Punya 53 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, China Masih Tambah 23 Unit Lagi
loading...
A
A
A
BEIJING - China semakin di depan dalam perkembangan pembangkit listrik tenaga nuklir saat ini. Meskipun sudah memiliki 53 unit pembangkit listrik tenaga nuklir, China sedang membangun 23 unit lagi.
Menurut buku biru yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Nuklir China (CNEA), negeri Tirai Bambu itu hingga akhir Agustus 2022 memiliki 53 unit pembangkit listrik tenaga nuklir komersial dengan total kapasitas terpasang 55,59 gigawatt. Sedangkan 23 unit lainnya dengan total 24,19 gigawatt sedang dibangun.
Dikutip dari laman CGTN, Kamis (15/9/2022), tenaga nuklir menyumbang sekitar 5 persen dari total pembangkit listrik di China. “Jumlah itu, naik dari 2 persen satu dekade lalu,” kata Sekretaris Jenderal CNEA Zhang Tingke kepada China Media Group.
China telah membuat kemajuan penting dalam ekspor unit tenaga nuklir Hualong One dengan teknologi tenaga nuklir generasi ketiganya. Zhang mengatakan bahwa dua unit Hualong One telah dioperasikan di Pakistan.
Unit Hualong One ketiga di Pakistan dan proyek terkait di Argentina sedang dibangun, sementara Inggris juga menganggapnya memenuhi syarat untuk digunakan di negara tersebut. Energi nuklir sangat penting untuk transisi China ke energi bersih dan rendah karbon.
Buku biru CNEA menunjukkan bahwa proporsi pembangkit tenaga nuklir di China akan terus meningkat, dan skenario penerapan energi nuklir juga berkembang. Ini menunjukkan bahwa kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir di China akan meningkat secara signifikan selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), dan pada tahun 2030, proporsi energi non-fosil dalam konsumsi energi primer China akan mencapai sekitar 25 persen.
Menurut buku biru yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Nuklir China (CNEA), negeri Tirai Bambu itu hingga akhir Agustus 2022 memiliki 53 unit pembangkit listrik tenaga nuklir komersial dengan total kapasitas terpasang 55,59 gigawatt. Sedangkan 23 unit lainnya dengan total 24,19 gigawatt sedang dibangun.
Dikutip dari laman CGTN, Kamis (15/9/2022), tenaga nuklir menyumbang sekitar 5 persen dari total pembangkit listrik di China. “Jumlah itu, naik dari 2 persen satu dekade lalu,” kata Sekretaris Jenderal CNEA Zhang Tingke kepada China Media Group.
China telah membuat kemajuan penting dalam ekspor unit tenaga nuklir Hualong One dengan teknologi tenaga nuklir generasi ketiganya. Zhang mengatakan bahwa dua unit Hualong One telah dioperasikan di Pakistan.
Unit Hualong One ketiga di Pakistan dan proyek terkait di Argentina sedang dibangun, sementara Inggris juga menganggapnya memenuhi syarat untuk digunakan di negara tersebut. Energi nuklir sangat penting untuk transisi China ke energi bersih dan rendah karbon.
Buku biru CNEA menunjukkan bahwa proporsi pembangkit tenaga nuklir di China akan terus meningkat, dan skenario penerapan energi nuklir juga berkembang. Ini menunjukkan bahwa kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir di China akan meningkat secara signifikan selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), dan pada tahun 2030, proporsi energi non-fosil dalam konsumsi energi primer China akan mencapai sekitar 25 persen.
(wib)