Magma UAV Pesawat Bertenaga Udara Supersonik Resmi Diperkenalkan
A
A
A
LONDON - Untuk pertama kalinya di dunia penerbangan, sebuah pesawat berhasil dioperasikan menggunakan aliran udara supersonik di permukaannya.
Seperti dilansir dari Mirror. pesawat tanpa awak MAGMA (UAV) dirancang untuk terbang tanpa aileron dan flap, dan kontrol penerbangan dibuat melalui aliran udara supersonik yang keluar dari antarbintang di bagian belakang sayap UAV.
Penerbangan uji coba pertama UAV kemarin berhasil dilaksanakan dan juga mengarah pada pengembangan teknologi baru yang dapat menghasilkan pesawat yang lebih ringan dan lebih murah untuk dioperasikan.
Selain itu, ia membuka lebih banyak peluang untuk menghasilkan lebih banyak teknologi tak kasat mata dengan desain fusi yang lebih radikal.
Pesawat konvensional beroperasi ketika dorong yang digerakkan mesin mendorong pesawat ke depan, serta menghasilkan tenaga. Dan untuk tujuan navigasi, pasukan dimanipulasi melalui aileron dan flap untuk memungkinkan pesawat menjadi kiri dan kanan, atau naik turun.
MAGMA dikembangkan bersama antara Manchester University, Inggris dan perusahaan teknologi militer BAE Systems.
"MAGMA adalah contoh di mana kolaborasi dengan para sarjana universitas berhasil menghasilkan penelitian dan inovasi yang mengesankan," kata kepala teknologi Divisi Udara BAE Systems Julia Sutcliffe dalam sebuah pernyataan kemarin.
Seperti dilansir dari Mirror. pesawat tanpa awak MAGMA (UAV) dirancang untuk terbang tanpa aileron dan flap, dan kontrol penerbangan dibuat melalui aliran udara supersonik yang keluar dari antarbintang di bagian belakang sayap UAV.
Penerbangan uji coba pertama UAV kemarin berhasil dilaksanakan dan juga mengarah pada pengembangan teknologi baru yang dapat menghasilkan pesawat yang lebih ringan dan lebih murah untuk dioperasikan.
Selain itu, ia membuka lebih banyak peluang untuk menghasilkan lebih banyak teknologi tak kasat mata dengan desain fusi yang lebih radikal.
Pesawat konvensional beroperasi ketika dorong yang digerakkan mesin mendorong pesawat ke depan, serta menghasilkan tenaga. Dan untuk tujuan navigasi, pasukan dimanipulasi melalui aileron dan flap untuk memungkinkan pesawat menjadi kiri dan kanan, atau naik turun.
MAGMA dikembangkan bersama antara Manchester University, Inggris dan perusahaan teknologi militer BAE Systems.
"MAGMA adalah contoh di mana kolaborasi dengan para sarjana universitas berhasil menghasilkan penelitian dan inovasi yang mengesankan," kata kepala teknologi Divisi Udara BAE Systems Julia Sutcliffe dalam sebuah pernyataan kemarin.
(wbs)