Gunung Kilimanjaro Terbakar, Dalam 24 Jam Kobaran Api Bisa Dijinakkan

Senin, 24 Oktober 2022 - 20:57 WIB
loading...
Gunung Kilimanjaro Terbakar, Dalam 24 Jam Kobaran Api Bisa Dijinakkan
Gunung berapi tertinggi di Afrika, Gunung Kilimanjaro di Tanzania terbakar pada ketinggian sekitar 4.000 meter di sisi selatannya. Foto/phys
A A A
DODOMA - Gunung berapi tertinggi di Afrika, Gunung Kilimanjaro di Tanzania terbakar pada ketinggian sekitar 4.000 meter di sisi selatannya. Pihak berwenang Tanzania mengatakan, kobaran api di Gunung Kilimanjaro dapat dikendalikan setelah petugas berjuang memadamkan selama lebih dari 24 jam.

Kebakaran dimulai pada Jumat 21 Oktober 2022 malam waktu setempat di dekat situs Karanga yang digunakan oleh para pendaki yang mendaki puncak yang terkenal itu. Ratusan petugas pemadam kebakaran dibantu polisi dan warga, berjuang memadamkan api di puncak Gunung Kilimanjaro, pada Sabtu 22 Oktober 2022.

“Situasi secara umum terkendali dan kami yakin akan teratasi seiring berjalannya waktu,” demikian pernyataan Menteri Sumber Daya Alam dan Pariwisata Tanzania, Pindi Chana dikutip SINDOnews dari laman phys.org, Senin (24/10/2022).



Sebelumnya Minggu malam, sebuah pernyataan kementerian mengatakan bahwa situasi sebagian besar telah dipadamkan. Pejabat setempat Nurdin Babu mengatakan kepada wartawan "semuanya terkendali. Kami telah berhasil mengendalikan Sebagian besar api.”

Kebakaran tidak menyebabkan jatuh korban di tempat wisata dan situs Warisan Dunia UNESCO di timur laut Tanzania. Lokasi itu dikenal jadi tempat puluhan ribu pendaki berduyun-duyun setiap tahun untuk menaklukkan puncaknya yang tertutup salju.

Rekaman media sosial pada hari Sabtu menunjukkan api besar memakan tumbuh-tumbuhan dan semak-semak dan mengeluarkan asap abu-abu. Penyebabnya masih belum diketahui tetapi diduga pada Sabtu ada seorang pendaki atau pemburu madu melakukan tindakan "sembrono".


Gunung Kilimanjaro Terbakar, Dalam 24 Jam Kobaran Api Bisa Dijinakkan


Herman Batiho, seorang pejabat di otoritas taman nasional Tanzania, mengatakan dia yakin aktivitas manusia yang harus disalahkan dalam kejadian ini. Sebab mereka melakukan perburuan ilegal atau mengekstraksi madu.

Kebakaran terbaru terjadi dua tahun setelah kebakaran lain berkobar selama seminggu pada Oktober 2020. Lahan seluas di 95 kilometer persegi terbakar saat itu.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2522 seconds (0.1#10.140)