghasilkan magma,” kata Llewellin.
Magma naik dari mantel di atas lempeng yang turun dan menemukan jalannya melalui lempeng benua di atasnya. Inilah sebabnya ada jajaran gunung berapi di seluruh Pasifik, seperti Andes di Amerika Selatan, Cascades di Amerika Utara, Aleutian antara Alaska dan Siberia.
Di Pasifik barat, kata Llewellin, zona subduksi menampilkan satu lempeng samudera yang meluncur di bawah lempeng samudera lainnya. Ini dapat membentuk rantai pulau-pulau vulkanik, seperti kepulauan Jepang, dan sebagian besar Melanesia, subkawasan Oseania di Pasifik Selatan yang berisi Fiji, Vanuatu, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini.
“Selama sepanjang sejarah Bumi, frekuensi aktivitas gunung berapi perlahan-lahan turun. Pada masa awal, Bumi jauh lebih panas daripada sekarang, sangat panas sehingga kami pikir ada periode ketika seluruh permukaan Bumi tertutup lautan magma,” pungkas Llewellin.
(wib)