Ilmuwan Inggris Temukan Obat Penahan Penyakit yang Diderita Stephen Hawking

Minggu, 08 Januari 2023 - 09:00 WIB
loading...
Ilmuwan Inggris Temukan...
Fisikawan terkenal dunia Stephen Hawking teridentifikasi menderita penyakit MND di usia 21 tahun. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Ilmuwan Inggris temukan obat penahan penyakit saraf motorik atau Motor Neuron Disease (MND) yang pernah diderita oleh fisikawan terkenal Stephen Hawking. Penemuan obat itu diyakini akan memberikan dorongan besar harapan hidup lebih lama buat para penderita MND.

Diketahui Stephen Hawking pertama kali teridentifikasi mengalami MND di usia 21 tahun. Ada beberapa jenis dari penyakit motor neuron, di antaranya Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), progressive bulbar palsy (PBP), progresif otot atrofi (PMA), dan primer lateral sclerosis (PLS).

Stephen Hawking diduga menderita jenis ALS, atau yang kerap juga disebut Lou Gehrig's Disease yang membuatnya lumpuh, sehingga bertumpu pada pemakaian teknologi untuk membantunya beraktivitas. Hingga meninggal dunia di usia 76 tahun pada 14 Maret 2018, Stephen Hawking berada dalam keadaan lumpuh.

Temuan yang dicapai oleh ilmuwan dari Immune Regulation and Immunotherapy di King's College Inggris diyakini jadi harapan besar bagi penderita penyakit motor neuron untuk hidup lebih lama. Dalam penelitian yang dilakukan terlihat bahwa suntikan protein yang digunakan untuk mengobati kanker ginjal dapat memperlambat penyebaran MND dan meningkatkan peluang bertahan hidup hingga 70 persen.



Ilmuwan Inggris Temukan Obat Penahan Penyakit yang Diderita Stephen Hawking


“Hasil luar biasa ini merupakan terobosan nyata,” kata Timothy Tree, Profesor di Immune Regulation and Immunotherapy di King's College dikutip Daily Mail.

"Temuan ini akan bisa membuat perubahan besar pilihan penanganan pada penanganan pasien yang menderita penyakit yang merusak ini," sambungnya.

Obat itu disebutkan merupakan hasil penelitian selama 21 bulan di Inggris dan Prancis. Obat baru dibuat dari protein Interleukin-2 (IL-2), yang ditemukan dalam sistem kekebalan tubuh. Studi tersebut menemukan bahwa dosis rendah IL-2 meningkatkan jumlah sel kekebalan tertentu dalam darah yang mampu melawan infeksi inflamasi.



Dalam penelitian itu pemberian suntikan protein menghasilkan 70 persen penurunan risiko kematian dibandingkan dengan pasien yang diberi plasebo. Masih dalam studi yang sama juga terlihat malnutrisi dan dehidrasi membuat banyak penderita MND lebih sulit untuk tetap sehat. Alhasil kematian umumnya terjadi setelah gagal napas.

Ahli saraf Profesor Nigel Leigh dari Brighton Medical School, yang memimpin percobaan dengan Gilbert Bensimon di Prancis, mengatakan data awal yang ditunjukkan dari penelitian itu memperlihatkan hasil yang sangat baik. Hal itu yang membuat mereka berupaya terus untuk mendorong hasil penelitian itu.

Sementara Profesor Ammar Al-Chalabi, yang memimpin tim King's College London dalam uji coba tersebut, mengatakan temuan itu merupakan kemajuan besar di bidang medis. "Sekarang pertanyaannya adalah bisakah kita memperpanjang kelangsungan hidup dan mungkin memperlambat penyakit untuk jangka waktu yang lama?" ucapnya.

Disebutkan Daily Mail, meski penyebab MND tidak sepenuhnya dipahami, diketahui bahwa mekanisme inflamasi mempengaruhi kerusakan neuron motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Hal itu yang membuat banyak penderita MND mengalami kelumpuhan yang sulit dibayangkan.
(wsb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1495 seconds (0.1#10.140)