Para Peneliti Pastikan AI Dapat Digunakan untuk Medis
A
A
A
NEW YORK - Artificial Intelligence (AI) kini sudah mampu menemukan kondisi medis dengan tingkat akurasi yang tinggi. Misalnya, kondisi medis seperti pendarahan pada otak, jika salah melakukan deteksi tentu berakibat fatal.
Tapi jangan takut, para peneliti dari University of California, Berkeley dan University of California, San Francisco (UCSF), berhasil menciptakan algoritma yang mampu mendeteksi pendarahan pada otak dengan tingkat akurasi yang lebih baik daripada dua dari empat ahli radiologi.
Teknologi modern ternyata sudah siap untuk hal tersebut. Kunci dari penelitian ini adalah algoritma yang dilatih dengan sangat detail. Kumpulan Berita Temuan Ilmuan yang Berkaitan dengan Alquran
Melansir laman Engadget, UCSF mengatakan, proses ini bergantung pada Convolutional Nerual Network (CNN), sebuah metode machine learning, yang mampu meneliti lebih dari 4.396 CT scan.
Angkat tersebut merupakan jumlah sampel yang realtif kecil. Meski begitu, ketidaknormalan itu dapat dirinci berdasarkan tingkat pixel. Artinya, tingkat kemungkinan salahnya jauh lebih kecil.
Teknik ini juga memiliki pelatihan AI pada bagian gambar sekaligus, sehingga mengurangi kemungkinan membuat keputusan yang salah berdasarkan perubahan yang sangat kecil. Baca Juga: Berita Fakta-Fakta Hubungan Sains dengan Alquran
Kendati demikian, sama seperti sistem deteksi berbasis AI lainnya, penemuan ini tidak akan sepenuhnya menggantikan fungsi dokter.
Sistem hanya membutuhkan waktu sekitar satu detik untuk memberikan laporan, dan secara otomatis dapat melakukan klasifikasi berbagai jenis pendarahan. Cara ini bisa menghemat waktu dokter pada saat keadaan darurat. Sistem juga bisa memastikan jenis pendarahan yang sangat sulit ditemukan.
Sementara itu, saat ini para ilmuwan masih dalam tahap pengujian algoritma dari CT scan. Mungkin suatu saat nanti ada kesempatan teknologi ini digunakan, agar dengan cepat mendeteksi pasien. Juga dapat membantu dokter untuk lebih fokus pada tindakan penyelamatan hidup seseorang.
Tapi jangan takut, para peneliti dari University of California, Berkeley dan University of California, San Francisco (UCSF), berhasil menciptakan algoritma yang mampu mendeteksi pendarahan pada otak dengan tingkat akurasi yang lebih baik daripada dua dari empat ahli radiologi.
Teknologi modern ternyata sudah siap untuk hal tersebut. Kunci dari penelitian ini adalah algoritma yang dilatih dengan sangat detail. Kumpulan Berita Temuan Ilmuan yang Berkaitan dengan Alquran
Melansir laman Engadget, UCSF mengatakan, proses ini bergantung pada Convolutional Nerual Network (CNN), sebuah metode machine learning, yang mampu meneliti lebih dari 4.396 CT scan.
Angkat tersebut merupakan jumlah sampel yang realtif kecil. Meski begitu, ketidaknormalan itu dapat dirinci berdasarkan tingkat pixel. Artinya, tingkat kemungkinan salahnya jauh lebih kecil.
Teknik ini juga memiliki pelatihan AI pada bagian gambar sekaligus, sehingga mengurangi kemungkinan membuat keputusan yang salah berdasarkan perubahan yang sangat kecil. Baca Juga: Berita Fakta-Fakta Hubungan Sains dengan Alquran
Kendati demikian, sama seperti sistem deteksi berbasis AI lainnya, penemuan ini tidak akan sepenuhnya menggantikan fungsi dokter.
Sistem hanya membutuhkan waktu sekitar satu detik untuk memberikan laporan, dan secara otomatis dapat melakukan klasifikasi berbagai jenis pendarahan. Cara ini bisa menghemat waktu dokter pada saat keadaan darurat. Sistem juga bisa memastikan jenis pendarahan yang sangat sulit ditemukan.
Sementara itu, saat ini para ilmuwan masih dalam tahap pengujian algoritma dari CT scan. Mungkin suatu saat nanti ada kesempatan teknologi ini digunakan, agar dengan cepat mendeteksi pasien. Juga dapat membantu dokter untuk lebih fokus pada tindakan penyelamatan hidup seseorang.
(wbs)