Perusahaan Singapura & Boeing Siap Hadirkan Jenis Pesawat Baru
A
A
A
JAKARTA - Usai teknologi Auto Pilot dan otonom disematkan pada pesawat terbang, kini dunia aviasi global akan kedatangan pesawat jenis baru, dimana sebuah pesawat penumpang bertenaga hidrogen-listrik akan menjadi yang pertama mengudara di dunia.
Setelah Dikembangkang selama 12 tahun lamanya, akhirnya perusahaan yang berbasis di Singapura, HES Energy Systems berhasil mengembangkan Element One, pesawat bertenaga hidrogen-listrik tersebut. Rencananya, pesawat ini siap untuk mengudara pada tahun 2025 mendatang.
Berkolaborasi dengan sejumlah mitra, akhirnya HES Energy Systems sukses memamerkan bentuk baru dari mobilitas udara – minim suara, tanpa karbon, dapat dipersonalisasi, dan terdesentralisasi.
Seperti dilansir dari financialpost, Element One yang notabene merupakan pesawat otonom dikembangkan sebagai pesawat dengan zero-emission yang menggabungkan teknologi bahan bakar hidrogen ultra ringan milik HES dengan propulsi pesawat listrik yang terdistribusi. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut empat penumpang dalam sekali perjalanan. Jarak tempuhnya pun beragam, mulai dari 500km hingga 5.000km, tergantung dari kandungan hidrogen yang digunakan – apakah hidrogen cair atau gas.
“Hingga saat ini, Element One masih jauh mengungguli pesawat bertenaga listrik lainnya, Desain Element One membuka jalan bagi hidrogen terbarukan sebagai bahan bakar jangka panjang untuk penerbangan bertenaga listrik” tutur founder HES Energy Systems, Taras Wankewycz.
Ia menambahkan bahwa Element One cocok digunakan untuk rute penerbangan baru yang menghubungkan kota-kota kecil dan daerah pedesaan dengan menggunakan jaringan yang ada.
Setelah merilis rencana penerbangan perdananya pada akhir September lalu, pihak HES Energy Systems kini tengah berdiskusi dengan sejumlah produsen hidrogen skala industri untuk mengeksplorasi sistem pengisian bahan bakar yang efisien.
Tak hanya HES Energy Systems yang ngebet ingin melakukan uji coba, Boeing jugaakan melakukan uji coba pesawat tanpa awak yang menggunakan kecerdasan intelijen buatan. Hal ini dibenarkan oleh Mike Sinnett selaku Wakil Presiden Pengembangan Produk Boeing yang mengatakan bahwa pesawat otonom tersebut telah memenuhi standar keamanan internasional.
Teknologi ini didesain agar dapat mengambil beberapa keputusan yang biasanya ditentukan oleh pilot, terutama saat lepas landas dan mendarat. Beberapa maskapai penerbangan juga sangat mendukung gagasan tersebut, demi memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat. Rencana ini akan diwujudkan pada 2025.
Setelah Dikembangkang selama 12 tahun lamanya, akhirnya perusahaan yang berbasis di Singapura, HES Energy Systems berhasil mengembangkan Element One, pesawat bertenaga hidrogen-listrik tersebut. Rencananya, pesawat ini siap untuk mengudara pada tahun 2025 mendatang.
Berkolaborasi dengan sejumlah mitra, akhirnya HES Energy Systems sukses memamerkan bentuk baru dari mobilitas udara – minim suara, tanpa karbon, dapat dipersonalisasi, dan terdesentralisasi.
Seperti dilansir dari financialpost, Element One yang notabene merupakan pesawat otonom dikembangkan sebagai pesawat dengan zero-emission yang menggabungkan teknologi bahan bakar hidrogen ultra ringan milik HES dengan propulsi pesawat listrik yang terdistribusi. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut empat penumpang dalam sekali perjalanan. Jarak tempuhnya pun beragam, mulai dari 500km hingga 5.000km, tergantung dari kandungan hidrogen yang digunakan – apakah hidrogen cair atau gas.
“Hingga saat ini, Element One masih jauh mengungguli pesawat bertenaga listrik lainnya, Desain Element One membuka jalan bagi hidrogen terbarukan sebagai bahan bakar jangka panjang untuk penerbangan bertenaga listrik” tutur founder HES Energy Systems, Taras Wankewycz.
Ia menambahkan bahwa Element One cocok digunakan untuk rute penerbangan baru yang menghubungkan kota-kota kecil dan daerah pedesaan dengan menggunakan jaringan yang ada.
Setelah merilis rencana penerbangan perdananya pada akhir September lalu, pihak HES Energy Systems kini tengah berdiskusi dengan sejumlah produsen hidrogen skala industri untuk mengeksplorasi sistem pengisian bahan bakar yang efisien.
Tak hanya HES Energy Systems yang ngebet ingin melakukan uji coba, Boeing jugaakan melakukan uji coba pesawat tanpa awak yang menggunakan kecerdasan intelijen buatan. Hal ini dibenarkan oleh Mike Sinnett selaku Wakil Presiden Pengembangan Produk Boeing yang mengatakan bahwa pesawat otonom tersebut telah memenuhi standar keamanan internasional.
Teknologi ini didesain agar dapat mengambil beberapa keputusan yang biasanya ditentukan oleh pilot, terutama saat lepas landas dan mendarat. Beberapa maskapai penerbangan juga sangat mendukung gagasan tersebut, demi memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat. Rencana ini akan diwujudkan pada 2025.
(wbs)