Iran Uji Peluncuran Roket Suborbital Ghaem 100, Dirancang Bermuatan Satelit Seberat 80 Kg
loading...
A
A
A
TEHERAN - Garda Revolusi Iran berhasil menguji peluncuran roket baru Ghaem 100 yang dirancang untuk membawa satelit seberat 80 kilogram ke orbit sejauh 500 kilometer di atas Bumi. Amerika Serikat (AS) mencurigai roket Ghaem 100 sebagai pengembangan rudal balistik Iran.
Kantor Berita IRNA melaporkan bahwa roket Ghaem 100 menjalani uji peluncuran 5 November 2022 dari lokasi yang tidak dijelaskan. Roket Ghaem 100 merupakan kendaraan berbahan bakar padat tiga tahap untuk penerbangan suborbital.
“Uji penerbangan pembawa satelit ini dengan mesin berbahan bakar padat berhasil diselesaikan,” lapor IRNA dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Senin (7/11/2022). Diketahui Iran melakukan penerbangan pertama roket suborbital Zoljanah pada 2021.
Menurut Aljazeera, peluncuran hari Sabtu itu untuk menguji tahap pertama roket Ghaem 100. “Roket Ghaem 100 akan digunakan untuk peluncuran satelit komunikasi Nahid milik Iran di masa depan,” kata Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi Kedirgantaraan Garda Revolusi Iran.
Uji terbang itu mengikuti peluncuran satelit mata-mata militer Iran oleh Rusia pada Agustus 2022. Peluncuran satelit militer pertama Iran dilakukan pada tahun 2020 dengan roket Qassad.
Para pejabat AS mengawasi program roket Iran dengan cermat. AS khawatir bahwa teknologi peluncuran luar angkasa semacam itu juga dapat digunakan untuk mengembangkan rudal balistik sebagai senjata jarak jauh.
Bulan lalu, operator satelit Eutelsat menuduh Iran mengganggu dua satelit yang digunakan untuk menyiarkan televisi dan radio berbahasa Persia dari luar negeri. Kemampuan Iran dalam eksplorasi luar angkasa cukup baik sehingga menjadi perhatian negara adidaya.
Kantor Berita IRNA melaporkan bahwa roket Ghaem 100 menjalani uji peluncuran 5 November 2022 dari lokasi yang tidak dijelaskan. Roket Ghaem 100 merupakan kendaraan berbahan bakar padat tiga tahap untuk penerbangan suborbital.
“Uji penerbangan pembawa satelit ini dengan mesin berbahan bakar padat berhasil diselesaikan,” lapor IRNA dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Senin (7/11/2022). Diketahui Iran melakukan penerbangan pertama roket suborbital Zoljanah pada 2021.
Menurut Aljazeera, peluncuran hari Sabtu itu untuk menguji tahap pertama roket Ghaem 100. “Roket Ghaem 100 akan digunakan untuk peluncuran satelit komunikasi Nahid milik Iran di masa depan,” kata Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi Kedirgantaraan Garda Revolusi Iran.
Uji terbang itu mengikuti peluncuran satelit mata-mata militer Iran oleh Rusia pada Agustus 2022. Peluncuran satelit militer pertama Iran dilakukan pada tahun 2020 dengan roket Qassad.
Para pejabat AS mengawasi program roket Iran dengan cermat. AS khawatir bahwa teknologi peluncuran luar angkasa semacam itu juga dapat digunakan untuk mengembangkan rudal balistik sebagai senjata jarak jauh.
Bulan lalu, operator satelit Eutelsat menuduh Iran mengganggu dua satelit yang digunakan untuk menyiarkan televisi dan radio berbahasa Persia dari luar negeri. Kemampuan Iran dalam eksplorasi luar angkasa cukup baik sehingga menjadi perhatian negara adidaya.
(wib)