Mesin Pesawat Antariksa Hipersonik Mulai Diuji Coba

Minggu, 24 Desember 2017 - 14:34 WIB
Mesin Pesawat Antariksa...
Mesin Pesawat Antariksa Hipersonik Mulai Diuji Coba
A A A
Mesin revolusioner yang dapat digunakan pesawat antariksa membawa para penumpang keluar angkasa menjalani uji coba di fasilitas tes baru di Colorado pekan ini. Fasilitas di Front Range Airport, dekat Watkins, Colorado, itu akan menguji teknologi penting dalam mesin roket Sabre siklus udara hipersonik Reaction Engine.

Ini setelah perusahaan mendapatkan kontrak Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) untuk menguji mesin penukar panas pradingin atau disebut HTX. Di Inggris, para peneliti terus mengembangkan fasilitas tes mesin TF1 di Westcott, tempat demonstrasi pertama mesin roket Sabre akan dilakukan. Fasilitas di Inggris itu akan menguji roket Reaction Engine. Pusat tes itu akan menjadi tempat perakitan, workshop, kantor, dan ruang kontrol, bersama dengan konfigurasi beragam tes mesin.

Perusahaan Reaction Engines ingin menempatkan mesin Sabre pada pesawat antariksa yang bisa digunakan berulang kali bernama Skylon. Pesawat itu mampu meluncurkan satelit telekomunikasi dengan bobot besar. "Ini langkah maju besar lain dalam pengembangan mesin Sabre Reaction Engines dan menunjukkan komitmen Inggris pada program itu," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Reaction Engines Mark Thomas dikutip Daily Mail.

Dia menambahkan, "Saya ingin melihat fasilitas unik ini membentuk dan melakukan tes mesin inti kami yang akan menjadi momen menentukan bagi dunia antariksa." Tahun lalu, Badan Antariksa Eropa (ESA) telah berinvestasi USD11 juta pada pengembangan mesin tersebut. "Pembukaan fasilitas tes baru di Westcott Today menandai momen bersejarah untuk industri Antariksa Eropa dan untuk riset serta pengembangan Inggris pada pendorong roket," ungkap Direktur Teknologi, Teknik dan Kualitas ESA Franco Ongaro. "Fasilitas ini akan memungkinkan tes darat siklus mesin Sable, membuka jalan untuk tes penerbangan pertama dan menuju era baru," kata Ongaro.

Dia menambahkan, "Badan Antariksa Eropa bangga dengan kemitraan bersama Badan Antariksa Inggris untuk membuat kita menciptakan kompetensi teknis yang mendukung pengembangan Sabre pada tahap ini, dan kami yakin pada kesuksesan penerbangan masa depannya."

Reaction Engines saat ini mengamankan dana sekitar USD66 juta dari Pemerintah Inggris, dengan lebih dari USD55 juta dari Badan Antariksa Inggris dan ESA berkontribusi pada tahap akhir. Mesin Sabre yang revolusioner bisa membuat pesawat lepas landas dari landasan pacu dan mencapai lima kali kecepatan suara, sebelum berganti ke mode roket, menerbangkan pesawat ke orbit.

Desain ini juga dapat digunakan untuk mengirim satelit ke antariksa dengan biaya lebih hemat. "Kita sekarang memasuki fase menyenangkan di mana kita dapat mempercepat fase pengembangan agar Sabre bangkit dan berjalan," ujar Thomas.

Saat ini roket-roket konvensional menggunakan oksigen cair dan hidrogen cair untuk menjadi bahan bakar penggerak mesin. Biaya untuk membawa bahan bakar yang berat ini sangat mahal. Mesin baru ini menciptakan oksigen cair sendiri dengan mendinginkan udara yang masuk mesin dari suhu 1.000 derajat celsius menjadi minus 150 derajat Celsius dalam seperseratus detik, enam kali lebih cepat dibandingkan kedipan mata tanpa menciptakan blok-blok es.

Ini memungkinkan mesin bergerak aman dengan kekuatan sangat tinggi dibandingkan mesin saat ini, tanpa berisiko akan terlalu panas dan pecah menjadi beberapa bagian. Desain yang disebut mesin roket bernapas udara dan dinamakan Sabre itu bisa menjadi tenaga generasi baru untuk jet penumpang Mach 5 yang disebut Lapcat, akan secara dramatis memangkas waktu terbang.

Mach 5 sekitar dua setengah kali lebih cepat dibandingkan kecepatan puncak yang mampu dicapai Concorde dan dapat menjadi langkah besar selanjutnya untuk menjadi sumber tenaga mesin penerbangan. Jika jet penumpang jarak jauh normal terbang setinggi 35.000 kaki, Lapcat bisa terbang hingga setinggi 92.000 kaki pada kecepatan 4.000 mil per jam.

Desain Sabre menggunakan sistem pipa yang diisi dengan helium. Udara melintas melalui pipa-pipa dan helium membantu memindahkan panas serta oksigen dibawa ke mesin. Di antariksa, mesin bisa berubah menjadi mode roket. Ini berarti pesawat dapat terbang di orbit sekitar 36 jam dan digunakan untuk meluncurkan satelit.

"Kami ingin Inggris menjadi tempat terbaik di Eropa untuk inovasi dan program mesin Sabre berpotensi mengubah perjalanan udara dan antariksa selamanya," ungkap pelaksana CEO Badan Antariksa Inggris Katherine Courtney. "Saat Badan Antariksa Inggris membuat komitmen 60 juta poundsterling pada 2013, kami menunjukkan keberanian dan keyakinan kami pada pengembangan teknologi terbaru ini.Mengandalkan kepakaran Badan Antariksa Eropa, pendanaan kami akan membantu menjamin Reaction Engines dan industri bisa berkolaborasi untuk menjadikan mesin revolusioner ini terwujud," ujar Courtney.

Thomas menggambarkan pengembangan mesin itu sebagai Cawan Suci akses antariksa. "Publik umum mungkin merasa asing dari kebisingan antariksa, tapi sebagian besar hidup kita tergantung pada penggunaan satelit di antariksa," katanya. "Karena ini dapat digunakan ulang, ini secara dramatis mengurangi biaya peluncuran satelit sekitar sepersepuluh dari saat ini USD100 juta. Anda tidak membeli mobil baru dan kemudian saat bahan bakarnya habis membuangnya. Itu yang kami ingin lakukan dengan pesawat antariksa," ujarnya.

BAE akan mengembangkan pesawat yang cocok dengan mesin baru tersebut. Tim berencana memproduksi model demonstrasi pada akhir dekade, meski desain untuk pesawat penumpang masih sekitar 20 tahun lagi.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2578 seconds (0.1#10.140)