Penjelasan Ahli Soal Suara Mengerikan dari Dalam Laut

Rabu, 08 Januari 2020 - 17:40 WIB
Penjelasan Ahli Soal...
Penjelasan Ahli Soal Suara Mengerikan dari Dalam Laut
A A A
NEW YORK - Sebelum Fenomena-fenomena alam langka yang terjadi di awal tahun 2020 mulai dari Malaikat halangi matahar atau momok Brocken, dan matahari terbit berbentuk 'tanduk setan merah' alam terlebih dahulu juga memberikan tanda-tanda.

Sebelumnya Video berisi suara ikan paus yang terdengar di pantai beredar di media sosial. Video ini diunggah oleh akun facebook Marsitha Lindha pada 24 Desember 2019. Dalam video berdurasi 3 menit 15 detik itu tampak seseorang tengah merekam suasana di sebuah pantai.

Video tersebut lantas viral dan banyak disebarkan warganet. Selain itu, akun facebook Marsitha Lindha juga menambahkan sebuah narasi dalam video yang diunggahnya tersebut. Baca Juga: ACA JUGA: Penampakan 'Tanduk Iblis Raksasa' Muncul dari Permukaan Laut Teluk Persia

Meskipun gempa Bumi menyebabkan Bumi mengeluarkan getaran dalam waktu yang lama, dengung misterius ini tetap muncul bahkan jika tidak ada aktivitas seismik yang signifikan. Sinyal frekuensi rendah pada dasarnya merupakan osilasi permanen Bumi, yang hanya dapat direkam dengan instrumen sensitif.

Seperti dilansir dari International Business Times. Sumber sinyal getaran konstan berfrekuensi rendah belum dapat diketahui. Dengan mengukur sinyal di dasar laut, ilmuwan akhirnya bisa mencari tahu penyebab dengungan tersebut.

Percobaan pertama untuk mendeteksi dengung Bumi yaitu pada 1959. Namun, Ilmuwan berhasil mengkonfirmasi keberadaannya pada 1998. Tidak seperti penelitian sekarang, pengamatan sebelumnya dilakukan dengan seismometer di darat.

Penelitian baru tersebut penting karena salah satu teori lama menjelaskan bahwa fenomena ini melibatkan debaran ombak yang konstan di dasar lautan. Sebelumnya, para ilmuwan juga menyatakan bahwa gelombang laut yang kuat bisa mengguncang Bumi saat melintasi kontinental bawah laut.

Karena ini adalah pertama kalinya dengung Bumi telah terekam jauh di bawah laut, teori ini dapat ditelusuri lebih lanjut oleh para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan dari observasi bawah laut.

Bumi mengandung 70% air, oleh karena itu mengukur dengung di bawah laut dapat memberi para ilmuwan kemampuan untuk menganalisis fenomena tersebut dengan sejumlah data global yang luas.

Baca juga: Ternyata Telinga Kanan Mampu Mendengar Lebih Baik saat Anda Banyak Berpikir

Untuk menangkap dengungan itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Martha Deen, ahli geofisika di Paris Institute of Earth Physics, menghabiskan 11 bulan untuk mengumpulkan data dari 57 stasiun seismometer yang jauh di bawah laut Samudera Hindia, sebelah timur Madagaskar. Setelah mengeliminasi semua sinyal ambien di laut, para ilmuwan membandingkan data yang tersisa dengan observasi dengung yang dibuat oleh stasiun terestrial, untuk menemukan kecocokan.

Para peneliti menemukan bahwa dengung Bumi hampir 10.000 kali di bawah ambang pendengaran manusia - yang dimulai pada 20 hertz. Mereka juga percaya bahwa temuan penelitian ini dapat membantu memetakan interior bumi.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0917 seconds (0.1#10.140)