Arkeolog Temukan Sisa Masakan Bikinan Manusia Purba

Jum'at, 25 November 2022 - 16:04 WIB
loading...
Arkeolog Temukan Sisa Masakan Bikinan Manusia Purba
sisa-sisa potongan makanan yang dibakar berusia lebih dari 70.000 tahun ditemukan dari situs Gua Shanidar. FOTO/ IST
A A A
SIDNEY - Sisa-sisa masakan tertua di dunia ditemukan di sebuah kompleks gua di Irak Utara baru-baru ini.

Ini sekaligus memberikan indikasi baru bahwa Neanderthal purba mungkin pecinta makanan dan juru masak yang baik.



Seperti dilansir The Guardian, sisa-sisa potongan makanan yang dibakar berusia lebih dari 70.000 tahun ditemukan dari situs Gua Shanidar, sebuah kawasan pemukiman Neanderthal sekitar 804 kilometer di pegunungan Zagros sebelah Utara Baghdad oleh tim arkeolog dari Inggris.

"Temuan kami adalah indikasi nyata pertama dari metode memasak yang rumit dan budaya makanan di antara masyarakat Neanderthal kuno," kata Ahli Paleoekologi Budaya Liverpool John Moores University, Prof. Chris Hunt mengoordinasikan penggalian.

Hunt dan rekan-rekannya bahkan mencoba membuat ulang salah satu resep menggunakan biji-bijian yang dikumpulkan dari gua terdekat.

"Itu membuat semacam panekuk atau roti yang sangat enak dengan sedikit rasa pedas," kata Hunt.

Tim juga menggunakan pemindaian mikroskop elektron untuk menganalisis fragmen makanan hangus kuno yang ditemukan dari Gua Franchthi di selatan Yunani yang dihuni oleh manusia modern awal sekitar 12.000 tahun lalu.

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa pola makan Paleolitik beragam dan mereka memiliki teknik memasak prasejarah yang rumit yang melibatkan beberapa langkah persiapan makanan.

"Kami menyajikan bukti untuk pertama kalinya perendaman dan penumbuk biji-bijian oleh Neanderthal dan manusia modern awal yang disebut Homo sapiens di kedua lokasi, dan selama kedua fase di Gua Shanidar,''

"Kami juga menemukan bukti biji-bijian campuran dimasukkan ke dalam bahan makanan dan berpikir bahwa ada beberapa preferensi unik untuk rasa tanaman tertentu," kata Arkeolog Universitas Liverpool, Dr. Ceren Kabukcu yang memimpin penelitian.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1911 seconds (0.1#10.140)