Penambangan Astroid, Bisa Picu Perang Antar Planet
A
A
A
NEW YORK - Penambangan asteroid yang dipimpin NASA disebut bisa memicu perang luar angkasa untuk menjajah planet-planet lain.
Para ahli percaya asteroid dapat ditambang sebagai awal dari proses untuk menjajah planet-planet baru yang cocok untuk kehidupan manusia dengan sejumlah investor dikatakan tertarik
Seperti dilansir dari Daily, Sampai saat ini, teknologinya belum cukup maju untuk melakukan pekerjaan seperti itu di luar angkasa, tetapi para ilmuwan percaya bahwa itu mungkin suatu hari berkat pengembangan pesawat ruang angkasa yang lebih maju serta bahan bakar dan teknologi terkait termasuk komunikasi, penginderaan jauh , mendekati dan operasi permukaan, pengumpulan dan pengujian sampel.
Sejauh ini Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan ada sekitar 12 ribu asteroid yang berhasil dideteksi, di mana itu jaraknya sekitar 45 juta kilometer dari Bumi.
Menurut Fisikawan Michio Kaku, beralihnya ke penambangan asteroid adalah sebagai pemecah krisis kekurangan sumber daya yang dihadapi di planet ini.
"Asteroid adalah tambang emas terbang di luar angkasa," sebutnya.
Para geologi percaya bahwa di asteroid itu terkandung berbagai macam sumber daya alam, seperti bijih besi, nikel, sampai logam mulia yang konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang ada ditemukan di Bumi.
Bahkan, untuk satu asteroid dengan lebar 3.000 kaki diperkirakan menghasilkan pundi-pundi sebesar USD 5,4 triliun. Hal itu, yang membuat Goldman Sachs terus mengikuti perkembangan terkini tentang industri antariksa.
Bank yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat ini mengamati terus perkembangan penambangan, terutama yang berkaitan dengan pembuatan wahana antariksa yang ongkosnya lebih murah.
Namun, rupanya langkah Goldman Sachs masih kalah cepat dengan Luksemburg, sebuah negara kecil yang berada di Benua Eropa ini. Luksemburg mengembangkan inisiatif untuk menambang sumber daya di luar angkasa pada 2016.
Luksemburg akan menggelontorkan USD 223 juta kepada perusahaan yang bekerja untuk menambang di luar angkasa.
"Tujuan kami adalah untuk menempatkan kerangka keseluruhan eksplorasi dan penggunaan sumber daya komersial dari benda langit, seperti asteroid atau dari Bulan," ungkap Etienne Schneider, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi Luksemburg.
Para ahli percaya asteroid dapat ditambang sebagai awal dari proses untuk menjajah planet-planet baru yang cocok untuk kehidupan manusia dengan sejumlah investor dikatakan tertarik
Seperti dilansir dari Daily, Sampai saat ini, teknologinya belum cukup maju untuk melakukan pekerjaan seperti itu di luar angkasa, tetapi para ilmuwan percaya bahwa itu mungkin suatu hari berkat pengembangan pesawat ruang angkasa yang lebih maju serta bahan bakar dan teknologi terkait termasuk komunikasi, penginderaan jauh , mendekati dan operasi permukaan, pengumpulan dan pengujian sampel.
Sejauh ini Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan ada sekitar 12 ribu asteroid yang berhasil dideteksi, di mana itu jaraknya sekitar 45 juta kilometer dari Bumi.
Menurut Fisikawan Michio Kaku, beralihnya ke penambangan asteroid adalah sebagai pemecah krisis kekurangan sumber daya yang dihadapi di planet ini.
"Asteroid adalah tambang emas terbang di luar angkasa," sebutnya.
Para geologi percaya bahwa di asteroid itu terkandung berbagai macam sumber daya alam, seperti bijih besi, nikel, sampai logam mulia yang konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang ada ditemukan di Bumi.
Bahkan, untuk satu asteroid dengan lebar 3.000 kaki diperkirakan menghasilkan pundi-pundi sebesar USD 5,4 triliun. Hal itu, yang membuat Goldman Sachs terus mengikuti perkembangan terkini tentang industri antariksa.
Bank yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat ini mengamati terus perkembangan penambangan, terutama yang berkaitan dengan pembuatan wahana antariksa yang ongkosnya lebih murah.
Namun, rupanya langkah Goldman Sachs masih kalah cepat dengan Luksemburg, sebuah negara kecil yang berada di Benua Eropa ini. Luksemburg mengembangkan inisiatif untuk menambang sumber daya di luar angkasa pada 2016.
Luksemburg akan menggelontorkan USD 223 juta kepada perusahaan yang bekerja untuk menambang di luar angkasa.
"Tujuan kami adalah untuk menempatkan kerangka keseluruhan eksplorasi dan penggunaan sumber daya komersial dari benda langit, seperti asteroid atau dari Bulan," ungkap Etienne Schneider, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi Luksemburg.
(wbs)