Planet Layak Huni Selain Mars dan Bumi Terus Diteliti
A
A
A
NEW YORK - Ternyata tidak hanya Mars yang menjadi opsi planet untuk dihuni oleh manusia. Para peneliti berhasil menemukan planet baru, jika suatu saat nanti seiring rentanya Bumi, tidak lagi dapat ditinggali.
Melansir dari Science Daily, Selasa (3/3/2020), berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Unversitas Cambridge, planet baru yang dinamai K2-18b ini diprediksi memiliki air dan lokasinya berada di dalam struktur Tata Surya.
K2-18b mengorbit sebuah bintang yang bernama K2-18. Jarak K2-18b sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk memastikan planet ini benar-benar layak huni.
Menurut para peneliti, planet ini memiliki hidrogen yang terdapat di sekitar lapisan air. Sementara kadar hidrogen yang bisa dihuni oleh manusia hanya sekitar 6%. Peneliti memprediksi kadar hidrogen di sana tidak begitu berbeda dengan Bumi.
Untuk kandungan kimia lainnya yang ada di K2-18b, para peneliti menemukan jumlah yang relatif rendah di atmosfernya. Tetapi peneliti perlu melakukan penelitian lain untuk melihat unsur lain yang terdapat di sana.
Meski sudah terindikasi layak huni, saat ini penelitian lanjutan terus dilakukan menggunakan James Webb Space Telescope, untuk benar-benar memastikan kelayakannya.
Melansir dari Science Daily, Selasa (3/3/2020), berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Unversitas Cambridge, planet baru yang dinamai K2-18b ini diprediksi memiliki air dan lokasinya berada di dalam struktur Tata Surya.
K2-18b mengorbit sebuah bintang yang bernama K2-18. Jarak K2-18b sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk memastikan planet ini benar-benar layak huni.
Menurut para peneliti, planet ini memiliki hidrogen yang terdapat di sekitar lapisan air. Sementara kadar hidrogen yang bisa dihuni oleh manusia hanya sekitar 6%. Peneliti memprediksi kadar hidrogen di sana tidak begitu berbeda dengan Bumi.
Untuk kandungan kimia lainnya yang ada di K2-18b, para peneliti menemukan jumlah yang relatif rendah di atmosfernya. Tetapi peneliti perlu melakukan penelitian lain untuk melihat unsur lain yang terdapat di sana.
Meski sudah terindikasi layak huni, saat ini penelitian lanjutan terus dilakukan menggunakan James Webb Space Telescope, untuk benar-benar memastikan kelayakannya.
(wbs)