Dorongan Seks Rendah Jadi Penyebab Utama Tingginya Kematian Pria di Jepang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Yamagata University menghasilkan temuan yang memprihatinkan. Dalam penelitian itu diketahui rendahnya dorongan seks justru jadi faktor yang sangat besar tingginya angka kematian kaum pria.
Penelitian itu disebutkan IFL Science melibatkan sebanyak 20.269 orang dengan usia di atas 40 tahun. Perinciannya sebanyak 8.556 laki-laki dan 12.411 perempuan.
Para peneliti kemudian melakukan pengujian mengenai kesehatan para peserta serta tingkat minat mereka akan aktivitas seksual . Pengujian itu kemudian ditingkatkan dengan melihat korelasi pada kematian yang disebabkan oleh kanker, penyakit kardiovaskular, serta kondisi kesehatan lainnya.
Dalam penelitian itu akhirnya diketahui penyebab kematian yang sangat tinggi ditemukan di antara pria yang tidak memiliki minat seksual. Kondisi itu tetap berlaku meski telah mempertimbangkan faktor usia, diabetes, hipertensi, dislipidemia, merokok, asupan alkohol, pendidikan, status perkawinan, frekuensi tawa, dan tekanan psikologis.
Uniknya hal itu justru tidak ditemukan pada perempuan. Dalam penelitian yang sama terdapat kelompok perempuan yang dua kali lebih rendah akan minat seks. Uniknya kelompok perempuan itu tidak terdapat faktor kuat yang menyebabkan kematian.
“Studi ini adalah yang pertama secara prospektif memeriksa hubungan antara minat seksual dan semua penyebab kematian, dan kematian kardiovaskular dan kanker pada populasi berbasis komunitas,” tulis penulis penelitian tersebut.
Lebih lanjut para peneliti melihat adanya minat yang rendah terhadap aktivitas seks di kalangan pria Jepang terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat. Ada kemungkinan pria dengan dorongan seks rendah merasa tidak bersemangat tentang urusan kamar tidur karena mereka juga mengalami masalah dengan sistem kekebalan, peradangan, dan sistem neuroendokrin.
"Hal itu membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit. Diketahui bahwa kondisi kesehatan mental seperti depresi juga dapat mempengaruhi libido seseorang," tulis laporan tersebut,.
Uniknya, kondisi itu itu justru tidak terjadi pada kelompok perempuan yang tidak berminat dengan aktivitas seks. Para peneliti sendiri berharap adanya inisiatif dari pihak otoritas untuk menginformasikan pentingan aktivitas seksual yang sah sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal itu menurut mereka sudah dilakukan di negara-negara lain.
“Pemerintah Kanada, melalui materi promosi kesehatan masyarakat, telah mulai mendukung aktivitas seksual sebagai salah satu elemen untuk meningkatkan kesehatan. Di Jepang, ada lebih banyak prasangka tentang seks di kalangan orang tua daripada di dunia Barat. Kami berharap temuan kami akan membantu mempromosikan kesehatan masyarakat melalui advokasi seksualitas di Jepang,” ungkap studi tersebut.
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
Penelitian itu disebutkan IFL Science melibatkan sebanyak 20.269 orang dengan usia di atas 40 tahun. Perinciannya sebanyak 8.556 laki-laki dan 12.411 perempuan.
Para peneliti kemudian melakukan pengujian mengenai kesehatan para peserta serta tingkat minat mereka akan aktivitas seksual . Pengujian itu kemudian ditingkatkan dengan melihat korelasi pada kematian yang disebabkan oleh kanker, penyakit kardiovaskular, serta kondisi kesehatan lainnya.
Dalam penelitian itu akhirnya diketahui penyebab kematian yang sangat tinggi ditemukan di antara pria yang tidak memiliki minat seksual. Kondisi itu tetap berlaku meski telah mempertimbangkan faktor usia, diabetes, hipertensi, dislipidemia, merokok, asupan alkohol, pendidikan, status perkawinan, frekuensi tawa, dan tekanan psikologis.
Uniknya hal itu justru tidak ditemukan pada perempuan. Dalam penelitian yang sama terdapat kelompok perempuan yang dua kali lebih rendah akan minat seks. Uniknya kelompok perempuan itu tidak terdapat faktor kuat yang menyebabkan kematian.
“Studi ini adalah yang pertama secara prospektif memeriksa hubungan antara minat seksual dan semua penyebab kematian, dan kematian kardiovaskular dan kanker pada populasi berbasis komunitas,” tulis penulis penelitian tersebut.
Lebih lanjut para peneliti melihat adanya minat yang rendah terhadap aktivitas seks di kalangan pria Jepang terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat. Ada kemungkinan pria dengan dorongan seks rendah merasa tidak bersemangat tentang urusan kamar tidur karena mereka juga mengalami masalah dengan sistem kekebalan, peradangan, dan sistem neuroendokrin.
"Hal itu membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit. Diketahui bahwa kondisi kesehatan mental seperti depresi juga dapat mempengaruhi libido seseorang," tulis laporan tersebut,.
Uniknya, kondisi itu itu justru tidak terjadi pada kelompok perempuan yang tidak berminat dengan aktivitas seks. Para peneliti sendiri berharap adanya inisiatif dari pihak otoritas untuk menginformasikan pentingan aktivitas seksual yang sah sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal itu menurut mereka sudah dilakukan di negara-negara lain.
“Pemerintah Kanada, melalui materi promosi kesehatan masyarakat, telah mulai mendukung aktivitas seksual sebagai salah satu elemen untuk meningkatkan kesehatan. Di Jepang, ada lebih banyak prasangka tentang seks di kalangan orang tua daripada di dunia Barat. Kami berharap temuan kami akan membantu mempromosikan kesehatan masyarakat melalui advokasi seksualitas di Jepang,” ungkap studi tersebut.
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
(wsb)