Terjadi Ledakan di Pangkalan Udara Korsel, Dipicu Kegagalan Peluncuran Rudal Balistik
loading...
A
A
A
SEOUL - Terjadi ledakan di Pangkalan Udara Korea Selatan (Korsel), kota pantai timur Gangneung, pada 4 Oktober 2022. Ledakan besar dipicu kegagalan saat peluncuran rudal balistik jarak pendek Hyunmoo-2.
Menurut laporan NK News, Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan telah mengkonfirmasi kegagalan peluncuran rudal balistik jarak pendek Hyunmoo-2. Militer Korea Selatan mengatakan tidak ada korban jiwa dari insiden yang menyebabkan kebakaran besar tersebut.
“Peluncuran yang gagal itu terjadi selama latihan rudal permukaan-ke-permukaan gabungan AS-ROK yang dilakukan sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik jarak menengah Korea Utara di Jepang pada Selasa pagi,” sebuah pernyataan dari apa yang secara resmi Kepala Staf Gabungan Republik Korea (ROK) dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Rabu (5/10/2022).
Latihan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara di atas Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun. “AS dan ROK masing-masing berhasil menembakkan 2 ATACMS (rudal balistik jarak pendek Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) ke sasaran di laut,” menurut NK News.
Ledakan itu terjadi selama peluncuran rudal balistik Hyunmoo-2 Korea Selatan yang dimaksudkan sebagai tanggapan terhadap peluncuran Korea Utara sendiri. Kantor Berita Yonhap melaporkan “Tidak ada korban karena jatuhnya rudal Hyunmoo yang tidak normal,” mengutip keterangan tanpa sumber.
Angkatan Darat AS dan Angkatan Bersenjata Korea Selatan menembakkan rentetan rudal serupa setelah peluncuran rudal Korea Utara yang provokatif di atas Jepang pada tahun 2017, termasuk ATACMS dan satu rudal Hyunmoo-2A masing-masing dari situs tepi pantai. ATACMS dapat membawa hulu ledak seberat 500 pon ke target sekitar 186 mil jauhnya.
Meskipun Korea Selatan bungkam tentang kemampuan pastinya, Hyunmoo-2A dilaporkan memiliki spesifikasi yang serupa. Peluncur beroda yang sama juga dapat menembakkan varian -2B dan -2C jarak jauh. Dalam kasus ledakan ini belum jelas varian mana yang digunakan.
Sebelumnya, telah muncul video di media sosial yang tampaknya menunjukkan kebakaran atau ledakan di Pangkalan Udara Gangneung Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF). Pangkalan tersebut adalah rumah bagi Sayap Tempur ke-18 ROKAF yang dilengkapi dengan pesawat tempur F-5E/F Tiger II dan terletak sekitar 60 mil dari perbatasan Korea Utara.
Posisi stasiun udara tepat di atas air dan memiliki ruang terbuka yang sangat cocok untuk meluncurkan rudal balistik. Apalagi terletak dekat dengan Laut Timur, membuat peluncuran dari sini pada patroli udara tempur bermanfaat untuk mencapai Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea.
Pangkalan tersebut akan dilengkapi dengan pesawat tempur KF-21 yang dikembangkan dan diproduksi secara lokal di Korea Selatan setelah online secara operasional menjelang akhir dekade ini. Belum ada informasi lanjutan terkait ledakan tersebut.
Menurut laporan NK News, Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan telah mengkonfirmasi kegagalan peluncuran rudal balistik jarak pendek Hyunmoo-2. Militer Korea Selatan mengatakan tidak ada korban jiwa dari insiden yang menyebabkan kebakaran besar tersebut.
“Peluncuran yang gagal itu terjadi selama latihan rudal permukaan-ke-permukaan gabungan AS-ROK yang dilakukan sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik jarak menengah Korea Utara di Jepang pada Selasa pagi,” sebuah pernyataan dari apa yang secara resmi Kepala Staf Gabungan Republik Korea (ROK) dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Rabu (5/10/2022).
Baca Juga
Latihan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara di atas Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun. “AS dan ROK masing-masing berhasil menembakkan 2 ATACMS (rudal balistik jarak pendek Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) ke sasaran di laut,” menurut NK News.
Ledakan itu terjadi selama peluncuran rudal balistik Hyunmoo-2 Korea Selatan yang dimaksudkan sebagai tanggapan terhadap peluncuran Korea Utara sendiri. Kantor Berita Yonhap melaporkan “Tidak ada korban karena jatuhnya rudal Hyunmoo yang tidak normal,” mengutip keterangan tanpa sumber.
Angkatan Darat AS dan Angkatan Bersenjata Korea Selatan menembakkan rentetan rudal serupa setelah peluncuran rudal Korea Utara yang provokatif di atas Jepang pada tahun 2017, termasuk ATACMS dan satu rudal Hyunmoo-2A masing-masing dari situs tepi pantai. ATACMS dapat membawa hulu ledak seberat 500 pon ke target sekitar 186 mil jauhnya.
Baca Juga
Meskipun Korea Selatan bungkam tentang kemampuan pastinya, Hyunmoo-2A dilaporkan memiliki spesifikasi yang serupa. Peluncur beroda yang sama juga dapat menembakkan varian -2B dan -2C jarak jauh. Dalam kasus ledakan ini belum jelas varian mana yang digunakan.
Sebelumnya, telah muncul video di media sosial yang tampaknya menunjukkan kebakaran atau ledakan di Pangkalan Udara Gangneung Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF). Pangkalan tersebut adalah rumah bagi Sayap Tempur ke-18 ROKAF yang dilengkapi dengan pesawat tempur F-5E/F Tiger II dan terletak sekitar 60 mil dari perbatasan Korea Utara.
Posisi stasiun udara tepat di atas air dan memiliki ruang terbuka yang sangat cocok untuk meluncurkan rudal balistik. Apalagi terletak dekat dengan Laut Timur, membuat peluncuran dari sini pada patroli udara tempur bermanfaat untuk mencapai Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea.
Pangkalan tersebut akan dilengkapi dengan pesawat tempur KF-21 yang dikembangkan dan diproduksi secara lokal di Korea Selatan setelah online secara operasional menjelang akhir dekade ini. Belum ada informasi lanjutan terkait ledakan tersebut.
(wib)