Publikasi Ilmiah Gunung Padang sebagai Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Kenapa?

Jum'at, 22 Maret 2024 - 15:53 WIB
Gunung Padang di Cianjur diklaim sebagai piramida tertua di dunia. (Foto: Disparbud)
JAKARTA - Publikasi ilmiah yang menyatakan Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, sebagai piramida tertua di dunia telah dicabut Archaeological Prospection. Jurnal online tersebut menyatakan klaim tersebut merupakan kekeliruan besar.

Diketahui, sebelumnya publikasi ilmiah tentang Gunung Padang berhasil menarik banyak perhatian karena klaimnya yang menyatakan situs Gunung Padang yang berada di Indonesia adalah piramida tertua di dunia yang dibangun oleh manusia purba.

Menurut publikasi itu, Gunung Padang yang diterjemahkan menjadi “Gunung Pencerahan” tidak terbentuk secara alami sebagai gunung melainkan dipahat dengan cermat oleh manusia purba menjadi piramida antara 25.000 dan 14.000 tahun lalu.



Klaim ini, jika memang benar, maka usianya akan jauh lebih tua dari piramida tertua di dunia. Dan tim menulis hal ini menunjukkan bahwa praktik konstruksi yang canggih sudah ada ketika pertanian, mungkin, belum ditemukan, melansir IFL Sciene, Jumat (22/3/2024).



Hal lain yang menjadi sorotan adalah klaim adanya rongga atau ruangan tersembunyi di situs tersebut. Dan belakangan para arkeolog lain sama sekali tidak yakin akan publikasi itu karena di dalam publikasi tidak disertakan bukti yang kuat.

Terlebih lagi, Flint Dibble, seorang arkeolog di Universitas Cardiff, Inggris, mengatakan kepada Nature bahwa publikasi yang mengatakan Gunung Padang sebagai piramida tertua menggunakan data yang sah tetapi membuat kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan.

Misalnya, tim menggunakan penanggalan karbon, mengklaim bahwa penanggalan tanah organik dari struktur mengungkap beberapa tahap konstruksi sejak ribuan tahun SM, dengan fase awal berasal dari era Palaeolitik.

Menurut tim, sampel tanah dari sekitar bagian gundukan yang mereka anggap sebagai bagian tertua dari konstruksi tersebut berasal dari 27.000 tahun yang lalu. Meskipun hal ini mungkin benar, para arkeolog lebih lanjut menunjukkan kepada Nature bahwa sampel tanah ini tidak menunjukkan tanda-tanda seperti pecahan tulang atau arang yang mengindikasikan aktivitas manusia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More