Tentara Korsel Berencana Gunakan Drone
A
A
A
SEOUL - Tentara Korea Selatan (Korsel) sedang mempertimbangkan untuk menggunakan drone yang dilengkapi dengan bahan peledak. Hal ini seperti dikatakan seorang pejabat militer setempat.
Seperti dikutip dari Korea Times, Minggu (12/3/2017), tentara berencana untuk melakukan penelitian luas dalam "swarming militer, seperti yang sudah digunakan operasional di Amerika Serikat (AS), China dan Rusia, untuk operasi angkatan darat dan laut," kata pejabat itu.
Medan perang menggunakan taktik unit-unit tempur yang tersebar untuk menyerang target yang ditunjuk sekaligus. Penelitian ini akan fokus pada kemungkinan menggunakan drone berbasis AI, dan cara-cara untuk mengembangkan teknik berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan Korea dan teknologi.
Militer akan menganalisis efek dari drone pada operasi angkatan laut, termasuk pertahanan pelabuhan, serangan, pencarian dan penyelamatan, serta pencahayaan. Jika hasil penelitian, karena dalam tahun ini yang positif, Angkatan Darat akan mulai mempersenjatai drone militer.
Pada Januari, Departemen Pertahanan AS mengatakan telah berhasil menguji 103 Perdix drone-panjang 16 sentimeter dibebaskan dari tiga F/A-18 jet tempur Super Hornet.
Pada November, China merilis sebuah gambar dari puluhan drone di penerbangan, sementara Rusia dilaporkan mempelajari operasi bersama tempur-drone.
Militer Korsel mengatakan itu bisa menggunakan drone Coyote serupa, yang dikembangkan oleh kontraktor pertahanan terkemuka AS, Raytheon dan berhasil diuji oleh Angkatan Laut AS pada 2015 dalam latihan tempur.
Drone dapat membawa sampai satu kilogram dan dapat terbang hingga 90 menit sampai sekitar 100 kilometer per jam. Korea Utara mungkin sudah menggunakan drone mampu menargetkan Korea Selatan, menurut para ahli militer Korsel.
Seperti dikutip dari Korea Times, Minggu (12/3/2017), tentara berencana untuk melakukan penelitian luas dalam "swarming militer, seperti yang sudah digunakan operasional di Amerika Serikat (AS), China dan Rusia, untuk operasi angkatan darat dan laut," kata pejabat itu.
Medan perang menggunakan taktik unit-unit tempur yang tersebar untuk menyerang target yang ditunjuk sekaligus. Penelitian ini akan fokus pada kemungkinan menggunakan drone berbasis AI, dan cara-cara untuk mengembangkan teknik berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan Korea dan teknologi.
Militer akan menganalisis efek dari drone pada operasi angkatan laut, termasuk pertahanan pelabuhan, serangan, pencarian dan penyelamatan, serta pencahayaan. Jika hasil penelitian, karena dalam tahun ini yang positif, Angkatan Darat akan mulai mempersenjatai drone militer.
Pada Januari, Departemen Pertahanan AS mengatakan telah berhasil menguji 103 Perdix drone-panjang 16 sentimeter dibebaskan dari tiga F/A-18 jet tempur Super Hornet.
Pada November, China merilis sebuah gambar dari puluhan drone di penerbangan, sementara Rusia dilaporkan mempelajari operasi bersama tempur-drone.
Militer Korsel mengatakan itu bisa menggunakan drone Coyote serupa, yang dikembangkan oleh kontraktor pertahanan terkemuka AS, Raytheon dan berhasil diuji oleh Angkatan Laut AS pada 2015 dalam latihan tempur.
Drone dapat membawa sampai satu kilogram dan dapat terbang hingga 90 menit sampai sekitar 100 kilometer per jam. Korea Utara mungkin sudah menggunakan drone mampu menargetkan Korea Selatan, menurut para ahli militer Korsel.
(izz)