Bertipe Strombolian, Ahli Sebut Aktifitas Seismik Gunung Semeru Bisa Berbulan-bulan

Senin, 05 Desember 2022 - 16:03 WIB
loading...
Bertipe Strombolian, Ahli Sebut Aktifitas Seismik Gunung Semeru Bisa Berbulan-bulan
Gunung Semeru kembali erupsi setelah satu tahun tidak menunjukan tanda-tanda seismik vulkanik. FOTO DOK SINDOnews
A A A
Setelah satu tahun beristirahat, pada Minggu 4 Desember 2021 Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur meletus lagi.

Seperti dilansir dari Conversations, sejak awal abad ke-19 tercatat lebih dari 72 kali Semeru meletus, biasanya berlangsung beberapa hari sampai bulanan.


Memakan waktu lama karena letusan gunung Semeru bertipe strombolian yang relatif ringan dengan indeks erupsi vulkanis antara 1 dan 2.

Letusan strombolian melontarkan batu pijar berukuran halus seperti abu dan lapilli (partikel abu berbentuk bola bulat), berukuran sedang sampai besar berupa bom lava hingga ketinggian ratusan meter.

Awan panas yang menyertai letusan gunung Semeru bisa mencapai 11 kilometer yang membentuk lidah lava dan pernah menewaskan 3 orang penduduk desa pada 1994.

Aliran awan panas dan lava ini biasanya mengarah ke selatan dan tenggara.

Aliran deras lahar Semeru yang menghancurkan apa saja yang dilewatinya ternyata telah disimulasikan dan dilaporkan oleh para peneliti asing dari Selandia Baru dan Prancis pada 2013.

Para peneliti itu menganalisis rekaman video saat lahar menerjang dari lereng atas hingga masuk ke sungai. Seringnya bencana lahar terjadi dipicu oleh curah hujan yang tinggi di sekitar Semeru (2.200-3.700 milimeter per tahun) serta banyaknya tumpukan material vulkanis lepas yang ada di lereng atas dan tengah yang terjal.

Mereka menyimpulkan bahwa keberadaan dam Sabo yang dibangun di hilir sungai sangat signifikan mengurangi laju dari aliran lahar.

Emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat Semeru erupsi harus diwaspadai karena akan berakibat fatal jika terhirup manusia atau ternak. Saat terjadi erupsi pada 2013, diestimasi ada 20 sampai 1.460 kilogram SO2 yang terlempar ke udara.

Bahaya akibat gas sulfur dioksida sangat mudah dikenali dari baunya yang menyengat dan menyebabkan sesak nafas, sakit dada, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2186 seconds (0.1#10.140)