Dampak Tumbukan dengan Misi DART, Asteroid Dimorphos Punya 2 Ekor Baru
loading...
A
A
A
FLORIDA - Satu atau dua minggu setelah pesawat ruang angkasa NASA dalam misi Double Asteroid Redirection Test (DART) menabrak asteroid Dimorphos ada efek tak terduga. Para ilmuwan telah melihat batu ruang angkasa (asteroid Dimorphos) itu sekarang memiliki dua ekor cahaya berwarna kebiruan.
Misi DART menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos pada 26 September untuk menguji teknik potensial untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid. Dalam dua hari, tekanan radiasi dari matahari mendorong puing-puing tumbukan menjadi ekor, seperti komet, yang panjangnya sekitar 10.000 kilometer.
Namun, setelah seminggu lebih, gambar baru dari Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan bahwa asteroid Dimorphos telah tumbuh memiliki dua ekor. Dampak ini oleh personel NASA dianggap sebagai dampak tidak terduga.
Jika asteroid itu sendiri adalah pusat jam, DART datang dari jam 10. Garis-garis terang pada jam 1, jam 7 dan jam 10 bukanlah puing-puing; ini adalah difraksi yang disebabkan oleh optik Hubble. Menurut European Space Agency, dua ekor muncul pada jam 2 dan jam 3, mitra dalam misi Hubble.
NASA mencatat, ekor kedua berkembang antara 2 Oktober dan 8 Oktober, setelah teleskop Hubble mengamati asteroid 18 kali sejak tumbukan. Para astronom telah melihat ekor kembar serupa berkembang di komet, namun para ilmuwan belum yakin persis bagaimana ekor kedua terbentuk.
Fakta bahwa asteroid Dimorphos kehilangan material yang cukup untuk membentuk ekor yang begitu besar mencerminkan tingkat keparahan dampaknya. Tujuan utama misi DART adalah untuk mengukur berapa banyak waktu tabrakan dipotong dari orbit Dimorphos di sekitar asteroid yang lebih besar bernama Didymos.
Misi itu diperlukan untuk memperpendek orbit, semula 11 jam 55 menit, berkurang setidaknya sekitar 73 detik. Meskipun para ilmuwan memperkirakan sebelum kedatangan bahwa perubahan itu bisa mencapai puluhan menit, hasilnya orbit asteroid Dimorphos dipersingkat 32 menit.
Misi DART menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos pada 26 September untuk menguji teknik potensial untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid. Dalam dua hari, tekanan radiasi dari matahari mendorong puing-puing tumbukan menjadi ekor, seperti komet, yang panjangnya sekitar 10.000 kilometer.
Namun, setelah seminggu lebih, gambar baru dari Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan bahwa asteroid Dimorphos telah tumbuh memiliki dua ekor. Dampak ini oleh personel NASA dianggap sebagai dampak tidak terduga.
Jika asteroid itu sendiri adalah pusat jam, DART datang dari jam 10. Garis-garis terang pada jam 1, jam 7 dan jam 10 bukanlah puing-puing; ini adalah difraksi yang disebabkan oleh optik Hubble. Menurut European Space Agency, dua ekor muncul pada jam 2 dan jam 3, mitra dalam misi Hubble.
NASA mencatat, ekor kedua berkembang antara 2 Oktober dan 8 Oktober, setelah teleskop Hubble mengamati asteroid 18 kali sejak tumbukan. Para astronom telah melihat ekor kembar serupa berkembang di komet, namun para ilmuwan belum yakin persis bagaimana ekor kedua terbentuk.
Fakta bahwa asteroid Dimorphos kehilangan material yang cukup untuk membentuk ekor yang begitu besar mencerminkan tingkat keparahan dampaknya. Tujuan utama misi DART adalah untuk mengukur berapa banyak waktu tabrakan dipotong dari orbit Dimorphos di sekitar asteroid yang lebih besar bernama Didymos.
Misi itu diperlukan untuk memperpendek orbit, semula 11 jam 55 menit, berkurang setidaknya sekitar 73 detik. Meskipun para ilmuwan memperkirakan sebelum kedatangan bahwa perubahan itu bisa mencapai puluhan menit, hasilnya orbit asteroid Dimorphos dipersingkat 32 menit.
(wib)