Gerhana Bulan Total Malam Ini! Terpantau Permukaan Air Laut Indonesia Naik

Selasa, 08 November 2022 - 17:04 WIB
loading...
Gerhana Bulan Total Malam Ini! Terpantau Permukaan Air Laut Indonesia Naik
Gerhana Bulan Total akan terjadi di wilayah Indonesia (8/11/2022). FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menjelaskan fenomena Gerhana Bulan Total yang diperkirakan terjadi malam ini dan akan menyebabkan permukaan air laut di wilayah ini naik.

Oleh karena itu, badan tersebut menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan menjauh dari kawasan pantai untuk sementara waktu guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

BACA JUGA - Gerhana Bulan Total Hari Ini, Pertanda Apa?

“Fenomena air pasang akan terjadi saat gerhana bulan purnama, namun masyarakat tidak perlu khawatir karena situasinya normal,” kata juru bicara BMKG Bengkulu, Marsellei Justia seperti dilansir website resmi BMKG, Selasa (11/8/2022).

Selain itu, Marseillei menginformasikan, permukaan air laut di Bengkulu diperkirakan akan naik pada fase akhir gerhana bulan.

Ia mengatakan, puncak gerhana bulan purnama di Bengkulu bisa dilihat di Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Selatan dan Kaur.

Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengatakan, adanya fenomena bulan purnama bersamaan dengan gerhana bulan total pada hari ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

"Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, termasuk utara Jawa Barat," katanya.

Potensi banjir pesisir (rob) ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

"Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG, " jelasnya.

Menurut Ayu, potensi rob terjadi di laut utara, bukan di laut Selatan. Hal ini karena pengaruh posisi bulan terhadap lautan di permukaan bumi menjadi faktor utamanya. Untuk peristiwa purnama ini, efek diferensial gravitasi bulan lebih kuat di laut utara jabar dibandingkan selatan jabar.

"Hal ini berbeda ketika rob pada bulan baru, sekitar bulan Mei yang lalu. Dimana rob lebih berpengaruh di pesisir selatan Jabar dibandingkan pesisir utara Jabar, " imbuhnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1299 seconds (0.1#10.140)