Daftar Fenemona Alam Unik yang Terjadi di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alam selalu menyimpan banyak kejutan. Kejutan-kejutan tersebut dapat dilihat melalui berbagai fenomena alam yang terjadi. Fenomena alam ini dapat terjadi karena beragam hal seperti adanya pengaruh mikroorganisme, cahaya matahari, hingga aktivitas luar angkasa.
Fenomena seperti gempa bumi, pelangi, dan gerhana mungkin sudah biasa terjadi, namun alam masih menyimpan berbagai fenomena unik lainnya yang mampu membuat manusia terkagum-kagum.
Fenomena-fenomena tersebut di luar kehendak manusia dan merupakan bukti kuasa Tuhan. Selain unik, ada juga beberapa fenomena yang sangat langka dan hanya terjadi sekali dalam kurun waktu yang lama. Berikut deretan fenomena alam unik di Indonesia.
1. Api Biru
Indonesia patut berbangga diri sebab menyimpan sebuah fenomena alam yang langka. Fenomena yang dimaksud adalah api biru atau blue fire yang terdapat di Kawah Ijen, Banyuwangi. Fenomena ini hanya ada dua di dunia, yaitu di Indonesia dan Islandia. Api biru dapat terjadi sebagai hasil dari pembakaran gas belerang yang bertemu dengan oksigen di atas suhu 360 derajat Celsius.
Fenomena api biru hanya dapat dilihat di jam tertentu saja. Waktu terbaik untuk melihat api ini adalah ketika dini hari, tepatnya di jam 02.00 WIB dan 03.00 WIB
Pasalnya, api tersebut akan mengecil di jam 05.00 WIB lantaran terkena sinar matahari yang membuat sinar api berubah menjadi kuning atau oranye. Selain itu, untuk melihat fenomena ini, para pengunjung harus mendaki gunung dengan ketinggian sekitar 2.443 mdpl.
2. Api Abadi
Tidak hanya satu, Indonesia mempunyai beberapa titik yang terdapat fenomena alam api abadi. Semburan api yang muncul dari dalam tanah ini tidak pernah kunjung padam meskipun hujan mengguyur. Bahkan, beberapa dari api abadi ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan di Indonesia, seperti Api Abadi Mrapen di Grobogan, jawa Tengah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa fenomena ini terjadi karena adanya patahan dan lipatan lempeng yang mengakibatkan keluarnya gas dari perut bumi.
Sebagian besar dari gas itu adalah gas metana (CH4) yang terbuat dari bahan organik fosil dan bersifat mudah terbakar. Gas inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa api terus menyala meski sudah terkena guyuran air sekalipun.
Konon, Api Abadi Mrapen ditemukan oleh Sunan Kalijaga saat dalam ekspedisi pemindahan barang Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Demak. Saat itu, Sunan Kalijaga bersama rombongannya yang kehausan berdoa kepada Tuhan untuk diberi air. Lalu, ia menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluarlah api abadi. Kini, api abadi itu dijadikan obyek wisata dan telah digunakan sebagai obor dari berbagai pesta olahraga, seperti saat PON X tahun 1981 hingga Asian Games 2018 silam.
3. Salju Abadi
Selain api abadi, Indonesia juga memiliki salju abadi. Keberadaan salju sendiri di Indonesia yang merupakan negara tropis sudah merupakan anomali, apalagi ini adalah salju abadi. Salju abadi yang terdapat di Indonesia berada di puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua. Pegunungan Jayawijaya, yang merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Indonesia, memiliki puncak tertinggi yang dinamakan Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.
Diketahui, salju abadi di puncak Jayawijaya ini adalah satu-satunya gletser tropis di Asia. Sayang, salju abadi ini kelak tak lagi akan ditemui. Gletser yang telah ada sejak 5.000 tahun lalu ini terus mencair akibat terjadinya pemanasan global dan diperparah dengan peristiwa El Nino. Dikutip dari laman BMKG, antara tahun 2002-2018, luas tutupan es berkurang sebesar 78%.
4. Pantai Pasir Pink
Selain api biru, Indonesia memiliki satu lagi fenomena alam yang unik dan langka di dunia. Fenomena tersebut adalah pantai pink yang hanya ada tujuh di dunia. Pink beach atau pantai merah muda terletak Pulau Komodo, Labuan Baju, Nusa Tenggara Timur. Pantai ini dikenal dengan nama Pantai Pink Flores atau Pantai Pink Labuan Bajo.
Tidak seperti pantai pada umumnya, pasir di pantai pink ini berwarna merah muda. Hal ini dikarenakan adanya campuran dari serpihan karang, cangkang kerang, kalsium karbonat dari invertebrata laut yang berukuran sangat kecil, dan Foraminifera, yakni mikroorganisme yang memiliki cangkang merah atau pink cerah.
5. Danau Tiga Warna
Tidak hanya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur juga mempunyai keindahan lain yang tersimpan di balik Gunung Kelimutu, ialah Danau Kelimutu. Tidak seperti danau biasanya, Danau Kelimutu memiliki tiga warna yang berbeda dengan masing-masing nama yang berbeda pulau.
Ketiga danau itu Tiwu Ata Mbupu yang berarti Danau Roh Nenek Moyang, Tiwu Ata Polo yang berarti Danau Roh Jahat, dan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang berarti Danau Roh Anak Muda. Uniknya, selain memiliki warna berbeda, warna pada masing-masing danau dapat berubah, dari hijau berubah jadi biru, hitam atau merah.
Dilansir dari situs resmi LIPI, warna pada air danau tersebut merupakan refleksi dari gelombang cahaya yang bertemu dengan berbagai material yang tersimpan di dalam air.
Selain itu, pengaruh gas yang tersimpan dalam perut bumi juga menjadi faktor dari terjadinya perubahan warna pada Danau Kelimutu. Maka dari itu, para peneliti menjadikan warna pada air danau sebagai parameter dalam penentuan status aktivitas magma.
Fenomena seperti gempa bumi, pelangi, dan gerhana mungkin sudah biasa terjadi, namun alam masih menyimpan berbagai fenomena unik lainnya yang mampu membuat manusia terkagum-kagum.
Fenomena-fenomena tersebut di luar kehendak manusia dan merupakan bukti kuasa Tuhan. Selain unik, ada juga beberapa fenomena yang sangat langka dan hanya terjadi sekali dalam kurun waktu yang lama. Berikut deretan fenomena alam unik di Indonesia.
1. Api Biru
Indonesia patut berbangga diri sebab menyimpan sebuah fenomena alam yang langka. Fenomena yang dimaksud adalah api biru atau blue fire yang terdapat di Kawah Ijen, Banyuwangi. Fenomena ini hanya ada dua di dunia, yaitu di Indonesia dan Islandia. Api biru dapat terjadi sebagai hasil dari pembakaran gas belerang yang bertemu dengan oksigen di atas suhu 360 derajat Celsius.
Fenomena api biru hanya dapat dilihat di jam tertentu saja. Waktu terbaik untuk melihat api ini adalah ketika dini hari, tepatnya di jam 02.00 WIB dan 03.00 WIB
Pasalnya, api tersebut akan mengecil di jam 05.00 WIB lantaran terkena sinar matahari yang membuat sinar api berubah menjadi kuning atau oranye. Selain itu, untuk melihat fenomena ini, para pengunjung harus mendaki gunung dengan ketinggian sekitar 2.443 mdpl.
2. Api Abadi
Tidak hanya satu, Indonesia mempunyai beberapa titik yang terdapat fenomena alam api abadi. Semburan api yang muncul dari dalam tanah ini tidak pernah kunjung padam meskipun hujan mengguyur. Bahkan, beberapa dari api abadi ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan di Indonesia, seperti Api Abadi Mrapen di Grobogan, jawa Tengah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa fenomena ini terjadi karena adanya patahan dan lipatan lempeng yang mengakibatkan keluarnya gas dari perut bumi.
Sebagian besar dari gas itu adalah gas metana (CH4) yang terbuat dari bahan organik fosil dan bersifat mudah terbakar. Gas inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa api terus menyala meski sudah terkena guyuran air sekalipun.
Konon, Api Abadi Mrapen ditemukan oleh Sunan Kalijaga saat dalam ekspedisi pemindahan barang Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Demak. Saat itu, Sunan Kalijaga bersama rombongannya yang kehausan berdoa kepada Tuhan untuk diberi air. Lalu, ia menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluarlah api abadi. Kini, api abadi itu dijadikan obyek wisata dan telah digunakan sebagai obor dari berbagai pesta olahraga, seperti saat PON X tahun 1981 hingga Asian Games 2018 silam.
3. Salju Abadi
Selain api abadi, Indonesia juga memiliki salju abadi. Keberadaan salju sendiri di Indonesia yang merupakan negara tropis sudah merupakan anomali, apalagi ini adalah salju abadi. Salju abadi yang terdapat di Indonesia berada di puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua. Pegunungan Jayawijaya, yang merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Indonesia, memiliki puncak tertinggi yang dinamakan Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.
Diketahui, salju abadi di puncak Jayawijaya ini adalah satu-satunya gletser tropis di Asia. Sayang, salju abadi ini kelak tak lagi akan ditemui. Gletser yang telah ada sejak 5.000 tahun lalu ini terus mencair akibat terjadinya pemanasan global dan diperparah dengan peristiwa El Nino. Dikutip dari laman BMKG, antara tahun 2002-2018, luas tutupan es berkurang sebesar 78%.
4. Pantai Pasir Pink
Selain api biru, Indonesia memiliki satu lagi fenomena alam yang unik dan langka di dunia. Fenomena tersebut adalah pantai pink yang hanya ada tujuh di dunia. Pink beach atau pantai merah muda terletak Pulau Komodo, Labuan Baju, Nusa Tenggara Timur. Pantai ini dikenal dengan nama Pantai Pink Flores atau Pantai Pink Labuan Bajo.
Tidak seperti pantai pada umumnya, pasir di pantai pink ini berwarna merah muda. Hal ini dikarenakan adanya campuran dari serpihan karang, cangkang kerang, kalsium karbonat dari invertebrata laut yang berukuran sangat kecil, dan Foraminifera, yakni mikroorganisme yang memiliki cangkang merah atau pink cerah.
5. Danau Tiga Warna
Tidak hanya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur juga mempunyai keindahan lain yang tersimpan di balik Gunung Kelimutu, ialah Danau Kelimutu. Tidak seperti danau biasanya, Danau Kelimutu memiliki tiga warna yang berbeda dengan masing-masing nama yang berbeda pulau.
Ketiga danau itu Tiwu Ata Mbupu yang berarti Danau Roh Nenek Moyang, Tiwu Ata Polo yang berarti Danau Roh Jahat, dan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang berarti Danau Roh Anak Muda. Uniknya, selain memiliki warna berbeda, warna pada masing-masing danau dapat berubah, dari hijau berubah jadi biru, hitam atau merah.
Dilansir dari situs resmi LIPI, warna pada air danau tersebut merupakan refleksi dari gelombang cahaya yang bertemu dengan berbagai material yang tersimpan di dalam air.
Selain itu, pengaruh gas yang tersimpan dalam perut bumi juga menjadi faktor dari terjadinya perubahan warna pada Danau Kelimutu. Maka dari itu, para peneliti menjadikan warna pada air danau sebagai parameter dalam penentuan status aktivitas magma.
(wbs)