Terbukti secara Ilmiah, Menulis dengan Tangan Lebih Dahsyat ketimbang Mengetik
Rabu, 31 Januari 2024 - 11:00 WIB
JAKARTA - Menulis dengan tangan terbukti meningkatkan daya ingat otak. Kesimpulan ini didapatkan dari penelitian di Norwegian University of Science and Technology yang dipublikasikan pada jurnal Frontiers in Psychology.
Penelitian ini merekam aktivitas otak 36 mahasiswa. Pada awal eksperimen, para mahasiswa diminta untuk menulis kata-kata dalam bentuk tulisan tangan menggunakan pena digital di layar sentuh atau mengetik kata yang sama menggunakan keyboard. Ketika kata seperti "hutan" atau "kelinci" muncul di layar di depan mereka, mereka memiliki 25 detik untuk menulis atau mengetikkannya berulang-ulang.
Sementara itu, topi dengan sensor di kepala mereka mengukur gelombang otak. Sebanyak 256 elektroda melekat pada kulit kepala dan merekam sinyal listrik otak mahasiswa, termasuk sel-sel otak aktif dan bagian otak yang berkomunikasi satu sama lain.
"Temuan utama kami adalah bahwa menulis tangan mengaktifkan hampir seluruh otak dibandingkan dengan mengetik hampir tidak mengaktifkan otak sebagai sebuah keseluruhan. Otak tidak terlalu menantang ketika menekan tombol pada keyboard dibandingkan dengan ketika membentuk huruf-huruf itu dengan tangan," kata Audrey van der Meer, salah satu penulis studi ini dan profesor neuropsikologi di NTNU dilansir dari NBC News, Rabu (31/1/2024).
Secara khusus, penelitian ini menemukan bahwa menulis dengan tangan memerlukan komunikasi antara korteks visual, sensori, dan motor otak. Orang yang menulis dengan pena digital harus memvisualisasikan huruf, kemudian menggunakan keterampilan motorik halus mereka untuk mengontrol gerakan saat menulis. "Ketika Anda harus membentuk huruf dengan tangan, 'A' akan terlihat benar-benar berbeda dengan 'B' dan memerlukan pola gerakan yang benar-benar berbeda," kata van der Meer.
Sebaliknya, saat mengetik, tombol-tombol terlihat hampir sama, terlepas dari hurufnya. Akibatnya, penelitian ini menemukan bahwa mengetik memerlukan lebih sedikit aktivitas otak di korteks visual dan motor. "Karena hanya sebagian kecil otak yang aktif selama mengetik, tidak perlu bagi otak untuk berkomunikasi antar berbagai area," kata van der Meer.
Penelitian sebelumnya van der Meer pada anak-anak dan orang dewasa muda juga menemukan bahwa otak orang lebih aktif saat menulis dengan tangan daripada saat mengetik. Studi dari Indiana University pada 2017 juga menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat menghubungkan keterampilan visual dan motorik, yang mungkin membantu anak-anak lebih baik mengenali huruf.
Penelitian ini merekam aktivitas otak 36 mahasiswa. Pada awal eksperimen, para mahasiswa diminta untuk menulis kata-kata dalam bentuk tulisan tangan menggunakan pena digital di layar sentuh atau mengetik kata yang sama menggunakan keyboard. Ketika kata seperti "hutan" atau "kelinci" muncul di layar di depan mereka, mereka memiliki 25 detik untuk menulis atau mengetikkannya berulang-ulang.
Sementara itu, topi dengan sensor di kepala mereka mengukur gelombang otak. Sebanyak 256 elektroda melekat pada kulit kepala dan merekam sinyal listrik otak mahasiswa, termasuk sel-sel otak aktif dan bagian otak yang berkomunikasi satu sama lain.
"Temuan utama kami adalah bahwa menulis tangan mengaktifkan hampir seluruh otak dibandingkan dengan mengetik hampir tidak mengaktifkan otak sebagai sebuah keseluruhan. Otak tidak terlalu menantang ketika menekan tombol pada keyboard dibandingkan dengan ketika membentuk huruf-huruf itu dengan tangan," kata Audrey van der Meer, salah satu penulis studi ini dan profesor neuropsikologi di NTNU dilansir dari NBC News, Rabu (31/1/2024).
Secara khusus, penelitian ini menemukan bahwa menulis dengan tangan memerlukan komunikasi antara korteks visual, sensori, dan motor otak. Orang yang menulis dengan pena digital harus memvisualisasikan huruf, kemudian menggunakan keterampilan motorik halus mereka untuk mengontrol gerakan saat menulis. "Ketika Anda harus membentuk huruf dengan tangan, 'A' akan terlihat benar-benar berbeda dengan 'B' dan memerlukan pola gerakan yang benar-benar berbeda," kata van der Meer.
Sebaliknya, saat mengetik, tombol-tombol terlihat hampir sama, terlepas dari hurufnya. Akibatnya, penelitian ini menemukan bahwa mengetik memerlukan lebih sedikit aktivitas otak di korteks visual dan motor. "Karena hanya sebagian kecil otak yang aktif selama mengetik, tidak perlu bagi otak untuk berkomunikasi antar berbagai area," kata van der Meer.
Penelitian sebelumnya van der Meer pada anak-anak dan orang dewasa muda juga menemukan bahwa otak orang lebih aktif saat menulis dengan tangan daripada saat mengetik. Studi dari Indiana University pada 2017 juga menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat menghubungkan keterampilan visual dan motorik, yang mungkin membantu anak-anak lebih baik mengenali huruf.
tulis komentar anda