Peneliti Temukan Fosil Kera yang Bisa Berjalan Seperti Manusia

Senin, 11 November 2019 - 15:27 WIB
Peneliti Temukan Fosil...
Peneliti Temukan Fosil Kera yang Bisa Berjalan Seperti Manusia
A A A
LONDON - Para peneliti telah menemukan fosil kera purba yang hidup pada masa Miosen, sekitar 11,62 juta tahun yang lalu. Setelah diidentifikasi, makhluk ini disinyalir dapat berjalan tegak dengan kedua kaki, dan memiliki lengan panjang seperti kera yang digunakan untuk memanjat pepohonan.

Kera ini dinamai Danuvius guggenmosi. Tingginya sekitar 3,3 kaki atau 1 meter. Kera betina memiliki berat sekitar 18 kilogram, sedangkan kera jantan beratnya sekitar 31 kilogram. Beratnya lebih rendah dibanding ukuran tubuh kera yang hidup saat ini.

Dari sisa-sisa fosil itu, setidaknya ada empat ekor Danuvius guggenmosi yang ditemukan berkat penggalian di Hammerschmiede, wilayah Allgau, negara bagian Bayern, Jerman Selatan, antara tahun 2015 dan 2018.

Kerangka paling lengkap yang ditemukan adalah pejantan yang memiliki tubuh proporsi, dengan bentuk mirip primata Bonobo.

Profesor Madelaine Bohme dan rekan-rekannya dari Senckenberg Center for Human Evolution and Palaeoenvironment di University of Tubingen, berhasil merekrontuksi cara Danuvius guggenmosi bergerak di lingkungannya.

“Untuk pertama kalinya kami dapat menyelidiki beberapa sendi yang memiliki fungsi penting. Sungguh mengherankan, ketika disadari betapa miripnya tulang-tulang itu dengan manusia, berbeda dengan tulang kera besar lainnya,” kata Profesor Bohme, dilansir dari Sci-News, Senin (11/11/2019).

Dalam jurnal yang diterbitkan oleh Nature ini, tim peneliti menemukan bahwa Danuvius guggenmosi bisa berjalan dengan dua kaki dan juga bisa memanjat layaknya kera.

Tulang belakangnya melengkung berbentuk huruf S, yang berfungsi untuk menahan tubuh mereka saat berdiri dengan kedua kakinya. Bentuk, postur, dan cara hewan ini bergerak, berbeda dengan primata lainnya.

“Danuvius guggenmosi memiliki gabungan antara bipedalitas manusia yang didominasi hindlimba, dengan forelimb yang khas seperti kera,” kata Profesor David Begun, salah satu tim peneliti dari University of Toronto.

“Fosil itu juga mengindikasikan nenek moyang manusia dan kera yang mendiami Eropa berasal dari leluhur di Afrika, berbeda dari gorila dan simpanse yang hidup saat ini,” kata Begun.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)