Manuver Langka, AS Tunjukkan Kehadiran Kapal Selam Bersenjata Nuklir di Laut Arab

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 12:14 WIB
loading...
Manuver Langka, AS Tunjukkan Kehadiran Kapal Selam Bersenjata Nuklir di Laut Arab
Komando Pusat AS telah mengambil langkah yang sangat tidak biasa dengan mengungkapkan keberadaan kapal selam rudal balistik nuklir kelas Ohio Angkatan Laut AS, USS West Virginia di Laut Arab. Foto/Twitter CENTCOM/The War Zone
A A A
WASHINGTON - Suatu manuver yang jarang terjadi dilakukan Amerika Serikat (AS) dengan mengungkapkan keberadaan kapal selam rudal balistik nuklir saat sedang berpatroli di perairan internasional. Komando Pusat AS telah mengambil langkah yang sangat tidak biasa dengan mengungkapkan keberadaan kapal selam rudal balistik nuklir kelas Ohio Angkatan Laut AS, USS West Virginia di Laut Arab.

Pengungkapan itu dibingkai dengan kegiatan kunjungan perwira tinggi komando, Jenderal Angkatan Darat AS Michael Kurilla, untuk melihat langsung salah satu kemampuan utama Amerika yang beroperasi di wilayah tersebut. Namun, sulit untuk tidak melihatnya sebagai pesan yang ditujukan untuk musuh potensial, seperti Iran atau Rusia, serta sekutu dan mitra Amerika.

Menurut siaran pers Komando Pusat (CENTCOM), Wakil Laksamana Angkatan Laut AS Brad Cooper, kepala Komando Pusat Armada Kelima dan Angkatan Laut AS (NAVCENT) tertanggal 20 Oktober, bergabung dengan Jenderal Kurilla dan anggota stafnya dalam kunjungan ke USS West Virginia di lokasi yang dirahasiakan di Laut Arab. Rilis itu tidak mengatakan bagaimana Kurilla, Cooper, dan yang lainnya sampai ke kapal selam atau kapan secara khusus kunjungan itu terjadi.

“Kapal selam ini adalah permata mahkota dari triad nuklir, dan (USS) West Virginia menunjukkan fleksibilitas, kemampuan bertahan, kesiapan, dan kemampuan pasukan USCENTCOM dan USSTRATCOM (Komando Strategis AS) di laut,” kata Kurilla dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Sabtu (22/10/2022).



Angkatan Laut AS saat ini memiliki 14 kapal selam rudal balistik kelas Ohio atau SSBN, yang aktif dalam pelayanan militer. SSBN Ohio dirancang untuk membawa hingga 24 rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) berhulu ledak nuklir Trident. Namun, kemampuan maksimum ini telah dikurangi menjadi 20 sebagai bagian dari perjanjian pengendalian senjata dengan Rusia.
Manuver Langka, AS Tunjukkan Kehadiran Kapal Selam Bersenjata Nuklir di Laut Arab


Rudal Trident D5 saat ini didesain terdiri dari beberapa kendaraan masuk kembali yang dapat ditargetkan secara independen (Multiple independently targetable reentry vehicle atau MIRV). Setiap rudal balistik ini dapat dimuat hingga 14 hulu ledak nuklir.

Ada empat lagi kapal kelas Ohio dalam layanan Angkatan Laut yang telah diubah menjadi kapal selam peluru kendali atau SSGN. Meskipun terkenal karena kemampuannya untuk membawa beban maksimum 154 rudal jelajah serangan darat Tomahawk, SSGN Ohio sebenarnya adalah kapal serba guna.

Kapal selam ini dapat menggunakan berbagai sistem tanpa awak, berfungsi sebagai kapal induk untuk pasukan operasi khusus, dan bertindak sebagai intelijen bawah air. Begitu rahasia perannya, pengungkapan secara kapal selam bersenjata rudal balistik nuklir ini sangat tidak biasa. Angkatan Laut umumnya bungkam tentang kegiatan kapal selam, secara umum, dan khususnya ketika datang ke lokasi tertentu, yang merupakan komponen paling bertahan dari triad pencegah nuklir Amerika.



Meskipun gambar yang dirilis CENTCOM bersama dengan siaran pers yang menunjukkan USS West Virginia di permukaan, tampaknya tidak menunjukkan sesuatu yang penting. Kapal selam kelas Ohio tentu telah digunakan untuk mengirim “sinyal”, dan secara umum, telah digunakan beberapa kali.
Manuver Langka, AS Tunjukkan Kehadiran Kapal Selam Bersenjata Nuklir di Laut Arab


Pada bulan Januari, menjelang perang Rusia Ukraina, Angkatan Laut mengambil langkah yang sama dengan mempublikasikan kunjungan kapal selam USS Georgia kelas Ohio ke Pelabuhan Siprus. Pada akhir 2020 dan awal 2021, USS Georgia juga telah melakukan perjalanan yang jarang dipublikasikan di permukaan melalui Selat Hormuz, yang menghubungkan Teluk Persia ke Laut Arab, pada saat ketegangan dengan Iran.

Ada juga kemungkinan bahwa kehadiran spesifik West Virginia di Laut Arab untuk mengimbangi kekhawatiran tentang kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir untuk mencoba mengubah arah konflik saat ini di Ukraina. Apalagi komentar Putin dalam hal ini tidak membantu meredakan kekhawatiran ini.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)