Indonesia dan Turki Jajaki Kerja Sama Pengembangan Vaksin Covid-19

Rabu, 29 Juli 2020 - 13:01 WIB
Ilustrasi vaksi corona. FOTO/ IST
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank, secara daring dalam rangka melakukan penjajakan kerja sama potensial.

Pertemuan itu merencanakan kolaborasi riset dan pengembangan vaksin Covid-19, baik melalui skema mandiri berdasarkan litbangjirap dan skema uji klinis dari vaksin Covid-19.( Baca juga:Cadas, Bahlil Tekankan Tak Boleh Ada PHK di Industri Padat Karya )

“Pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Turki, khususnya dalam bidang penguasaan riset,” ungkap Bambang.



Jauh sebelum penularan virus Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global, pada Desember 2019, Turki mengaku telah mengembangkan sebuah platform khusus di bawah koordinasi Kementerian Industri dan Teknologi Turki, melalui TUBITAK Genetic and Biotechnology Institute.

Direktur TUBITAK, Prof. Dr. Hasan Mandal, menginformasikan dalam paparannya, saat ini Turki telah melakukan riset dan pengembangan delapan model vaksin dan 10 obat.

Dua di antara vaksin telah selesai melalui proses percobaan pada hewan. Kedua vaksin itu sedang menunggu izin dari Kementerian Kesehatan Turki, untuk dapat memasuki tahapan clinical testing.

“Turki saat ini berada dalam urutan ketiga, setelah China dan Amerika Serikat, sebagai negara dengan total kandidat vaksin tertinggi di dunia, berdasarkan data publikasi WHO per 24 Juli 2020,” jelas Menteri Mustafa Varank.

Sementara Indonesia, saat ini akan segera memasuki tahapan clinical testing, melalui kolaborasi dengan Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman dan PT Bio Farma, dengan produk Sinovac dan Sinopharm.

“Ada potensi yang besar untuk melakukan kolaborasi antara Indonesia dan Turki dalam pengembangan vaksin Covid-19, dengan menggandeng LBM Eijkman, PT Bio Farma, dan TUBITAK kedepannya, khususnya terhadap kandidat vaksin yang potensial untuk dilakukan clinical testing,” tutur Bambang.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More