Apa yang Terjadi dengan Bumi Jika Manusia Tiba-tiba Punah karena COVID-19?
Senin, 17 Agustus 2020 - 16:15 WIB
JAKARTA - Ketika lockdown akibat pandemik COVID-19 , SINDOnews mencatat banyak beredar video yang memperlihatkan hewan-hewan liar yang tiba-tiba saja berkeliaran ke permukiman warga, bahkan ke wilayah perkotaan. (Baca juga: Akui ‘Kalah Perang’, Sejuta Dokter-Perawat Usul Lockdown Baru Manila )
Pertanyaannya, kalau manusia punah, lalu bagaimana nasib Planet Bumi? Jauh di dalam hutan hujan Guatemala, terdapat salah satu sisa-sisa peradaban Maya yang paling terkenal, benteng berusia sekitar 2.000 tahun yang berubah menjadi reruntuhan yang disebut Tikal.
Weisman, penulis dan jurnalis, kepada Live Science mengatakan, ketika berjalan melalui hutan hujan yang sangat lebat di Guatemala, maka kita akan berjalan di atas bukit. "Dan para arkeolog menjelaskan kepada Anda bahwa apa yang sebenarnya Anda lewati adalah piramida dan kota yang belum digali," ungkap Weisman.
Dengan kata lain, kita tahu tentang situs seperti Tikal karena manusia telah berusaha keras untuk menggali dan memulihkan sisa-sisa kejayaannya. Sementara itu, reruntuhan lain yang tak terhitung jumlahnya tetap tersembunyi, tertutup di bawah hutan dan bumi. "Sungguh menakjubkan betapa cepatnya alam dapat mengubur kita," kata Weisman.
Pemandangan dari hutan hujan ini memungkinkan kita melihat sekilas seperti apa rupa planet kita, jika manusia berhenti begitu saja. Akhir-akhir ini, gagasan itu menjadi sangat relevan, karena pandemik COVID-19 global telah membuat orang tetap di dalam, dan mendorong hewan kembali ke lingkungan perkotaan kita yang lebih tenang.
Weisman sendiri telah menulis "The World Without Us" (Thomas Dunne Books, 2007), menghabiskan waktunya beberapa tahun untuk mewawancarai para ahli dan secara sistematis menyelidiki pertanyaan, "Apa yang akan terjadi pada planet kita - kota kita, industri kita, alam -jika manusia menghilang?"
Jenis Cakrawala yang Berbeda
Ada beberapa teori yang berkembang tentang apa yang dapat mendorong umat manusia menuju kepunahan. Namun membayangkan pemusnahan yang tiba-tiba dan total dari planet ini -mungkin oleh virus khusus manusia yang belum ditemukan, kata Weisman - adalah cara paling ampuh untuk mengeksplorasi apa yang bisa terjadi jika manusia meninggalkan Bumi.
Dalam penelitian Weisman sendiri, pertanyaan ini pertama-tama membawanya ke kota-kota, di mana beberapa perubahan paling dramatis dan langsung akan terungkap. Ini akibat kurangnya pemeliharaan manusia. Tanpa petugas yang menjalankan pompa yang mengalihkan curah hujan dan naiknya air tanah, kereta bawah tanah di kota-kota besar yang luas seperti London dan New York akan membanjiri dalam beberapa jam setelah manusia menghilang.
Pertanyaannya, kalau manusia punah, lalu bagaimana nasib Planet Bumi? Jauh di dalam hutan hujan Guatemala, terdapat salah satu sisa-sisa peradaban Maya yang paling terkenal, benteng berusia sekitar 2.000 tahun yang berubah menjadi reruntuhan yang disebut Tikal.
Weisman, penulis dan jurnalis, kepada Live Science mengatakan, ketika berjalan melalui hutan hujan yang sangat lebat di Guatemala, maka kita akan berjalan di atas bukit. "Dan para arkeolog menjelaskan kepada Anda bahwa apa yang sebenarnya Anda lewati adalah piramida dan kota yang belum digali," ungkap Weisman.
Dengan kata lain, kita tahu tentang situs seperti Tikal karena manusia telah berusaha keras untuk menggali dan memulihkan sisa-sisa kejayaannya. Sementara itu, reruntuhan lain yang tak terhitung jumlahnya tetap tersembunyi, tertutup di bawah hutan dan bumi. "Sungguh menakjubkan betapa cepatnya alam dapat mengubur kita," kata Weisman.
Pemandangan dari hutan hujan ini memungkinkan kita melihat sekilas seperti apa rupa planet kita, jika manusia berhenti begitu saja. Akhir-akhir ini, gagasan itu menjadi sangat relevan, karena pandemik COVID-19 global telah membuat orang tetap di dalam, dan mendorong hewan kembali ke lingkungan perkotaan kita yang lebih tenang.
Weisman sendiri telah menulis "The World Without Us" (Thomas Dunne Books, 2007), menghabiskan waktunya beberapa tahun untuk mewawancarai para ahli dan secara sistematis menyelidiki pertanyaan, "Apa yang akan terjadi pada planet kita - kota kita, industri kita, alam -jika manusia menghilang?"
Jenis Cakrawala yang Berbeda
Ada beberapa teori yang berkembang tentang apa yang dapat mendorong umat manusia menuju kepunahan. Namun membayangkan pemusnahan yang tiba-tiba dan total dari planet ini -mungkin oleh virus khusus manusia yang belum ditemukan, kata Weisman - adalah cara paling ampuh untuk mengeksplorasi apa yang bisa terjadi jika manusia meninggalkan Bumi.
Dalam penelitian Weisman sendiri, pertanyaan ini pertama-tama membawanya ke kota-kota, di mana beberapa perubahan paling dramatis dan langsung akan terungkap. Ini akibat kurangnya pemeliharaan manusia. Tanpa petugas yang menjalankan pompa yang mengalihkan curah hujan dan naiknya air tanah, kereta bawah tanah di kota-kota besar yang luas seperti London dan New York akan membanjiri dalam beberapa jam setelah manusia menghilang.
tulis komentar anda