Kekurangan Wanita, Permintaan Robot Seks di China Sangat Tinggi

Sabtu, 03 Februari 2018 - 17:30 WIB
Kekurangan Wanita, Permintaan Robot Seks di China Sangat Tinggi
Kekurangan Wanita, Permintaan Robot Seks di China Sangat Tinggi
A A A
BEIJING - Perusahaan teknologi Exdoll terus berinovasi dalam menciptakan robot seks yang tengah menjamur di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia. Bahkan Exdoll mengklaim mendapatkan permintaan yang luar biasa dari China, karena di negeri Tirai Bambu ini kekurangan wanita.

Banjir orderan Exdoll memiliki ambisi untuk menerapkan kecerdasan buatan untuk membuat robot seks jadi hidup-seperti menyembuhkan kesepian di antara pria-pria jomblo. China saat ini menghadapi kesenjangan gender yang sangat besar, dengan 33,6 juta lebih banyak pria daripada wanita di negara ini yang berpenduduk 1,4 miliar orang.

Exdoll perusahaan yang berbasis di Dalian, yang memiliki ambisi untuk menerapkan kecerdasan buatan untuk membuat robot seks seperti hidup.

Berbicara kepada AFP, Wuy Xingliang, direktur pemasaran di Exdoll, mengatakan: "China memiliki kekurangan wanita, dan ini adalah faktor mengapa ada permintaan ini, tapi itu bukan hanya untuk seks, tetapi untuk menghibur para pria," tutur Wuy seperti dilansir The Sun, Sabtu (3/2/2017)

Pembeli dapat menyesuaikan berbagai fitur, termasuk tinggi, warna kulit, ukuran payudara, warna mata, dan warna rambut.

Wuy Xingliang mengatakan Aplikasi AI memungkinkan Anda menciptakan kepribadian untuk robot seks yang Anda miliki sendiri.

"Kami merancangnya sehingga mereka bisa melakukan percakapan yang berarti dengan Anda dan membantu mengerjakan tugas di sekitar rumah. Mereka bahkan bisa bekerja sebagai asisten medis atau resepsionis." tandas Wuy.

Robot seks dengan model dengan ukuran payudara dan bokong besar paling banyak dipesan. Beberapa model robot seks kehabisan stok di beberapa negara dalam waktu kurang dari seminggu. Robot seks dengan payudara dan bokong besar yang diimpor ke Afrika Selatan langsung ludes terjual.

Manajer Operasional pemasaran robot seks di Afrika, Patrick Meyer mengatakan Kami telah meminta pada China selaku produsen pada bulan Oktober, di mana saya memesan enam dari mereka.

"Mereka dikirim beberapa minggu kemudian dan sekarang kita hanya punya satu. Aku akan datang lagi bulan Januari nanti. " tutur Patrick Meyer.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2657 seconds (0.1#10.140)