Ahli dari 3 Negara Sebut Ada 40 Gunung seperti Anak Krakatau
A
A
A
LONDON -
Ahli dari Inggris, Amerika Serikat dan Indonesia memprediksi setidaknya 40 gunung berapi di seluruh dunia memiliki potensi untuk menghasilkan gelombang pasang yang sama dengan ukuran dan kekuatan tsunami yang menewaskan 437 orang di Selat Sunda dekat sini tahun lalu.
Seperti dilansir dari Daily Mail, setelah studi tentang letusan Gunung Berapi Son Krakatau, simulasi baru membantu peneliti memahami lebih lanjut tentang bagaimana letusan menghasilkan bencana.
Para ahli menyimpulkan, dengan jutaan penduduk di wilayah pesisir yang berpotensi terkena dampak, temuan ini menunjukkan perlunya memperbaiki sistem peringatan bencana yang dipicu oleh gunung berapi.
Pada 22 Desember tahun lalu, Gunung Anak Krakatau, yang terletak di Selat Sunda, meletus untuk menghasilkan tsunami.
Selama letusan, dua pertiga dari gunung berapi pulau itu 'hilang' ke laut, dengan total 300 juta meter kubik batu yang dilepaskan ke laut.
Lanskap lamun seperti itu menghasilkan gelombang tsunami.
Ketika menghantam Pulau Jawa, tsunami mencapai ketinggian hingga 13 meter.
Sebanyak 437 orang tewas dan sekitar 14.000 orang terluka ketika tsunami menghantam pantai di daerah sekitar Banten dan Lampung.
Sekarang, para peneliti dari Inggris, Indonesia dan Amerika Serikat telah menciptakan model terperinci pertama yang menunjukkan apa yang terjadi ketika Gunung Berapi Anak Krakatau meletus, menyebabkan jatuhan batu di dasar laut dan menghasilkan gelombang pasang.
Mengadopsi penemuan di gunung berapi lain yang berbatasan dengan lautan, seorang ahli geologi kelautan dari British Geological Monitoring Center, David Tappin mengatakan ada setidaknya 40 gunung berapi lain yang mungkin 'berpotensi menjadi seperti Son Krakatau'.
Ahli dari Inggris, Amerika Serikat dan Indonesia memprediksi setidaknya 40 gunung berapi di seluruh dunia memiliki potensi untuk menghasilkan gelombang pasang yang sama dengan ukuran dan kekuatan tsunami yang menewaskan 437 orang di Selat Sunda dekat sini tahun lalu.
Seperti dilansir dari Daily Mail, setelah studi tentang letusan Gunung Berapi Son Krakatau, simulasi baru membantu peneliti memahami lebih lanjut tentang bagaimana letusan menghasilkan bencana.
Para ahli menyimpulkan, dengan jutaan penduduk di wilayah pesisir yang berpotensi terkena dampak, temuan ini menunjukkan perlunya memperbaiki sistem peringatan bencana yang dipicu oleh gunung berapi.
Pada 22 Desember tahun lalu, Gunung Anak Krakatau, yang terletak di Selat Sunda, meletus untuk menghasilkan tsunami.
Selama letusan, dua pertiga dari gunung berapi pulau itu 'hilang' ke laut, dengan total 300 juta meter kubik batu yang dilepaskan ke laut.
Lanskap lamun seperti itu menghasilkan gelombang tsunami.
Ketika menghantam Pulau Jawa, tsunami mencapai ketinggian hingga 13 meter.
Sebanyak 437 orang tewas dan sekitar 14.000 orang terluka ketika tsunami menghantam pantai di daerah sekitar Banten dan Lampung.
Sekarang, para peneliti dari Inggris, Indonesia dan Amerika Serikat telah menciptakan model terperinci pertama yang menunjukkan apa yang terjadi ketika Gunung Berapi Anak Krakatau meletus, menyebabkan jatuhan batu di dasar laut dan menghasilkan gelombang pasang.
Mengadopsi penemuan di gunung berapi lain yang berbatasan dengan lautan, seorang ahli geologi kelautan dari British Geological Monitoring Center, David Tappin mengatakan ada setidaknya 40 gunung berapi lain yang mungkin 'berpotensi menjadi seperti Son Krakatau'.
(wbs)