Orang Mesir Kuno Sudah Gunakan Stempel Logam untuk Menandai Para Budak
loading...
A
A
A
KAIRO - Penemuan 10 stempel logam berusia 3.000 tahun yang lalu, menunjukkan orang Mesir kuno sudah mengenal praktik perbudakan. Para budak tubuhnya dicap dengan stempel logam yang terbuat dari perunggu.
Stempel logam berlogo khusus diperkirakan berasal dari dinasti ke-19 Mesir, dari sekitar tahun 1292 SM sampai dinasti ke-25 yang berakhir pada 656 SM. Tanda pada stempel logam ini ukurannya lebih kecil dari pada stempel logam untuk menandai ternak peliharaan.
“Bentuk stempel ini sangat kecil sehingga bukan digunakan untuk menandai sapi atau kuda. Saya tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan pada ternak, tetapi kami tidak memiliki bukti hewan kecil seperti kambing yang dicap, namun ada begitu banyak bukti lain dari manusia yang dicap,” kata Ella Karev, seorang ahli Mesir Kuno University of Chicago kepada Live Science, Sabtu (12/11/2022).
Stempel logam yang ditemukan saat ini menjadi koleksi British Museum dan Petrie Museum of Egyptian Archaeology di University College London. Ukuran stempel logam yang paling besar sekitar 10 sentimeter, sehingga bekas luka yang ditinggalkannya tidak akan terbaca jika dicap pada kulit ternak, jadi kemungkinan digunakan kepada para budak.
Beberapa stempel besi berlogo dari zaman Mesir kuno berukuran hampir sama persis dengan yang digunakan oleh orang Eropa pada orang-orang Afrika selama perdagangan budak trans-Atlantik berabad-abad kemudian. Berbagai literatur Mesir kuno juga berbicara tentang proses menandai budak, yang dianggap sebagai referensi praktik tato.
“Misalnya, terlihat dalam penggambaran tawanan perang dalam ukiran di Medinet Habu dekat Luxor di Mesir Atas (selatan) yang berasal dari dinasti ke-20, atau mungkin sekitar tahun 1185 SM,” ujar Karev.
Selain itu, stempel logam yang digunakan untuk menandai tahanan di ukiran Medinet Habu terlihat berbeda dari stempel logam untuk ternak yang digunakan dalam lukisan Mesir kuno. Dari ukiran itu menunjukkan bahwa stempel logam itu dicelupkan dalam mangkuk pigmen.
Sementara tulisan-tulisan Mesir kuno menyatakan bahwa orang kadang-kadang dibeli dan dijual sebagai properti, dan mungkin dengan tanah tempat mereka hidup, yang sekarang disebut budak. Ada juga bukti bahwa mas kawin seorang budak mungkin dibayar oleh pemiliknya dan bahwa banyak budak diadopsi ke dalam keluarga.
“Ada bukti bahwa orang sering dibebaskan dari perbudakan, dan menjadi anggota tetap masyarakat Mesir,” tuturnya.
Antonio Loprieno, seorang Egyptologist di University of Basel di Swiss mengatakan bahwa hanya orang asing, bukan orang Mesir asli, yang telah ditandai dengan cara ini. “Jadi stempel perunggu yang digunakan untuk manusia, secara empiris untuk menandai jumlah pekerja dan tentara asing di Mesir,” katanya.
Stempel logam berlogo khusus diperkirakan berasal dari dinasti ke-19 Mesir, dari sekitar tahun 1292 SM sampai dinasti ke-25 yang berakhir pada 656 SM. Tanda pada stempel logam ini ukurannya lebih kecil dari pada stempel logam untuk menandai ternak peliharaan.
“Bentuk stempel ini sangat kecil sehingga bukan digunakan untuk menandai sapi atau kuda. Saya tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan pada ternak, tetapi kami tidak memiliki bukti hewan kecil seperti kambing yang dicap, namun ada begitu banyak bukti lain dari manusia yang dicap,” kata Ella Karev, seorang ahli Mesir Kuno University of Chicago kepada Live Science, Sabtu (12/11/2022).
Baca Juga
Stempel logam yang ditemukan saat ini menjadi koleksi British Museum dan Petrie Museum of Egyptian Archaeology di University College London. Ukuran stempel logam yang paling besar sekitar 10 sentimeter, sehingga bekas luka yang ditinggalkannya tidak akan terbaca jika dicap pada kulit ternak, jadi kemungkinan digunakan kepada para budak.
Beberapa stempel besi berlogo dari zaman Mesir kuno berukuran hampir sama persis dengan yang digunakan oleh orang Eropa pada orang-orang Afrika selama perdagangan budak trans-Atlantik berabad-abad kemudian. Berbagai literatur Mesir kuno juga berbicara tentang proses menandai budak, yang dianggap sebagai referensi praktik tato.
“Misalnya, terlihat dalam penggambaran tawanan perang dalam ukiran di Medinet Habu dekat Luxor di Mesir Atas (selatan) yang berasal dari dinasti ke-20, atau mungkin sekitar tahun 1185 SM,” ujar Karev.
Selain itu, stempel logam yang digunakan untuk menandai tahanan di ukiran Medinet Habu terlihat berbeda dari stempel logam untuk ternak yang digunakan dalam lukisan Mesir kuno. Dari ukiran itu menunjukkan bahwa stempel logam itu dicelupkan dalam mangkuk pigmen.
Sementara tulisan-tulisan Mesir kuno menyatakan bahwa orang kadang-kadang dibeli dan dijual sebagai properti, dan mungkin dengan tanah tempat mereka hidup, yang sekarang disebut budak. Ada juga bukti bahwa mas kawin seorang budak mungkin dibayar oleh pemiliknya dan bahwa banyak budak diadopsi ke dalam keluarga.
“Ada bukti bahwa orang sering dibebaskan dari perbudakan, dan menjadi anggota tetap masyarakat Mesir,” tuturnya.
Antonio Loprieno, seorang Egyptologist di University of Basel di Swiss mengatakan bahwa hanya orang asing, bukan orang Mesir asli, yang telah ditandai dengan cara ini. “Jadi stempel perunggu yang digunakan untuk manusia, secara empiris untuk menandai jumlah pekerja dan tentara asing di Mesir,” katanya.
(wib)