Lenyap 115 Juta Tahun Lalu, Benua Argoland Ditemukan Bersembunyi di Bawah Asia Tenggara
Rabu, 08 November 2023 - 16:49 WIB
Karena Argoland bukanlah sebuah massa padat, melainkan serangkaian mikrokontinen yang dipisahkan oleh dasar laut, Advokaat dan rekannya dari Universitas Utrecht, ahli geologi Douwe van Hinsbergen, menciptakan istilah baru untuk mendefinisikan Argoland dengan lebih tepat, sebuah Argopelago.
Temuan mereka dipublikasikan pada 19 Oktober di jurnal peer-review Gondwana Research. Penelitian ini juga dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami garis aneh Wallace, garis imajiner yang melintasi bagian tengah Indonesia dan memisahkan mamalia, burung, dan bahkan spesies manusia purba di kepulauan Asia Tenggara.
Penghalang ini membingungkan para ilmuwan karena betapa mencoloknya penghalang tersebut memisahkan satwa liar di pulau tersebut. Di sebelah barat garis tersebut terdapat mamalia berplasenta seperti kera, harimau, dan gajah, yang juga ditemukan di Asia Tenggara.
Namun spesies ini hampir tidak ada sama sekali di wilayah timur, tempat ditemukan spsies marsupial dan kakatua, hewan yang biasanya diasosiasikan dengan Australia. Hal ini mungkin disebabkan benua Argoland yang membawa satwa liarnya keluar dari Australia di masa depan sebelum menyebar ke Asia Tenggara.
“Rekonstruksi tersebut sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati dan iklim, atau untuk menemukan bahan mentah,” kata van Hinsbergen.
Temuan mereka dipublikasikan pada 19 Oktober di jurnal peer-review Gondwana Research. Penelitian ini juga dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami garis aneh Wallace, garis imajiner yang melintasi bagian tengah Indonesia dan memisahkan mamalia, burung, dan bahkan spesies manusia purba di kepulauan Asia Tenggara.
Penghalang ini membingungkan para ilmuwan karena betapa mencoloknya penghalang tersebut memisahkan satwa liar di pulau tersebut. Di sebelah barat garis tersebut terdapat mamalia berplasenta seperti kera, harimau, dan gajah, yang juga ditemukan di Asia Tenggara.
Namun spesies ini hampir tidak ada sama sekali di wilayah timur, tempat ditemukan spsies marsupial dan kakatua, hewan yang biasanya diasosiasikan dengan Australia. Hal ini mungkin disebabkan benua Argoland yang membawa satwa liarnya keluar dari Australia di masa depan sebelum menyebar ke Asia Tenggara.
“Rekonstruksi tersebut sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati dan iklim, atau untuk menemukan bahan mentah,” kata van Hinsbergen.
(wib)
tulis komentar anda