Dianggap Obat Mujarab, Sisik Trenggiling Banyak Diburu di Pasar Gelap

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 15:37 WIB
loading...
Dianggap Obat Mujarab, Sisik Trenggiling Banyak Diburu di Pasar Gelap
Trenggiling diburu untuk diambil daging dan sisiknya sebagai hidangan mewah dan bahan ramuan obat tradisional. Foto/harvard.edu
A A A
JAKARTA - Trenggiling adalah salah satu spesies binatang yang paling menarik dan menawan tetapi banyak diburu dan diperdagangkan di pasar gelap hingga populasinya diambang kepunahan . Trenggiling diburu untuk diambil daging dan sisiknya sebagai hidangan mewah dan bahan ramuan obat tradisional.

Menurut kelompok konservasi WildAid sebanyak 200.000 ekor trenggiling dikonsumsi setiap tahun di Asia. Pada tahun 2019 dari pasar gelap disita lebih dari 130 ton sisik trenggiling, jumlah itu diperkirakan mewakili hingga 400.000 ekor trenggiling.

Menurut Center for Advanced Defense Studies (C4ADS), sejak 2015 sebanyak 99% dari seluruh penyitaan trenggiling, baik yang hidup maupun yang mati, telah terjadi di Asia. Sebanyak 24% di antaranya berada di perbatasan China, diikuti oleh sejumlah besar penyitaan di Vietnam dan India.

“Sebagian besar trenggiling utuh diperdagangkan dari Laos, Thailand dan India,” keterangan C4ADS dikutip SINDOnews dari laman theguardian. C4ADS adalah organisasi nirlaba dengan misi untuk memberantas jaringan gelap yang mengancam perdamaian dan keamanan global.



Adapun penyitaan skala, dalam lima tahun terakhir 32% terjadi di perbatasan China daratan, dan Hong Kong menyumbang 17%. C4ADS juga menyebutkan trenggiling yang dijual berasal dari Nigeria (25%), Malaysia (17%), dan Indonesia (12%), sebagai sumber teratas.

Trenggiling adalah mamalia bersisik, dengan lidah Panjang, dan tidak memiliki gigi. Ada 8 jenis spesies trenggiling yang tersebar di seluruh Afrika dan Asia. Trenggiling di Asia terdiri dari 4 spesies, yaitu Trenggiling China (secara teknis sudah punah), Trenggiling India, Trenggiling Filipina, dan Trenggiling Sunda (Manis Javanica).

Trenggiling Sunda merupakan spesies yang paling banyak tersebar di Asia Tenggara. Namun, sangat disayangkan trenggiling Sunda sejak 2017 masuk dalam status kritis (CR) dalam Daftar Merah IUCN.

Trenggiling hidup di habitat dan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Kerusakan habitat dan ekosistem menjadi ancaman bagi keberadaan Trenggiling. Ancaman terhadap keberadaan spesies ini juga datang dari perburuan dan perdagangan satwa liar yang semakin marak.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2579 seconds (0.1#10.140)