Teknik Pertanian Embung, Siasat Jitu Hadapi Musim Kemarau Panjang
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 22:38 WIB
"Kami kontrak kerja sama dengan perusahaan benih, kemudian dengan PT Mitra Tani untuk produksi edamame tapi ini tidak setiap saat, setahun cuma 2 sampai 3 kali, konsumsi sayuran rutin dengan RS Bina Sehat, itu rutin ini sudah dua bulan, tiap hari harus kirim sesuai pesanan," ujarnya.
Teknik embung yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian milik SMKN 5 Jember selaras dengan komitmen Kementan memperkuat pembangunan infrastruktur pangan untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Penguatan tersebut dilakukan melalui pembangunan embung, irigasi, mekanisasi, dan penciptaan lahan pertanian baru melalui optimalisasi lahan rawa yang saat ini terus digencarkan.
"Pembuatan embung yang dilakukan di SMKN 5 adalah upaya nyata dalam usaha manajemen air sehingga air dapat lebih efisien dalam penggunaanya. Apalagi dikombinasikan dengan pemanfaatan embung dengan kolam ikan," ujar penyuluh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember Imam Mashudi kepada SINDOnews.
Dengan cara ini ada dua manfaat yang didapat sekaligus. Di satu sisi pemanfaatan dengan pembuatan petak-petak serta ditanami dengan aneka tanaman yang membutuhkan air yang beragam, maka sisa air dari petak-petak tersebut bisa juga dialirkan kembali ke embung yang tersedia sehingga akan lebih menghemat dan efisiensi air dapat dilakukan.
"Apa yang dilakukan oleh SMKN 5 sangat bagus, disamping menghemat air juga mengajarkan kepada para siswa untuk lebih menghargai air "sebagai sumber kehidupan"," katanya.
Kendati demikian, Imam mengingatkan saat ini debit air di saluran irigasi maupun di dalam tanah semakin berkurang, akibat dari tangkapan air oleh tanah dan tanaman di hulu sungai atau di hutan semakin kecil seiring dengan semakin berkurangnya pohon-pohon besar di hulu atau hutan. Harapannya, agar teknik itu bisa diterapkan di lahan mereka.
Imam menambahkan, pada tataran yang lebih luas yaitu di kelompok tani, pembuatan embung juga sudah dilakukan. Pembuatan embung di kelompok tani bisa dilakukan terhadap air buangan dari petak-petak sawah dan sudah tidak dimanfaatkan lagi, sehingga air irigasi tidak langsung mengalir ke laut, tapi bisa ditampung dalam embung yang dibuat oleh kelompok tani.
Alhasil air dapat dimanfaatkan kembali oleh petani. Kelompok tani juga bisa memanfaatkan avoor atau air buangan dari saluran irigasi. Namun, pembuatan embung ini masih belum bisa dilakukan secara massif di Jember.
Teknik embung yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian milik SMKN 5 Jember selaras dengan komitmen Kementan memperkuat pembangunan infrastruktur pangan untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Penguatan tersebut dilakukan melalui pembangunan embung, irigasi, mekanisasi, dan penciptaan lahan pertanian baru melalui optimalisasi lahan rawa yang saat ini terus digencarkan.
"Pembuatan embung yang dilakukan di SMKN 5 adalah upaya nyata dalam usaha manajemen air sehingga air dapat lebih efisien dalam penggunaanya. Apalagi dikombinasikan dengan pemanfaatan embung dengan kolam ikan," ujar penyuluh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember Imam Mashudi kepada SINDOnews.
Dengan cara ini ada dua manfaat yang didapat sekaligus. Di satu sisi pemanfaatan dengan pembuatan petak-petak serta ditanami dengan aneka tanaman yang membutuhkan air yang beragam, maka sisa air dari petak-petak tersebut bisa juga dialirkan kembali ke embung yang tersedia sehingga akan lebih menghemat dan efisiensi air dapat dilakukan.
"Apa yang dilakukan oleh SMKN 5 sangat bagus, disamping menghemat air juga mengajarkan kepada para siswa untuk lebih menghargai air "sebagai sumber kehidupan"," katanya.
Kendati demikian, Imam mengingatkan saat ini debit air di saluran irigasi maupun di dalam tanah semakin berkurang, akibat dari tangkapan air oleh tanah dan tanaman di hulu sungai atau di hutan semakin kecil seiring dengan semakin berkurangnya pohon-pohon besar di hulu atau hutan. Harapannya, agar teknik itu bisa diterapkan di lahan mereka.
Imam menambahkan, pada tataran yang lebih luas yaitu di kelompok tani, pembuatan embung juga sudah dilakukan. Pembuatan embung di kelompok tani bisa dilakukan terhadap air buangan dari petak-petak sawah dan sudah tidak dimanfaatkan lagi, sehingga air irigasi tidak langsung mengalir ke laut, tapi bisa ditampung dalam embung yang dibuat oleh kelompok tani.
Alhasil air dapat dimanfaatkan kembali oleh petani. Kelompok tani juga bisa memanfaatkan avoor atau air buangan dari saluran irigasi. Namun, pembuatan embung ini masih belum bisa dilakukan secara massif di Jember.
tulis komentar anda