LAPAN Pastikan Indonesia Akan Dihujani Meteor Sepanjang 2020
A
A
A
JAKARTA - Fenomena alam berupa gesekan antara atmosfer Bumi dengan meteoroid akan menimbulkan lintasan cahaya di langit. Lintasan itulah yang dikenal dengan nama meteor.
Biasanya, peristiwa terbakarnya meteoroid akibat gesekan tersebut berlangsung pada ketinggian 70-100 kilometer dari permukaan Bumi.
Sejak 12 Desember 2019 sampai 12 Januari 2020, fenomena ini kembali terjadi. Itu merupakan periode saat Bumi melintasi debu-debu sisa komet, yang menyebabkan hujan meteor Quadrantid.
"Hujan meteor dinamai sesuai rasi ketampakannya. Hujan meteor Quadrantid titik pancarnya di Quadran, dekat (rasi) Bootes," jelas Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat dihubungin Sindonews, Jumat (3/1/2020).
Puncak Quadrantid akan berlangsung pada 3 - 4 Januari 2020. Di saat ini, puluhan meteor setiap jamnya akan melintasi langit Bumi. "Di luar puncak, jumlahnya hanya beberapa meteor per jam," imbuh Thomas.
Dalam situs resmi LAPAN, disebutkan bahwa Quadrantid bisa dilihat dini hari nanti di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, pada pukul 02.46 WIB sampai 05.21 WIB.
Tetapi, Thomas memaparkan, hujan meteor Quadrantid dapat dilihat hampir di seluruh dunia, kecuali sebagian belahan selatan Bumi. Di wilayah lain, meteor ini dapat dilihat sekitar pukul 03.00 waktu setempat hingga menjelang terbitnya Matahari.
Hujan meteor merupakan fenomena rutin setiap tahunnya, dengan waktu yang hampir tetap. Artinya, Quadrantid kemungkinan besar akan kembali terjadi di Desember 2020 sampai Januari 2021.
Selain Quadrantid, masih ada hujan meteor lainnya yang akan menyapa Bumi di tahun ini. "Hujan meteor berikutnya adalah Lyrids di bulan April dan Eta Aquarids di bulan Mei," tandas Thomas.
Biasanya, peristiwa terbakarnya meteoroid akibat gesekan tersebut berlangsung pada ketinggian 70-100 kilometer dari permukaan Bumi.
Sejak 12 Desember 2019 sampai 12 Januari 2020, fenomena ini kembali terjadi. Itu merupakan periode saat Bumi melintasi debu-debu sisa komet, yang menyebabkan hujan meteor Quadrantid.
"Hujan meteor dinamai sesuai rasi ketampakannya. Hujan meteor Quadrantid titik pancarnya di Quadran, dekat (rasi) Bootes," jelas Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat dihubungin Sindonews, Jumat (3/1/2020).
Puncak Quadrantid akan berlangsung pada 3 - 4 Januari 2020. Di saat ini, puluhan meteor setiap jamnya akan melintasi langit Bumi. "Di luar puncak, jumlahnya hanya beberapa meteor per jam," imbuh Thomas.
Dalam situs resmi LAPAN, disebutkan bahwa Quadrantid bisa dilihat dini hari nanti di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, pada pukul 02.46 WIB sampai 05.21 WIB.
Tetapi, Thomas memaparkan, hujan meteor Quadrantid dapat dilihat hampir di seluruh dunia, kecuali sebagian belahan selatan Bumi. Di wilayah lain, meteor ini dapat dilihat sekitar pukul 03.00 waktu setempat hingga menjelang terbitnya Matahari.
Hujan meteor merupakan fenomena rutin setiap tahunnya, dengan waktu yang hampir tetap. Artinya, Quadrantid kemungkinan besar akan kembali terjadi di Desember 2020 sampai Januari 2021.
Selain Quadrantid, masih ada hujan meteor lainnya yang akan menyapa Bumi di tahun ini. "Hujan meteor berikutnya adalah Lyrids di bulan April dan Eta Aquarids di bulan Mei," tandas Thomas.
(wbs)