Setelah 20 Tahun, Penyu Langka Ini Melahirkan 41 Tukik di Kebun Binatang San Diego
loading...
A
A
A
SAN DIEGO - Untuk pertama kalinya di Amerika Utara, spesies penyu yang terancam punah berkembang biak di Kebun Binatang San Diego. Spesies kura-kura cangkang lunak berkepala sempit India, yang berasal dari Asia Selatan melahirkan 41 tukik (anak kura-kura).
Tiga kura-kura softshell berkepala sempit India telah berada di Kebun Binatang San Diego selama lebih dari 20 tahun. Aliansi Margasatwa Kebun Binatang San Diego, yang mengoperasikan kebun binatang, mengumumkan kelahiran ini pada Senin 3 Oktober 2022.
Itu menjadikan Kebun Binatang San Diego sebagai organisasi terakreditasi pertama di Amerika Utara yang menetas dan membesarkan spesies kura-kura langka ini. “Ini adalah momen yang mendebarkan bagi kami dan langkah maju yang luar biasa dalam konservasi spesies ini," kata Kim Gray, kurator herpetologi dan ichthyology di Kebun Binatang San Diego, dikutip SINDOnews dari laman npr, Selasa (4/10/2022).
Telur-telur itu ditemukan di dua sarang terpisah. Beberapa penyu menetas di habitatnya, sementara sebagian besar telur disimpan dalam inkubator buatan untuk menciptakan kondisi optimal untuk bertahan hidup.
Pakar penyu di Kebun Binatang San Diego mengatakan sarang hewan langka ini seringkali sulit ditemukan di kandang, karena suka bertelur semalaman dan menutupinya dengan tanah. Kura-kura softshell berkepala sempit India, juga dikenal sebagai kura-kura softshell berkepala kecil, berasal dari India utara, Bangladesh, Nepal dan Pakistan.
“Satwa unik itu hidup di dasar sungai dan aliran air tawar yang dalam. Penyu biasanya berkembang biak selama bulan-bulan monsun di India tengah dan selama bulan-bulan kering di daerah lain,” menurut Wildlife Institute of India.
Saat keluar dari cangkangnya, tukik bisa berukuran sekitar 4 sentimeter. Mereka dapat tumbuh sepanjang 3,6 kaki dari depan ke belakang cangkang atas. Spesies ini terdaftar sebagai terancam punah di Daftar Merah International Union for Conservation of Nature, meskipun tidak jelas berapa banyak yang tersisa di alam liar.
“Pencemaran lingkungan, perusakan habitat gundukan pasir, perdagangan hewan peliharaan internasional, dan pengambilan makanan oleh manusia berkontribusi terhadap penurunan spesies selama bertahun-tahun,” kata Aliansi Satwa Liar Kebun Binatang San Diego.
Lihat Juga: Viral! Momen Warga Pulau Derawan Beri Makan Penyu Langsung di Belakang Rumah, Netizen Iri
Tiga kura-kura softshell berkepala sempit India telah berada di Kebun Binatang San Diego selama lebih dari 20 tahun. Aliansi Margasatwa Kebun Binatang San Diego, yang mengoperasikan kebun binatang, mengumumkan kelahiran ini pada Senin 3 Oktober 2022.
Itu menjadikan Kebun Binatang San Diego sebagai organisasi terakreditasi pertama di Amerika Utara yang menetas dan membesarkan spesies kura-kura langka ini. “Ini adalah momen yang mendebarkan bagi kami dan langkah maju yang luar biasa dalam konservasi spesies ini," kata Kim Gray, kurator herpetologi dan ichthyology di Kebun Binatang San Diego, dikutip SINDOnews dari laman npr, Selasa (4/10/2022).
Telur-telur itu ditemukan di dua sarang terpisah. Beberapa penyu menetas di habitatnya, sementara sebagian besar telur disimpan dalam inkubator buatan untuk menciptakan kondisi optimal untuk bertahan hidup.
Pakar penyu di Kebun Binatang San Diego mengatakan sarang hewan langka ini seringkali sulit ditemukan di kandang, karena suka bertelur semalaman dan menutupinya dengan tanah. Kura-kura softshell berkepala sempit India, juga dikenal sebagai kura-kura softshell berkepala kecil, berasal dari India utara, Bangladesh, Nepal dan Pakistan.
“Satwa unik itu hidup di dasar sungai dan aliran air tawar yang dalam. Penyu biasanya berkembang biak selama bulan-bulan monsun di India tengah dan selama bulan-bulan kering di daerah lain,” menurut Wildlife Institute of India.
Saat keluar dari cangkangnya, tukik bisa berukuran sekitar 4 sentimeter. Mereka dapat tumbuh sepanjang 3,6 kaki dari depan ke belakang cangkang atas. Spesies ini terdaftar sebagai terancam punah di Daftar Merah International Union for Conservation of Nature, meskipun tidak jelas berapa banyak yang tersisa di alam liar.
“Pencemaran lingkungan, perusakan habitat gundukan pasir, perdagangan hewan peliharaan internasional, dan pengambilan makanan oleh manusia berkontribusi terhadap penurunan spesies selama bertahun-tahun,” kata Aliansi Satwa Liar Kebun Binatang San Diego.
Lihat Juga: Viral! Momen Warga Pulau Derawan Beri Makan Penyu Langsung di Belakang Rumah, Netizen Iri
(wib)