Ini Alasan Gurita Betina Menghancurkan Dirinya Setelah Bertelur
Selasa, 18 April 2023 - 17:55 WIB
WASHINGTON - Induk gurita memiliki perilaku aneh, di antaranya berhenti makan ketika telurnya hampir menetas. Bahkan beberapa gurita betina menghancurkan dirinya sendiri dengan membenturkan diri ke batu atau memakan lengannya.
Tidak ada yang tahu tujuan dari perilaku aneh gurita betina tersebut. Beberapa teori menyebutkan gurita betina melakukan itu untuk menarik pemangsa menjauh dari telurnya. Ada juga yang menyebutkan tubuh gurita betina yang mati akan melepaskan nutrisi ke dalam air yang memelihara telur.
Asisten Profesor Psikologi dan Biologi University of Washington, Z. Yan Wang mengatakan, kemungkinan besar kematian induk gurita untuk melindungi bayi dari generasi yang lebih tua. Sebab, gurita adalah hewan kanibal, dan jika gurita yang lebih tua bertahan akan memakan semua anak guritanya.
Para peneliti juga berhasil mengungkap alasan gurita betina melakukan perilaku aneh setelah bertelur. Diketahui, gurita betina setelah bertelur mengalami perubahan biokimiawi akibat meningkatnya hormon steroid.
Peningkatan hormon steroid ini memicu perilaku aneh gurita betina untuk menghancurkan dirinya sendiri. Para peneliti menemukan tiga perubahan kimia terpisah yang terjadi sekitar waktu induk gurita bertelur.
Pertama adalah peningkatan pregnenolon dan progesteron, dua hormon yang terkait dengan reproduksi pada sejumlah makhluk. Pergeseran kedua lebih mengejutkan. Induk gurita mulai menghasilkan tingkat kolesterol yang lebih tinggi yang disebut 7-dehydrocholesterol, atau 7-DHC.
Akhirnya, kelenjar optik juga mulai memproduksi lebih banyak komponen asam empedu, yaitu asam yang dibuat oleh hati pada manusia dan hewan lainnya. Gurita tidak memiliki jenis asam empedu yang sama dengan mamalia, tetapi gurita tampaknya membuat blok bangunan untuk asam empedu tersebut.
Komponen asam empedu ini, kata Wang, adalah rangkaian asam serupa telah terbukti mengendalikan masa hidup dan umur seluruh spesies invertebrata. “Ini menunjukkan bahwa itu adalah kelas baru molekul pemberi sinyal dalam gurita,” kata Wang dikutip dari laman Live Science, Selasa (18/4/2023).
Namun, Wang mengungkapkan, perilaku aneh tersebut tidak terjadi pada spesies gurita belang Pasifik yang dapat kawin berkali-kali dan mengerami banyak telur. Mereka tidak merusak diri sendiri saat telur bersiap menetas dan bersikap wajar sampai semua telur menetas.
Tidak ada yang tahu tujuan dari perilaku aneh gurita betina tersebut. Beberapa teori menyebutkan gurita betina melakukan itu untuk menarik pemangsa menjauh dari telurnya. Ada juga yang menyebutkan tubuh gurita betina yang mati akan melepaskan nutrisi ke dalam air yang memelihara telur.
Asisten Profesor Psikologi dan Biologi University of Washington, Z. Yan Wang mengatakan, kemungkinan besar kematian induk gurita untuk melindungi bayi dari generasi yang lebih tua. Sebab, gurita adalah hewan kanibal, dan jika gurita yang lebih tua bertahan akan memakan semua anak guritanya.
Para peneliti juga berhasil mengungkap alasan gurita betina melakukan perilaku aneh setelah bertelur. Diketahui, gurita betina setelah bertelur mengalami perubahan biokimiawi akibat meningkatnya hormon steroid.
Peningkatan hormon steroid ini memicu perilaku aneh gurita betina untuk menghancurkan dirinya sendiri. Para peneliti menemukan tiga perubahan kimia terpisah yang terjadi sekitar waktu induk gurita bertelur.
Pertama adalah peningkatan pregnenolon dan progesteron, dua hormon yang terkait dengan reproduksi pada sejumlah makhluk. Pergeseran kedua lebih mengejutkan. Induk gurita mulai menghasilkan tingkat kolesterol yang lebih tinggi yang disebut 7-dehydrocholesterol, atau 7-DHC.
Akhirnya, kelenjar optik juga mulai memproduksi lebih banyak komponen asam empedu, yaitu asam yang dibuat oleh hati pada manusia dan hewan lainnya. Gurita tidak memiliki jenis asam empedu yang sama dengan mamalia, tetapi gurita tampaknya membuat blok bangunan untuk asam empedu tersebut.
Komponen asam empedu ini, kata Wang, adalah rangkaian asam serupa telah terbukti mengendalikan masa hidup dan umur seluruh spesies invertebrata. “Ini menunjukkan bahwa itu adalah kelas baru molekul pemberi sinyal dalam gurita,” kata Wang dikutip dari laman Live Science, Selasa (18/4/2023).
Namun, Wang mengungkapkan, perilaku aneh tersebut tidak terjadi pada spesies gurita belang Pasifik yang dapat kawin berkali-kali dan mengerami banyak telur. Mereka tidak merusak diri sendiri saat telur bersiap menetas dan bersikap wajar sampai semua telur menetas.
(wib)
tulis komentar anda