Alasan Ilmiah FIFA Melarang Gas Air Mata Berada di Pertandingan Sepak Bola

Minggu, 02 Oktober 2022 - 08:50 WIB
loading...
A A A

Kegiatan-kegiatan ini mampu "menendang" sistem endorfin di dalam otak, sehingga membuat kita merasakan efek bagaikan mengonsumsi morfin. Efeknya kamu akan merasa terikat kepada orang yang melakukan tindakan sama. Musik bisa menjadi social lubricant yang mencairkan suasana, termasuk di stadion Wembley yang berisikan 50 ribu penggemar.

Selain bentuk pengekspresian diri bahagia, kesedihan juga menimpa mereka yang mendukung tim kalah. Meski begitu, ada juga sisi baiknya dari kekalahan ini. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh British Journal of Social Psychology, laki-laki lebih nyaman untuk mengekspresikan kesedihannya melalui olahraga.

Kericuhan terjadi dalam laga Arema vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kekalahan tuan rumah di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB. Semua berawal dari penonton Arema yang mencoba masuk ke lapangan karena kecewa timnya tumbang.

Petugas keamanan berusaha untuk mengontrol situasi yang tidak kondusif itu. Gas air mata pun mereka lontarkan ke arah tribun penonton.

Lalu, imbas dari lemparan gas air mata itu pun membuat para penonton di tribun menjadi panik karena membuat mata perih. Situasi pun semakin kacau karena mereka berusaha untuk mencari jalan keluar dengan berdesak-desakan.
(wbs)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)