Supermoon Pertama di 2020 akan Terjadi Malam Ini
A
A
A
JAKARTA - Supermoon akan kembali menyambangi Bumi malam ini. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), ini merupakan supermoon pertama yang terjadi di tahun 2020.
Fenomena saat bulan berada di posisi terdekat dengan Bumi ini, akan menampilkan kondisi Bulan yang lebih besar dari biasanya. Corona.Baca JUGA: Virus Corona Dibuat dari 2.000 Spesies Kelelawar Selama 8 Tahun
Dalam akun resminya di sosial media, Lapan menginformasikan bahwa pada 9 Februari ini, Bulan berjarak 362.479 kilometer dari Bumi.
"Supermoon akan terjadi sebanyak 4 kali di tahun 2020," tulis Lapan, dikutip dari akun Instagramnya, Minggu (9/2/2020).
Kendati demikian, Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan, mengatakan, Supermoon tidak dikenal dalam dunia astronomi. Sebab, ada yang menyebutkan bahwa ini adalah fenomena purnama terdekat. BACA JUGA: Patenkan Remdesivir, Ahli Sebut Virus Corona Sengaja Diciptakan
Istilah supermoon, lanjut dia, sebagai daya tarik bagi publik. Secara kasat mata, tidak jauh berbeda dengan bulan purnama biasa. Hanya jika dilihat dengan kamera tertentu, baru dapat diamati ukurannya lebih besar.
"9 Februari ini ada yang bilang supermoon. Tahun ini akan terjadi lagi di bulan Maret, April, dan Mei," tutur Thomas, saat dihubungi Sindonews, Minggu (9/2/2020). BACA JUGA: Organisasi Riset Ini Dicurigai Membuat Virus Corona di China Sejak 2013
Di sisi lain, Thomas menjelaskan, fenomena ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan kepada Bumi, hanya seperti ketika terjadi purnama atau bulan baru biasa.
"Hanya efek pasang surut air laut. Ketika pasang air laut lebih tinggi, seperti saat purnama," tandas Thomas.
Fenomena saat bulan berada di posisi terdekat dengan Bumi ini, akan menampilkan kondisi Bulan yang lebih besar dari biasanya. Corona.Baca JUGA: Virus Corona Dibuat dari 2.000 Spesies Kelelawar Selama 8 Tahun
Dalam akun resminya di sosial media, Lapan menginformasikan bahwa pada 9 Februari ini, Bulan berjarak 362.479 kilometer dari Bumi.
"Supermoon akan terjadi sebanyak 4 kali di tahun 2020," tulis Lapan, dikutip dari akun Instagramnya, Minggu (9/2/2020).
Kendati demikian, Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan, mengatakan, Supermoon tidak dikenal dalam dunia astronomi. Sebab, ada yang menyebutkan bahwa ini adalah fenomena purnama terdekat. BACA JUGA: Patenkan Remdesivir, Ahli Sebut Virus Corona Sengaja Diciptakan
Istilah supermoon, lanjut dia, sebagai daya tarik bagi publik. Secara kasat mata, tidak jauh berbeda dengan bulan purnama biasa. Hanya jika dilihat dengan kamera tertentu, baru dapat diamati ukurannya lebih besar.
"9 Februari ini ada yang bilang supermoon. Tahun ini akan terjadi lagi di bulan Maret, April, dan Mei," tutur Thomas, saat dihubungi Sindonews, Minggu (9/2/2020). BACA JUGA: Organisasi Riset Ini Dicurigai Membuat Virus Corona di China Sejak 2013
Di sisi lain, Thomas menjelaskan, fenomena ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan kepada Bumi, hanya seperti ketika terjadi purnama atau bulan baru biasa.
"Hanya efek pasang surut air laut. Ketika pasang air laut lebih tinggi, seperti saat purnama," tandas Thomas.
(wbs)