10 Fakta Mengejutkan tentang Listrik, Terlibat dalam Pembentukan Berlian

Minggu, 28 Januari 2024 - 21:00 WIB
Getaran ini sekitar dua kali lipat frekuensi perubahan arusnya, kata Gary Woods, seorang profesor di jurusan teknik listrik dan komputer di Rice University di Texas. Jadi di AS, listrik berdengung pada 120 hertz, atau antara B dan B-flat dua oktaf di bawah middle C. Di Eropa, listrik berdengung pada 100 hertz, atau antara A-flat dan G dua oktaf di bawah middle C.

7. Konsumsi listrik terus tumbuh



Dunia menggunakan banyak energi listrik. Pada 2019, konsumsi listrik global mencapai 22.848 terawatt-jam. Untuk memberikan gambaran, satu terawatt setara dengan satu triliun watt.

Industri mengonsumsi sekitar 41% dari total itu, menurut Badan Energi Internasional (IEA), diikuti oleh penggunaan rumah tangga sekitar 27% dan penggunaan komersial dan pelayanan publik sekitar 21%. Sisanya digunakan untuk transportasi, termasuk kendaraan listrik, dan penggunaan lainnya.

Konsumsi listrik tumbuh secara stabil sejak 1970an; penggunaan pada 2019 lebih besar 1,8% daripada 2018. China menjadi konsumen listrik terbesar di dunia, diikuti oleh AS dan kemudian India.



8. Kawanan Lebah penghasil listrik



Sekawanan lebah mungkin memiliki efek mengejutkan, dan bukan hanya karena sengat mereka. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal iScience pada Oktober 2022, kawanan lebah dapat menghasilkan medan listrik yang mirip dengan yang dihasilkan oleh badai petir.

Lebah terus-menerus menggosokkan tubuh mereka ke permukaan tanaman dan udara, sayap kecil mereka berdetak ratusan kali per detik. Akibatnya, mereka dapat dengan mudah menghasilkan listrik statis. Para ilmuwan mengira bahwa gaya statis ini berskala kecil, sampai mereka mengukur muatan listrik di dekat sarang lebah saat kawanan lebah lepas landas.

Mereka menemukan lebah dapat membuat gradien potensial listrik sebesar 100 volt per meter, dan kadang-kadang hingga 1.000 volt per meter - delapan kali lebih besar dari jenis gradien yang ditemukan dalam awan badai tipikal. Gradien yang diciptakan secara biologis ini mungkin memengaruhi pergerakan debu atmosfer dan polutan halus lainnya, demikian laporan para peneliti.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More